Dewantara, Cilegon – Penulis Gol A Gong menjadi narasumber pada kegiatan Talkshow: Produksi dan Publikasi Cerpen di SMA Negeri 3 Cilegon (6-11-2019). Talkshow merupakan bagian dari Gebyar Kreasi Siswa-siswi (GRASI) 2019 yang dihelat 5-7 November 2019 di SMA Negeri 3 Cilegon. Gol A Gong membawa serta 2 orang anak didiknya dari Rumah Dunia yang bermarkas di Kota Serang, Banten.
Gol A Gong memulai dengan memperkenalkan diri dan motivasinya dalam menulis. Gong mengatakan, “Saya pertama kali kerja di Majalah Hai pada 1989-1990, lalu 1990-1995 di Kartini Group. Pernah juga di Indosiar dan RCTI. Waktu di RCTI pernah menjadi bagian dari tim kreatif sinetron.” Lalu perihal menulis, “Motivasi saya datang dan berbagi ilmu menulis dengan masyarakat luas adalah pertama melunasi janji kepada Allah, lalu kedua membangun komunitas literasi. Karena karya saya yang pertama saya tulis selama 7 tahun, dari tahun 1981-1988. Di situ saya berpikir, Ya Allah sulit betul ya menerbitkan suatu karya tulisan. Maka dari itu saya ingin membantu orang-orang yang mau menulis.”
Gong dalam penyampaian di hadapan siswa-siswi dan beberapa guru sering mengajak siswa-siswi berinteraksi dan berdialog. Gong meminta mereka ‘membaca’ suatu gambar, lalu Gong melanjutkan dengan meminta beberapa orang berimajinasi. Setelah masing-masing perwakilan peserta memberikan padangan – walau ada juga yang sempat terbata-bata – Gong lalu membandingkan dengan imajinasi versinya sendiri. Dan betapa sebagian imajinasi Gong berhasil ia wujudkan dalam bentuk suatu karya tulis, baik itu cerita pendek (cerpen), cerita bergambar (cergam), maupun novel.
Gong mencontohkan beberapa anak didik Rumah Dunia . “Kelas menulis sudah 34 angkatan, dari tahun 2002. Dalam setahun ada dua angkatan, dan itu free, gratis. Sambil mengajak peserta talkshow melihat slide, Gong menerangkan profil beberapa contoh ‘lulusan’ kelas menulis, “ini ada tukang gorengan. Lalu ini ada pemulung, sekarang bekas pemulung ini kuliah di UPI – Universitas Pendidikan Indonesia, red. – . Dan ini ada Ibnu Adam Aviciena, seorang anak petani asal Cibaliung, Banten Selatan, sekarang sudah S-2 di Belanda dan sedang mengambil S-3 di Belanda.”
Praktik Menulis Cerpen
Gong pada hari itu juga harus terbang ke Pulau Sulawesi, tepatnya Pulau Buton di Sulawesi Tenggara. Ardian Je – seorang relawan Rumah Dunia – mengambil alih sesi ‘praktis menulis’ , lalu ‘bedah cerpen’ dari pukul 10.30-12.00. Ardian menulis cerpen dan puisi. Cerpennya pernah dimuat di koran nasional seperti Republika. Dan terbaru, ia menghasilkan kumpulan cerpen ‘Lelaki Tua Yang Menyapu Sambil Menangis’.
Ardian memulai, “Semua cerpen dimulai dengan judul. Judul dari novel-novel terkenal biasanya hanya dua kata karena lebih mudah diingat, ‘Bumi Manusia’ misalnya. Atau ‘Gundala: Putra Petir’. Kalau saya sendiri biasanya jadi cerpennya dulu baru judul, tapi kalau anda mau memulai dengan judul terlebih dahulu juga bisa.” Ia melanjutkan, “tadi saya dengar pas sesi tanya jawab beberapa kalian punya judul yang menarik. Ada ‘Istri Setengah Semester” dan “Ketika Lonceng Gereja Berbunyi”.
Langkah setelah membuat judul adalah membuat sinopsis “Sinopsis itu seperti janinnya cerita. Tidak perlu banyak, cukup awa tengah dan akhir. Dalam sinopsis juga tidak boleh ada dialog dan deskripsi, yang ada hanya narasi yaitu alur dan tempat cerita. Di dalam cerita juga harus ada konflik.”
Para peserta talkshow membaca beberapa contoh sinopsis dengan lantang. Mereka pun diwajibkan membuat suatu sinopsis cerita. Pada akhirnya talkshow ditutup dengan dorongan Ardian agar peserta mengirimkan tulisannya untuk kemudian dapat dipublikasikan.
Ahmad Muttaqin