DEWANTARA, Cilegon – Kabar bencana datang dari Kota Cilegon, Provinsi Banten. Hujan lebat yang melanda merata di Kota Cilegon menyebabkan peningkatan volume air yang tidak dapat ditampung dan disalurkan oleh sistem drainase kota. Hujan dengan intensitas tinggi mulai mengguyur pada Rabu, 25 April 2018 jam 02.00 WIB, dan hujan berlangsung intens sampai siang hari jam 11.30 WIB.
Pantauan DEWANTARA di Kelurahan Bulakan, Kecamatan Cibeber arus air sudah meluap membuat 2 jembatan yang di Jalan Lebakkayang dekat SMAN 3 Cilegon dan Lapangan Bentola menjadi terlembak arus air yang deras. Kendaraan bermotor, baik mobil dan motor tidak dapat melewati jembatan tersebut sampai jam 14.00 WIB. Limpahan air yang berasal dari Sungai Mancak tersebut bergerak terus menerobos kelurahan-kelurahan lain di Kecamatan Cibeber yang memiliki dataran lebih rendah.
Perumahan Pemda Paling Parah
Limpahan air dari Sungai Mancak masuk ke Sungai Ciberko dan kemudian menggenangi lingkungan Ciberko, di Kelurahan Kalitimbang, Kecamatan Cibeber. Dari video-video yang beredar di kalangan masyarakat terlihat arus banjir paling parah menimpa perumahan milik Pemerintah Daerah Kota Cilegon, yaitu Perumahan Praja Mandiri. Saluran irigasi yang sudah dibangun pada tahun 2015 tidak sanggup menanggulangi banjir. Tinggi air paling parah mencapai langit-langit rumah, sekitar 180-200 cm. Banjir juga melanda kawasan sekitar, yaitu lingkungan Sambirata dekat SMPN 5 Cilegon. Di Kelurahan Cibeber, Kecamatan Cibeber banjir juga merata, terutama di lingkungan Sambilawang.

Air yang menggenangi rumah menghanyutkan harta benda warga. Di Perumahan Praja Mandiri, terlihat lemari pendingin (kulkas) dan lemari pakaian banyak yang hanyut.
Hal serupa juga terjadi di perumahan Pondok Cilegon Indah (PCI). Banjir paling parah terjadi di PCI blok C, D, dan A. Pantauan DEWANTARA di PCI blok D, banjir mencapai ketinggian 120 cm. Harta benda warga pun banyak yang mengapung. Warga PCI yang sigap segera memindahkan kendaraan mereka di sekitar TK dan SD Raudhatul Jannah.

Banjir Merata
Di Cilegon bagian barat, seperti Kecamatan Grogol, Ciwandan,dan Pulomerak, banjir juga merendam jalan, rumah, dan sekolah. Salah satu jalur jalan di Jalan Lingkar Selatan (JLS), tepatnya di lingkungan Jerenong Kelurahan Lebak Denok, Kecamatan Citangkil ambles sehingga pada titik jalur JLS tersebut hanya dapat menggunakan satu jalur. JLS sendiri merupakan jalan yang menghubungkan kawasan Cilegon dan Anyer.
Plt. Walikota Cilegon Edi Ariadi, ketika ditanya oleh Kabar Petang – TV One tentang tindakan Pemerintah Kota Cilegon dalam upaya cepat-tanggap mengatakan, “sementara ini PMI dan BPBD Kota Cilegon sudah turun membantu warga sejak pagi tadi.” Kejadian banjir ini juga memundurkan acara HUT Kota Cilegon yang sedianya akan digelar hari ini (25/4) di lingkungan Kantor Walikota Cilegon.
Dapat dipastikan bahwa banjir pada 25 April 2018 ini merupakan banjir terbesar selama 10 tahun terakhir di Kota Cilegon. Asep, pengusaha makanan di Ruko PCI mengatakan, “ini banjir parah. Terakhir kali banjir seperti ini tahun 2007.” Sejauh berita ini diturunkan belum ada laporan korban jiwa. Namun dilaporkan seorang anak hanyut di Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Cibeber. Lurah Sukmajaya Ade Rizky mengkonfirmasi kabar tersebut. “Benar, kejadiannya sekitar pukul 15.00 WIB. Saat itu ada dua bocah yangtengah bermain sepakbola, yakni Topan dan Arif. Tiba-tiba keduanya terpeleset. Untung Topan tersangkut jembatan dan berhasil diselamatkan, sedangkan Arif terbawa arus deras.” Ia menjelaskan, bocah yang hanyut tersebut bernama Muhamad Arif bin Kusnadi, beralamat di lingkungan Sukalila Rel, Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Cibeber. (AM)