Dewantara, Tangerang – Google Indonesia melalui program Google for Education menyelenggarakan Lokakarya Cara Baru untuk Belajar pada Selasa (27/6/2023) di JHL Solitaire Gading Serpong, Kabupaten Tangerang.Hadir sebagai pembicara Country Lead Google for Education Indonesia Olivia Husni Basrin, lalu Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Sekolah Menengah Pertama (SMP) Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbudristek I Nyoman Rudi Kurniawan, dan mewakili Pejabat Gubernur Banten Kabid Sekolah Menengah Atas (SMA) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten Mohamad Bayuni.
Olivia dalam penyampaiannya memulai dengan menjelaskan Google for Education. Dan kaitan Google for Education dengan transformasi pendidikan.
“Berdasarkan riset Google, Future of Education Report, Google memotret 4 tren global. Pertama, kebutuhan akan global problem solver. Dalam proses pembelajaran peserta didik diharapkan menjadi bagian dari solusi. Kedua, pembelajaran menjadi lebih personal. Artinya pembelajaran lebih mudah dilakukan oleh tiap individu. Ketiga, kemampuan pengajar. Pada era revolusi industri 4.0 dan pasca pandemi Covid19, kemampuan pengajar yang paling mendasar adalah digitalisasi pembelajaran. Dan keempat, evaluasi kemajuan peserta didik. Evaluasi yang dilakukan hanya tahunan dan sifatnya menghapal saat ini sudah tidak dibutuhkan” ungkap Olivia.
Olivia kemudian berbicara tentang upaya dan kerjasama antara Google Indonesia dengan Kemendikbud-ristek. “Melalui produk Google, yaitu Chromebook, Google memberikan lisensi Google for Education Upgrade, platform-platform pembelajaran seperti Slide, Sheet, Classroom, selain itu Google Indonesia melalui perusahaan rekanan memberikan memberikan pelatihan Google Workspace for Education yang telah mengimbas 405.311 guru, yang 14.700 diantaranya memiliki sertifikat Google Certified Educator.”

(atas kiri ke kanan: Abdul Karim, Edi Brata, Rini S., Dudi Wahyudi, Ahmad Muttaqin, Ahmad Syape’i)
(bawah kiri ke kanan: Nendi F., Sukardiyono, Kornel Purba).
Nyoman dalam kesempatannya, menerangkan, “Tujuan Kemendikbudristek adalah Indonesia maju yang dicapai melalui Profil Pelajar Pancasila. Dalam kaitannya dengan penggunaan chromebook, Kemendikbudristek memiliki kontrol terhadap setiap chromebook yang telah diberikan melalui Chrome Device Management (CDM), yang mengatur setiap aplikasi yang ada pada setiap chromebook, bahkan sampai kepada wallpaper yang ada pada setiap chromebook.” Ia melanjutkan, “sampai saat ini pemerintah melalui Kemdikbudristek telah memberikan 1,3 juta chromebook. Lalu kalau ada pertanyaan ‘kenapa harus chromebook, jawabannya karena kami juga mempunyai analisa, dimana chromebook lebih ringan dari segi kapasitas dan lebih mudah digunakan.”
“Saat ini, tahun 2023, Kemdikbudristek sudah membuat juknis pengadaan chromebook bagi pemerintah-pemerintah daerah di seluruh Indonesia. Sehingga saat ini Kemendikbudristek melakukan pendampingan untuk pembuatan atau pengajuan proposal.” Nyoman menutup dengan mengingatkan, “Chromebook yang telah diberikan oleh pemerintah jangan hanya digunakan untuk UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer, pen.), tetapi harus digunakan oleh bapak dan ibu guru.”
Teknologi dalam Genggaman
Kepala Bidang SMA Dindik Provinsi Banten Mohamad Bayuni memberikan pidato menggantikan Pejabat (Pj.) Gubernur Banten. Bayuni membuka dengan,, “Hadir dalam lokakarya ini saya mengingat dan sebenarnya sedikit rindu, ketika para mahasiswa untuk absen, mengerjakan UTS (Ujian Tengah Semester, pen.), UAS (Ujian Akhir Semester, pen.) maupun tugas yang lain dapat dilakukan lewat handphone. Saya terpukau dengan Kabupaten Madiun yang pada tanggal 2 Mei 2023, pada Hari Pendidikan Nasional telah memberikan 8.000 chromebook sebagai sarana belajar bagi siswa-siswinya. Kalau Madiun mampu, saya yakin kabupaten dan kota di Tangerang raya mampu. Kota Cilegon mampu. Lalu Banten secara keseluruhan mampu.”
Bayumi menyampaikan, “sebagai Kabid SMA, Pemerintah Provinsi Banten saat ini menaungi 610 SMA, 161 diantaranya SMA negeri. Lalu 750 SMK, 91 diantaranya SMK negeri. Dan 109 SKh., 9 diantaranya SKh. negeri.” Ia melanjutkan, “Kita yang hadir di sini tentunya memiliki minat yang sama, supaya kita mempengaruhi para pengambil kebijakan di kabupaten dan kotanya masing-masing. Bahwa digitalisasi pembelajaran menjadi keharusan. Kalau sampai di Desa Citorek Kabupaten Lebak dan di Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang, kita dapat melihat anak-anak kita memegang handphone lalu memiliki sinyal bagus, maka dapat selesai digitalisasi itu.”
Bayumi menutup, “Dalam pengadaan sarana-sarana penunjang pembelajaran, alokasi dana yang dapat digunakan oleh sekolah-sekolah swasta adalah mengandalkan BOSDA (Bantuan Operasional Sekolah Daerah, pen.) dan untuk sekolah-sekolah negeri mengandalkan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, pen.).” Lalu, “Apabila teknologi kita genggam maka dunia kita kuasai.”
Lokakarya dilanjutkan dengan materi dari Websis. Lalu berbagi praktik baik dari Captain belajar.id Dudi Wahyudi.

Turut hadir dan mengikuti lokakarya perwakilan dinas-dinas pendidikan dari 8 kabupaten dan kota di Provinsi Banten, diantaranya Kepala Dindikbud Kabupaten Tangerang Dadan Gandana, Kabid Dikdas dari Dindikbud Kota Cilegon Ahmad Najid, Kabid Pembinaan Ketenagaan, Bahasa dan Sastra Hidayatullah dari Dindikbud Kabupaten Lebak, Kabid SMP Eni Nurhaeni serta Kasi Kurikulum SMP Bagyo Dulloh dari Kota Tangerang, Kabid Guru dan Tenaga Kependidikan Rudi Darmawan,dan Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Kabupaten Pandeglang Dede Rukhyati. Dari unsur pendidik, turut hadir Co-Captain belajar.id sekaligus Google Certified Educator (GCE) Banten dari 8 kabupaten dan kota se-provinsi Banten.
Ahmad Muttaqin