Cilegon, Dewantara – Pengurus RT.03/RW.13 Kelurahan Cibeber mengundang warganya dalam silaturrahmi halal bi halal pada Rabu (25/5/2022) di kediaman Ketua Rukun Tetangga (RT) RT.03/013 Ahmad Mussodik. Halal bi halal yang dimulai pada pukul 20.00 itu merupakan salah satu contoh ikatan sosial bagi mayoritas ummat muslim di Indonesia. Dimana selepas Bulan Ramadhan dan memasuki Bulan Syawal ummat muslim bersilaturrahmi antar keluarga, kolega dan tetangga.
Pelayanan Kepada Warga dan Kenaikan Iuran
Hujan yang mengguyur Kota Cilegon sejak pukul 18.30 tidak menghalangi warga untuk hadir di dalam rumah dan halaman rumah Mussodik. Master of Ceremony (MC) Ade Wawan membuka kegiatan. “Puji syukur kita panjatkan kepada Allah yang telah memberikan nikmat dan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita masih dapat berkumpul. Di sini sudah berkumpul warga untuk halal bi halal. Walaupun sudah ketemu setelah lebaran 1443 hijriyah kemarin-kemarin, tapi kita masih berkesempatan untuk kembali berkumpul untuk halal bi halal secara lebih lengkap dan afdhol.” Ade melanjutkan dengan pertanyaan, “Jadi mau halal bi halal dulu atau makan bakso dulu?” Sebagian warga yang duduk hanya tersenyum, sebagian ada yang lantang berteriak “Makan dulu”. Dan Ade menjawab, “Ya sudah operator baksonya harap mengambil tempat”. Banyak kalimat-kalimat dari Ade kemudian disambut gelak tawa dari warga.
Ahmad Mussodik dalam sambutannya kembali mengucap syukur, “Alhamdulillah warga kita sehat-sehat semua, dan atas rahmat Allah berhasil melalui masa pandemi ini dengan sehat dan selamat. Saya mewakili Pengurus RT.03/013 menyampaikan permintaan maaf apabila dalam keseharian berinteraksi dengan warga semuanya terdapat kesalahan baik dalam ucapan maupun tindakan.” Lalu, pada malam halal bi halal ini juga membahas beberapa hal terkait pengelolaan wilayah warga RT.03/013. “Pada malam ini akan ada laporan dari pengurus mengenai hal-hal krusial, seperti kebersihan lingkungan, keamanan dan keagamaan. Selanjutnya juga akan nada sosialisasi dari perwakilan Perusahaan Gas Negara (PGN) wilayah Cilegon yang mana kita warga komplek Grand Cilegon Residence (GCR) ini merupakan salah satu wilayah sasaran sambungan rumah jaringan gas untuk rumah tangga.”
Beberapa Pengurus RT.03/013 menyampaikan sejumlah laporan kepada warga. Tubagus Lukas sebagai kepala bagian kebersihan menjelaskan tentang kekuatiran persoalan banjir. “Perlu kami sampaikan bahwa dari segi jalur-jalur yang sudah terjadi genangan banjir di depan rumah warga yaitu di Jalan Bougenville Raya yang menuju ke arah Cluster Laurel. Ke depannya juga akan riskan terjadi genangan banjir apabila tidak dilakukan normalisasi selokan.Akan lebih tergerak kalau kita melibatkan warga kita sendiri dan pihak Rukun Warga (RW). Karena hal itu butuh tenaga dan juga dana.” Selanjutnya, dari kepala bagian keamanan, Suherman juga menyampaikan kondisi-kondisi. “Saya mengucapkan terima kasih kepada anggota divisi keamanan Pak Ari dan Pak Dedih, juga kepada satpam-satpam kita. Kedepannya kita perlu banyak perbaikan dalam CCTV (Closes Circuit Television, pen.) dan kami pikir perlu perhatian juga pada CCTV yang mengarah ke Masjid Jami Baitul Ma’mur, karena dari arah situ kemungkinan peluang orang luar bisa masuk.” Laporan pengurus selanjutnya oleh Muhamad Alfian Saputro sebagai kepala bagian kerohanian. “Perlu saya sampaikan bahwa tahun ini kita akan berqurban di Masjid Jami Baitul Ma’mur. Bagi bapak-bapak yang ingin memesan namanya untuk ditaruh sebagai pengqurban sapi bisa langsung menghubungi saya. Kami juga akan berkoordinasi untuk secepatnya memesan sapi.”
