Dewantara, Cilegon- Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kota Cilegon menggelar workshop pembuatan media pembelajaran berbasis komik pada hari Sabtu, 10 Desember 2016. Acara yang bertemakan “Bersama Guru, Menggali Berjuta Ilmu” diadakan di ruang aula Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cilegon.
Workshop yang diselenggarakan, seperti semua workshop IGI, tidak hanya selesai pada aspek penyampaian informasi, tetapi juga memastikan setiap peserta guru sampai bisa melakukan ilmu yang disampaikan. Pada pelatihan hari itu, kompetensi yang dibagikan kepada guru-guru di Cilegon adalah media komik. Hal itu sejalan dengan tujuan IGI, yaitu meningkatkan kompetensi guru.
Hadir dan memberikan sambutan Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kota Cilegon, Asep Mansur. Dalam sambutannya, Asep menyampaikan bahwa kehadiran IGI sebagai organisasi guru memberikan suasana yang baik bagi pengembangan kompetensi guru.
“Semakin banyak wadah untuk meningkatkan kompetensi guru, maka makin baik dan makin kondusif bagi pendidikan” ujarnya.
Asep, yang juga Kepala SMAN 3 Cilegon juga mengingatkan kepada guru-guru yang hadir ada 3 indikator keberhasilan guru di kelas. Di antaranya mutu proses pembelajaran, keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan refleksi setelah pembelajaran.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kota Cilegon, Suhendi yang hadir dan membuka workshop mengapresiasi munculnya beberapa organisasi guru. Semisal Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Asosiasi Guru Seluruh Indonesia (AGSI), dan kemudian IGI.
“Tugas sampai fungsi masing-masing organisasi bisa mengisi kekosongan tersendiri dari perkumpulan guru, lalu mempunyai ciri tersendiri. Sehingga kemudian mampu untuk aktif dan didukung oleh guru,” jelas Suhendi.
Melihat pada judul kegiatan workshop media pembelajaran, Suhendi yang juga pernah menjadi guru pelajaran fisika, menyatakan “Secara umum, media akan memperlancar komunikasi antara pendidik dengan peserta didik”.
Rangkaian kegiatan workshop kemudian diisi dengan praktik langsung yang dibimbing oleh para instruktur dari IGI Kota Cilegon maupun IGI Pusat. Peserta guru-guru dibagi ke dalam 7 kelompok, yang masing-masing beranggotakan 10-15 orang. Tiap-tiap kelompok didampingi oleh seorang instruktur.
Para peserta membuka dan mempelajari salah satu software pembuat komik: Comic Life 3. Mayoritas anggota kelompok menggunakan laptop mereka untuk pertama-tama mengutak-atik format komik. Langkah selanjutnya berlangsung cukup pesat, dimana peserta memasukkan kata-kata dalam komik. Instruktuk menekankan pada pentingnya skenario yang dibuat dalam tiap lembar komik.
Seperti dikatakan salah satu instruktur IGI Pusat yang berasal dari Pekalongan, Abdul Karim yang menyampaikan “Dalam kaitan dengan pembelajaran, skenario itulah muatan materi atau indikator pelajaran akan dimasukkan dalam komik”.
Workshop hari pertama diakhiri dengan presentasi dari perwakilan 5 kelompok peserta. Untuk 2 hari selanjutnya, workshop dilanjutkan secara daring, dan setiap peserta wajib mengumpulkan komik hasil buatan mereka sebanyak 4 halaman komik. Sertifikat workshop baru akan diserahkan ketika setiap peserta mengumpulkan komik hasil buatan mereka sendiri.
IGI memang fokus pada peningkatan kompetensi, bukan hanya rutinitas seminar saja. Seperti disampakan Ketua IGI Kota Cilegon, Nur Badriah yang juga guru SMAN 5 Cilegon, “IGI konsisten meningkatkan kompetensi guru. No politic”.
Ahmad Muttaqin