Dewantara, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terdapat 3.051 ruang kelas dari 606 satuan pendidikan, rusak akibat gempa 7 skala richter di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Bali. Seribuan ruang kelas rusak berat, 671 ruang kelas rusak sedang, dan 834 ruang kelas rusak ringan.
Juru bicara BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, hal tersebut berdasar data yang tercatat hingga Sabtu (12/8).
Untuk menyelenggarakan sekolah darurat diperlukan 319 unit tenda, dimana 21 tenda sudah terpasang dan kekurangan tenda 298 unit tenda,” jelas Sutopo dalam rilis, Minggu (12/8).
Sutopo menambahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan pendataan, mendistribusikan bantuan, dan melakukan kampanye kembali ke sekolah. Di samping itu, kementerian juga telah memberikan bantuan sosial tanggap darurat untuk sekolah yang rusak dan menyusun rencana bantuan untuk memulihkan kerusakan dan belajar mengajar di NTB dan Bali.
“Total rencana bantuan dari Kemendikbud sebesar Rp229.248.159.000,” imbuhnya.
Sementara untuk korban meninggal tercatat 392 orang meninggal dunia akibat gempabumi 7 SR di wilayah NTB dan Bali. Sebaran korban meninggal dunia akibat gempa adalah di Kabupaten Lombok Utara 339 orang, Lombok Barat 30 orang, Kota Mataram 9 orang, Lombok Timur 10 orang, Lombok Tengah 2 orang dan Kota Lombok 2 orang.
“Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan roboh saat gempa.”
Korban luka-luka tercatat 1.353 orang, dimana 783 orang luka berat dan 570 orang luka ringan. Korban luka-luka paling banyak terdapat di Lombok Utara sebanyak 640 orang. Sementara itu pengungsi sebanyak 387.067 orang yang tersebar di ribuan titik pengungsian. Sebaran dari pengungsi adalah di Kabupaten Lombok 198.846 orang, Lombok Barat 91.372 orang, Kota Mataram 20.343 orang, dan Lombok Timur 76.506 orang.
Kerusakan fisik meliputi 67.875 unit rumah rusak, 606 sekolah rusak, 6 jembatan rusak, 3 rumah sakit rusak, 10 puskesmas rusak, 15 masjid rusak, 50 unit mushola rusak, dan 20 unit perkantoran rusak. Pendataan dan verifikasi masih dilakukan petugas.
Pendataan dan verifikasi rumah diprioritaskan agar terdata jumlah kerusakan rumah dengan nama pemilik dan alamat untuk selanjutnya di-SK-kan Bupati/Walikota dan diserahkan ke BNPB untuk selanjutnya korban menerima bantuan stimulus perbaikan rumah.
Hingga saat ini gempa susulan masih sering terjadi. Sudah 576 gempa susulan hingga 12/8/2018 pukul 15.00 WITA sejak gempa 7 SR mengguncang wilayah NTB dan sekitarnya. Intensitas gempa susulan kecil. Diperkirakan gempa susulan ini masih akan terjadi hingga 4 minggu ke depan.