Mussodik juga meminta kesepakatan warga untuk kenaikan iuran keamanan dan kebersihan dari Rp.100.000 menjadi Rp.130.000. “Hal itu karena kebutuhan untuk CCTV, seragam security dan fasum tempat bermain anak. Sehingga melalui iuran tersebut kedepannya juga tidak perlu lagi iuran THR (Tunjangan Hari Raya, pen.) untuk petugas kebersihan dan keamanan” Pertanyaan Mussodik dijawab kompak ‘setuju’ oleh warganya. Pemikiran-pemikiran progresif dari pengurus dapat diterima oleh warga yang terdiri dari 88 kepala keluarga tersebut.
Sosialisasi Sambungan Gas Rumah Tangga
Turut hadir perwakilan PGN dalam halal bi halal. PGN memiliki kepentingan menyosialisasikan sambungan pemanfaatan gas alam untuk rumah tangga. Hadir wakil PGN wilayah Kota Cilegon, Mochamad Bagus.
Bagus menjelaskan “Program sambungan gas ini merupakan program pemerintah yang didukung oleh PGN. Kalau sebelumnya wilayah Warnasari, untuk saat ini PGN menargetkan pemasangan 6000 sambungan ke rumah di Kota Cilegon, meliputi tiga kelurahan. Untuk wilayah Kelurahan Cibeber, meliputi empat perumahan, yaitu Pondok Cilegon Indah (PCI), Perumnas, Perum Pemda Cilegon, dan Grand Cilegon Residence.” Ia melanjutkan, “Untuk pemasangan ini tidak dipungut biaya. Untuk pemasangan hingga ke pengguna, baik instalasi maupun konversi spuyer ke kompor dua tungku, dengan jarak 15 meter dari titik meteran. Jika lebih, maka dikenakan biaya Rp 75.000 plus PPn 11%. Untuk kompor lebih dua tungku, maka selebihnya kena biaya Rp 25.000 per tungku. PT yang berperan sebagai instalatur yaitu PGSol.”
Bagus melanjutkan, “Untuk harga gas, yaitu Rp 10.000 per m³ (sudah termasuk asuransi), dengan abodemen pemakaian minimal 4 m³. Jika lebih dari 4m³, maka secara abodemen hilang, dihitung pemakaian per m³ kali Rp 10.000.” Lalu, “Jumlah pemakaian untuk rumah tangga, maksimal 50 m³. Sedangkan untuk usaha komersial (termasuk UMKM), minimal pemakaian 50 m³.
Dalam sesi tanya jawab dengan warga ada pertanyaan seputar aspek keamanan. “Karena kompor rumah tangga menggunakan kompor bertekanan rendah, maka prassure dari gas ini sebesar 0,035 bar. Sedangkan di pipa luar, sebesar 9 bar. Sedangkan nilai kalor, antara 11-12 ribu kalor, sebanding dengan kalor gas LPG.” Menanggapi pertanyaan seputar kemungkinan bau gas, “jenis gas yang digunakan adalah gas bumi atau natural gas yang tidak berbau. Lalu dari kami pun akan menambahkan zat odoran untuk kembali meminimalisir kemungkinan bau yang menyengat.”
Halal bi halal selesai jam 23.00 namun beberapa warga masih tetap berkumpul di halaman rumah Mussodik Sebagian warga juga senang mengobrol sampai dini hari dan membuat suasana sekitar pos satpam menjadi lebih hidup. Sebagai tokoh masyarakat setempat Mussodik selalu menerima kehadiran dan keriuhan warganya.
(Ahmad Muttaqin)