Dewantara – Dalam rangka memeriahkan peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-73, Komunitas #DiverPeduliLaut yang berada di seluruh Indonesia melakukan Aksi “Nyelam Ambil Sampah” di seluruh perairan Indonesia secara serentak.
Kegiatan ini merupakan aksi dukungan para Diver untuk mendukung seruan Ibu Susi Pudjiastuti Menteri Kelautan dan Perikanan yang mana bersama dengan organisasi Pandu Laut Nusantara melakukan aksi nasional bersih-bersih pantai di 73 titik perairan di Indonesia secara serentak pada hari ini tanggal 19 Agustus 2018.
Kegiatan Aksi “Nyelam Ambil Sampah” ini merupakan bentuk komitmen para Diver untuk mengawal kelestarian laut agar terwujud Sustainable Diving. #DiverPeduliLaut adalah suatu bentuk aksi kepedulian para Diver untuk terlibat langsung dalam setiap aktivitasnya menjaga kelestarian ekosistem laut yang mana komunitas #DiverPeduliLaut berasal dari Komunitas Diver yang berada di seluruh NKRI yang memiliki satu komitmen yang sama.
Aksi “Nyelam Ambil Sampah” ini dilakukan bersamaan dihampir 34 titik lokasi penyelaman di beberapa daerah di Indonesia seperti di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepuluan Seribu Jakarta, Surabaya, Bali, Sulawesi Selatan, Tual, Morotai, Bone, Selayar, Pangkep, Ambon, Raja Ampat dan lain-lainnya yang merupakan lokasi-lokasi penyelaman yang menjadi favorit diver.
Acara bersih laut oleh #diverpeduli laut dibuka oleh Bupati Kep.1000. Acara Bersih laut di mulai serentak di sepanjang pesisir P. panggang dan P. Pramuka dengan penyelaman dan penyisiran snorkling diikuti oleh lebih dari 62 diver, 75 petugas PSU Kab. kep 1000 serta 50 masyarakat sekitar dan wisatawan.
Dalam sambutannya, Bupati Kepulauan Seribu sangat mengapresiasi baik acara seperti ini. Menurutnya, acara bersih-bersih laut harus sering dilakykan Bupati bahkan mengundang menteri KKP, Susi Pudjiastuti untuk hadir diacara serupa, jika kegiatan bersih laut dilakukan kembali di P. Pramuka
Adapun total sampah yang berhasil dikumpulkan seberat lebih dari 9 ton terdiri dari sampah plastik, karet, dan perabotan rumah tangga.
Foto: dokumentasi KKP
Dalam kegiatan acara bersih pantai dan laut turut hadir perwakilan dari Ditjen PRL dan Ditjen PSDKP KKP, Bupati Kep. 1000 beserta jajarannya. Kepala Balai TN. P.1000. Sebelumnya, turut diadakan acara sosialisasi dan penyadaran masyarakat di depan Dermaga P. Pramuka yang ditutup dengan aksi Menghadap ke laut oleh seluruh peserta dan masyarakat di sekitar P. Pramuka.
Selama ini, komunitas #DiverPeduliLaut merasa prihatin dengan kondisi sampah yang saat ini sudah mempengaruhi keberlanjutan ekosistem laut, penelitian yang dirilis oleh University of Georgia menyebutkan bahwa Indonesia termasuk dalam 10 besar negara penyumbang sampah plastik terbanyak ke laut dengan perkiraan 0,48-1,29 juta metrik ton per tahun.
Kondisi ini sudah sangat memprihatinkan Indonesia, dimana saat ini Indonesia menempati peringkat kedua penyumbang sampah plastik terbesar ke lautan. World Economic Forum memprediksi di tahun 2050 akan lebih banyak sampah plastik di laut dibandingkan ikan, apabila tidak segera ditanggulangi.
Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin menyatakan bahwa sepertiga sampel ikan yang ditangkap di daerah Timur Indonesia mengandung mikro plastik.
Para penyelam yang tergabung dalam #DiverPeduliLaut merasa terpanggil dan harus terlibat langsung akan kelestarian laut, dimana diver merasa mendapat anugerah dari TYME karena dapat diberikan kesempatan untuk melihat apa yang orang lain tidak dapat melihatnya. Seluruh keindahan dunia bawah air, dengan geologi yang unik, biologi, dan siklus kehidupan tersendiri dapat kami nikmati.
Tetapi Diver juga mendapat barisan paling depan untuk dampak negatif perubahan iklim dan kelakuan buruk manusia di darat diseluruh dunia, yaitu; pemutihan karang, puing-puing bawah laut dan sampah, dan menurunnya populasi hewan laut. Dilain pihak para diver juga dapat memberikan dampak negatif terhadap kerusakan ekosistem laut, tidak sedikit terumbu karang rusak akibat tingkah laku penyelam itu sendiri ataupun dampak dari aktivitas Diving.
