Dewantara – Cinta merupakan energi yang mampu menggerakkan manusia. Berikut adalah bangunan yang dibangun atas dasar kecintaan:
Mystery Castle di Arizona.
Di Arizona, Amerika Serikat (AS), ada sebuah kastil yang dibangun dari batu dan sampah. Kastil ini tidak sebesar kastil di Eropa, tapi menyimpan kisah yang begitu mengharukan di balik pembangunannya. Mystery Castle dibangun oleh seorang seniman bernama Boyce Luther Gulley yang sakit parah, untuk dipersembahkan kepada putrinya.
Gulley sudah berkeluarga, mempunyai anak perempuan yang dinamai Mary Lou dan tinggal di Seattle. Sekitar tahun 1929, Gulley meninggalkan keluarganya begitu saja dan pindah ke Arizona. Si anak perempuan menyangka bahwa ayahnya mencampakkan dirinya dan ibunya untuk berkarir sebagai seniman hebat, tapi kenyatannya tidak begitu.
Gulley menderita penyakit tuberculosis (TBC) dan keadaannya semakin hari semakin memburuk. Ia merasa waktunya di dunia sudah tidak lama lagi, depresi dan memutuskan untuk pergi jauh dari keluarganya ke Arizona. Mungkin Gulley tak ingin keluarganya khawatir dan sedih karena penyakitnya.
Tapi selama di Arizona, pria itu selalu mengirim surat untuk sang putri. Dia juga selalu teringat akan kenangan manis saat bermain di pantai dan membangun istana pasir bersama Mary Lou. Kemudian dalam sisa hidupnya, dia membangun kastil sungguhan untuk tempat tinggal anaknya di masa depan.

Gulley mengumpulkan batu dan benda-benda bekas seperti berbagai bagian mobil, kaca, papan tulis, lampu dan lain sebagainya. Semua bahan yang ada dikumpulkan dan disusun menjadi kastil dengan 18 ruangan, 13 perapian, balkon dan banyak sudut-sudut yang dihias dengan barang antik.
Mystery Castle akhirnya selesai dibangun. Tapi sayang, pada tahun 1945 sebelum sempat memberikan kastil langsung untuk Mary Lou, Gulley meninggal. Sepucuk surat terakhir sempat terkirim untuk Lou mengenai penyakit TBC yang diderita Gulley dan istana yang telah selesai dibangun.
Lou dan ibunya sedih sekaligus terharu membaca surat dari Gulley. Mereka pun segera pindah ke Mystery Castle yang menjadi peninggalan terakhir dari pria yang mereka cintai.
Taj Mahal di India.
Taj Mahal dibangun atas nama cinta Raja Shah Jahan atau Sultan Jehan kepada istri ketiganya, Mumtaz Mahal. Diketahui, Mumtaz Mahal meninggal dunia ketika melahirkan anak ke-14. Rasa kehilangan itu lah yang membuat Raja Shah Jahan membangun Taj Mahal. Bangunan itu dibangun untuk mengenang istrinya.
Pembangunan Taj Mahal memakan waktu hingga 22 tahun lamanya. Lamanya waktu pembangunan tersebut berbanding lurus dengan hasil arsitektur yang terdapat dalam Taj Mahal. Pada saat itu, pembangunan Taj Mahal menghabiskan uang hingga 32 juta rupee. Nilai mata uang tersebut saat ini telah berjumlah lebih dari Rp 6 triliun.
Gedung indah ini selama pembangunannya juga menggandeng lebih dari 20 ribu pekerja. Selain itu, bangunan yang didesain oleh Ahmed Lahauri ini juga menggunakan hingga 1.000 gajah untuk membawa batu bahan bangunan. Terdapat mitos misteri dalam pembangunan Taj Mahal. Disebutkan Raja Shah Jahan memotong jempol pekerja Taj Mahal guna mencegah mereka mereplika bangunan Taj Mahal. Hanya saja, mitos tersebut tidak lah benar karena Raja Shah Jahan memiliki sifat penyayang.
Taj Mahal juga dipergunakan sebagai tempat ibadah umat Islam, khususnya pada hari Jumat. Namun, hanya penduduk Agra yang dapat melaksanakan salat di Taj Mahal.
Boldt Castle di Heart Island
Pada pergantian abad, George C.Boldt, miliarder pemilik properti terkenal di dunia, Waldorf Astoria Hotel di Kota New York, akan membangun kastil di kawasan Alexandria Bay, Pulau Hati (Heart Island). Tujuannya sebagai bangunan persembahan untuk istri tercinta, Louise.
Pada permulaan tahun 1900, Keluarga Boldt menghabiskan musim panas di Pulau Seribu (Thousand Island), tepatnya di The Bold Families Wellesley House, sementara 300 pekerja yang terdiri dari tukang batu, pemahat kayu, dan seniman membuat dan mempercantik bangunan 6 lantai, 120 kamar, lengkap dengan terowongan, rumah pembangkit listrik, taman ala italia, jembatan, menara sebagai tempat bermain anak, dan kandang merpati. Tidak ada satupun detail dan pengeluaran yang terhindar.
Pada Januari 1904, tragedi menyambar. Boldt mengirimkan telegram ke pulau dan memerintahkan para pekerja untuk secepatnya menghentikan semua pembangunan. Louise meninggal tiba-tiba. Boldt yang patah hati tidak mampu membayangkan kastil impian tanpa istri tercintanya. Boldt tak pernah kembali lagi ke pulau, meninggalkan struktur bangunan sebagai monumen cintanya.
Selama 73 tahun, kastil dan berbagai struktur batu ditinggalkan untuk dihempas angina, hujan, es, salju, dan tindak perusakan. Ketika Otoritas Jembatan Thousand Island memperoleh property ini pada 1977., telah diputuskan bahwa melalui laba bersih dari operasional kastil akan dilestarikan untuk hiburan bagi generasi-generasi di masa depan.

