Dewantara, Jakarta – Empat Menteri yakni Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy dan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin telah mengeluarkan pernyataan bersama tentang Pembatasan Penggunaan Gawai di Satuan Pendidikan.
Hal ini dilatarbelakangi oleh maraknya dengan penggunaan gawai pada anak tanpa pengawasan yang baik dari orang tua. Pengaruh, fungsi, gawai, tidak berjalan secara optimal dan malah dapat digunakan untuk perkembangan anak.
“Saya Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, mengimbau agar masyarakat khususnya orang tua dan anak-anak dan sekolah umum, sekolah umum dan madrasah, dapat menggunakan gawai atau hanya menggunakan gawai untuk menemukan mata pelajaran terntentu saja. Hal ini dilakukan untuk mencegah anak-anak kita mendapatkan infomasi yang tidak layak, seperti pornografi, radikalisme, kekerasan, tipuan, sara dan lainnya. Serta agar anak-anak kita terhindar dari kecanduan gawai dan efek negatif dari penggunaan gawai,” ungkap Menteri Yohana dalam Kegiatan Pernyataan bersama 4 Menteri tentang Pembatasan Gawai di Satuan Pendididkan, di Jakarta.
Pemerintah mengimbau seluruh keluarga, orang tua, satuan pendidik di formal baik formal maupun informal, satuan pendidikan agama seperti madrasah dan pondok pesantren, dan seluruh lapisan masyarakat untuk proaktif mengawasi, mendampingi, mengendalikan, dan menggunakan gawai pada anak. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya agar anak hanya mengakses gawai untuk mengakses informasi yang positif dan produktif.
Berdasarkan hasil riset Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kemen PPPA tahun 2016 menunjukkan sebanyak 70% anak membawa gawainya ke sekolah, 61% menggunakan gawai untuk keperluan chatting dan bermain games, 29% menggunakan untuk informasi terkait mata pelajaran dan hanya 10% yang menggunakan untuk keperluan komunikasi dengan orang tua atau teman. Angka waktu penggunaan gawai pada anak juga cukup memprihatinkan, sebanyak 60% anak menggunakan gawai selama lebih dari 3 jam, 25% anak menggunakan gawai selama 1-2 jam dan hanya 15% anak yang menghabiskan waktu kurang dari 1 jam saat menggunakan gawai.
Menteri Yohana menyatakan rasa terima kasih dan rasa bahagianya karena pada hari ini adalah empat Menteri dalam Kabinet Kerja yang telah melakukan penyataan bersama tentang Pembatasan Penggunaan Gawai di Satuan Pendidikan.
“Saya mencari dari orang-orang tua, seluruh satuan pendidikan, pemerintah, dan kementerian / lembaga untuk bersama-sama melindungi anak dari paparan informasi tidak layak anak dan penggunaan gawai yang berlebihan. Mengingat bahwa sepertiga hidup anak-anak ada di sekolah dan saat anak berada di rumah, maka dari itu orang tua harus bergerak dari mereka yang mulai dari sekarang. Kita semua agar-agar kelak anak-anak menjadi generasi yang akan datang,” tutup Menteri Yohana.