Sehingga berdasarkan kesepakatan dan komitmen para diver ingin mewujudkan bagaimna dapat terus mendukung untuk penyelaman berkelanjutan (Sustainable Diving), Diver diharapkan juga memiliki pemahaman penyelaman yang ramah lingkungan sehingga dapat mengurangi dampak negetif pada ekosistem laut.
Oleh karena keprihatinan akan sampah ini Marine Fisheries Diving Club Kementerian Kelauatan dan Perikanan (MFDC-KKP) bersama komunitas penyelam #DiverPeduliLaut yang berada di Wilayah sekitar Jakarta melaksanakan kegiatan “Nyelam Ambil Sampah” (Ocean Cleanup Underwater) di Pulau Pramuka dan Pulau Panggang, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta pada hari ini Minggu, tanggal 19 Agustus 2018.
Kegiatan penyelaman mengambil sampah yang merupakan wilayah Taman Nasional Kepuluan Seribu ini cukup menjadi perhatian #DiverPeduliLaut, karena kondisi permasalahan sampah di Kepuluan Seribu ini sudah cukup memprihatinkan, khususnya di Pulau Panggang dan Pulau Pramuka.
Kepadatan penduduk di Pulau Panggang dan kurang maksimalnya management pengelolaan sampah menjadi hal yang sangat mempengaruhi tidak terbendungnya dampak sampah di kawasan perairan pulau panggang.
Permasalahan pulau panggang adalah limbah sampah yang masih sulit untuk dikelola karena keterbatasan ruang berupa luas wilayah. Limbah sampah rumah tangganya telah sangat mencemari lingkungan pesisir khususnya pantai. Pencemaran ini menja merusak pemandangan dan menjadi dampak yang sangat besar factor penyebab kerusakan terumbu karang karena keberadaan sampah terkumpul di pantai dan masuk kelaut. Keadaan Pulau Panggang yang terus berkembang jumlah penduduknya menjadikan degradasi lingkungan khususnya ekosistem lautnya menjadi sangat memprihatinkan.
Kegiatan “Nyelam Ambil sampah ini dilanjutkan dengan kegiatan ini bernama “Menghadap Laut” sebagai Aksi bersama-sama menghadap ke laut dan bukti kepedulian terhadap laut dengan diawali kegiatan bersih pantai dan laut. Kegiatan ini juga merupakan acara yg diselenggarakan secara serentak pada saat yang sama di sepanjang pesisir pantai Indonesia, acara ini diikuti dengan aksi bersih–bersih pantai di 73 titik pantai yang lalukan sepanjang pantai di seluruh Nusantara dari Sumatra, Bali, Jawa, Kalimantan, Maluku dan Papua (merupkan inisiasi seruan Ibu Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan).
Acara Akasi “Bersih Pantai” bersama Bapak Bupati Kab. Kepuluan Seribu Hari ini, Minggu Tanggal 19 Agustus 2018 dengan Komunitas #DiverPeduliLaut, Komunitas Pandu Laut, TN Kep. Seribu serta seluruh tamu/Pengunjung/Wisatawan yang datang kepulau Pramuka untuk melakukan pengambilan Sampah di seluruh pantai di Pulau Pramuka. Hari ini kita Kumpul Jam 12.00 WIB yg di Pusatkan di Pantai depan Dermaga Umum panggung miniatur untuk menyerukan menjaga lingkungan dengan cara mengambil sampah yg berserkkan di Pulau Pramuka.
Sesusi dengan komitmen dan harapan Ibu Susi Pudjiastuti, “Bagaimana kita akan menuju komitmen Indonesia untuk mengurangi 70 persen sampah plastik di laut tahun 2025, kalau kita tidak mulai dari sekarang untuk membersihkan wilayah pantai-pantai dan wilayah pesisir kita. Maka dengan ini saya mengimbau semua bangsa Indonesia, rakyat Indonesia, anak-anak muda Indonesia yang menginginkan Indonesia menjadi poros maritim dunia dan laut jadi masa depan bangsa untuk bersama-sama Pandu Laut menghadap ke laut pada tanggal 19 Agustus 2018,”
Pemilihan 73 titik memang terinspirasi dari peringatan kemerdekaan ke-73 RI. Meskipun demikian, Menteri Susi menyebut gerakan “Menghadap Laut” tak dibatasi pada 73 titik itu saja. Siapapun bebas untuk mendaftar dan membentuk titik lainnya di seluruh Indonesia. Saat ini bahkan sudah ada 100 lebih titik yang didaftarkan.
Ibu Susi Pudjiastuti menyampaikan, kegiatan Pandu Laut ini juga tak harus di laut. Sungai, danau, dan jenis perairan lain pun diperbolehkan. “Kita menghadap laut (danau, sungai, dan perairan lainnya) untuk menunjukkan cinta dan kesediaan kita untuk menjaga dan merawat wilayah perairan kita yaitu dengan mengambil, memungut, dan mengamankan sampah-sampah yang ada di depan kita, terutama sampah plastik dan sampah-sampah yang tidak bisa di-recycle oleh alam,”.