Sejak 1977, beberapa miliar dollar telah digunakan untuk merehabilitasi, mengembalikan, dan meningkatkan struktur Pulau Hati (Heart Island).
Makam Antakapura di Gunung Kelir, Bantul-Yogyakarta
Keberadaan kompleks makam tersebut berkaitan erat dengan tokoh yang dimakamkan di tempat tersebut, yaitu Ratu Mas Malang dan Ki Panjang Mas atau Ki Dalem. Mas Malang adalah putri dari Ki Wayah, seorang dalang wayang gedog, serta salah satu selir Amangkurat I. Sebelum menjadi selir, dia adalah istri dari dalang Panjang, salah satu dalang terkenal di daerah Kesultanan Mataram.
Setelah beberapa hari berada di makam, Amangkurat I tidur di bawah jasad Mas Malang dan bermimpi bahwa perempuan itu telah bersatu dengan suaminya. Saat terbangun, dia baru menyadari perbuatannya yang sudah memisahkan Mas Malang dengan suaminya dan menerima kepergian selirnya ini. Hamangkurat I lantas memerintahkan para prajuritnya untuk menguburkan jasad Mas Malang di tempat tersebut dan kembali ke istana. Konon, mata air di Sendang Moyo muncul bersamaan ketika jasad Mas Malang hendak dikebumikan di tempat ini. Masyarakat setempat mempercayai bahwa air di sendang tersebut memiliki khasiat yang mujarab.
Kematian Mas Malang menjadi pukulan berat bagi Amangkurat I. Dalam laporan pejabat Belanda, dia sampai tidak bisa menjalankan pemerintahannya dengan baik hingga 4-5 tahun setelahnya, bahkan saat pejabat tinggi negeri Belanda berkunjung ke Mataram, dia tidak hadir menyambut utusan itu. Sambil menjelaskan keadaannya, para menteri kerajaan sementara menggantikan tugas-tugasnya.

Makam Mas Malang sendiri dibangun selama kurang lebih tiga tahun, yaitu sejak Mas Malang meninggal tahun 1665 hingga selesai pada 11 Juni 1668. Bangunan makam tersebut berasal dari dari balok-balok batu putih untuk dindingnya dan batu andesit untuk nisannya. Amangkurat I menamakan tempat tersebut dengan Antakapura yang berarti “istana kematian” atau “istana tempat menguburkan jenazah”.
(Ahmad Muttaqin, dari berbagai sumber)