Dewantara, Banten – Guru sejarah dan peserta didik yang mendapatkan mata pelajaran sejarah di Provinsi Banten dapat menikmati produk dari Program Fasilitasi Komunitas Kesejarahan Tahun 2019 melalui media pembelajaran sejarah. Bantuan melalui Direktorat Sejarah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) diwujudkan dengan media pembelajaran motion graphic enam Kompetensi Dasar (KD) pada mata pelajaran (mapel) sejarah Indonesia yang diajarkan pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X , XI , dan XII.
Tujuan Pembuatan Motion Graphic
Tim Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah SMA Provinsi Banten, sebagai penerima program bantuan Direktorat Sejarah, membentuk tim yang terdiri dari Abdul Somad, Rohmatul Fajri, dan Ganda Yanuar. Mereka bertiga, masing-masing merupakan guru sejarah di SMA Negeri 1 Ciruas, SMK Negeri 1 Kota Serang, dan SMA Negeri 6 Kota Serang.
Tim MGMP berhasil membuat enam video motion graphic, rata-rata durasi video 6-8 menit. Dan keenam video mewakili tema KD ‘masa pra-aksara’, lalu ‘masa kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha di Nusantara dan Banten, ‘masa kesultanan Islam di Banten, ‘masa kolonialisme di Hindia Belanda dan Banten’, lalu ‘masa kemerdekaan Indonesia di Banten’, dan terakhir ‘peran tokoh-tokoh lokal Banten dalam mendukung kemerdekaan Republik Indonesia’.
SMA Negeri 3 Cilegon menjadi tempat pemutaran video motion graphic pertama kali pada Selasa (19-11-2019) dengan tajuk Uji Coba, Evaluasi dan Review Media Pembelajaran Sejarah Lokal Banten. Abdul Somad dalam pengantarnya kepada sekitar 90 peserta didik dari perwakilan kelas, menyampaikan “Harapan yang didapatkan, hasilnya positif bagi kalian peserta didik dalam pembelajaran. Kalau oleh peserta didik dianggap positif,dampaknya akan berimbas lebih mahir pelajaran sejarah .” Lebih lanjut tentang proses pembuatan motion graphic, “Ini memakan waktu pembuatan selama dua bulan. Di dalamnya terdapat ilustrasi yang dibuat menjadi ‘aset’ yang semuanya dibuat secara orisinal. Narator di video bernama Nong Ratu.”
Motion Graphic dan Fakta Sejarah
MGMP Sejarah SMA Provinsi Banten dalam event yang berdekatan juga mensosialisasikan media pembelajaran motion graphic kepada perwakilan guru-guru sejarah di Banten yang tergabung dalam Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Provinsi Banten, pada Kamis (21/11/2019). Kegiatan dihelat di Ruang Teater Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten, dengan judul ‘Launching Ragam Media Pembelajaran Sejarah Lokal Banten Tahun 2019’.
Kegiatan Launching Ragam Media Pembelajaran Sejarah dihadiri oleh sejarawan sekaligus dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanudin (SMH) Mufti Ali, dan dibuka oleh Kepala Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten Muhammad Taqwim.
Taqwin dalam sambutannya mengatakan, “Saat ini anak-anak didik kita mengerjakan soal-soal yang High Order Thinking Skills. Jadi butuh kemampuan berpikir C-3 dan C-4. Tidak hanya siswanya tetapi juga guru-gurunya. Nah, ini guru sejarah sudah mencontohkan kemampuan berpikir C-6, sudah berhasil menciptakan suatu media pembelajaran. Saya apresiasi.” Lanjutnya, “Kita perlu mencermati dan mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, agar supaya karya kita dapat dimanfaatkan. Misal, sumber belajar dalam bentuk buku teks, apakah masih efektif. Jadi yang terpenting bagaimana karya guru dapat mudah dinikmati oleh peserta didik. itulah yang perlu dibantu oleh Pemerintah Daerah, misal sudah ada Peraturan Gubernurnya belum.”
Mufti Ali diminta untuk memberikan evaluasi terhadap video motion graphic. Ia mengatakan, “Setelah berdiskusi dengan tim pembuat motion graphic, saya menemukan bahwa fakta-fakta sejarah yang sedemikian penting tentang sejarah Banten harus dibatasi dengan waktu video yang hanya 8 menit. Jadi pertama-tama harus memisahkan dan mengklasifikasikan fakta-fakta menjadi ‘sangat penting’, ‘penting’, dan ‘penting saja’.” Mufti bilang, “padahal saya punya milestone sejarah Banten dalam kurun waktu 400 tahun.”

Mufti merespon juga tentang bagaimana membuat penelitian sejarah yang milenial. “Saya dan AGSI bisa berkolaborasi. Kalau Pak Gubernur berkenan, supaya naskah-naskah akademik dan penilitian-penelitian sejarah dibikin versi milenial, maka saya akan berkolaborasi. Saya kontennya saja, karena yang non milenialnya saja sudah nggak kekejar.” Dan hadirin yang mendengarkan pun tertawa.
Ahmad Muttaqin