Presiden Joko Widodo mengatakan proses penjenjangan akan lebih baik jika kompetisi olahraga dimulai dari bawah atau sejak dini pada usia-usia masih muda maupun pelajar. Hal tersebut diungkapkan Presiden Jokowi saat menjawab pertanyaan usai Olahraga Bersama dengan Peserta Development Basketball League (DBL), di Halaman Belakang, Gedung Induk, Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu (12/5) pagi.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden mengungkapkan bahwa dirinya terakhir memegang bola basket sekitar 37 tahun.
“Setelah itu enggak pernah pegang, bagaimana tahu-tahu suruh main? Yang enggak benar yang nyuruh main. Mestinya kan tadi kita pemanasan dulu, latihan dulu, biar ada feeling lagi pegang bola,” jelas Jokowi seperti dilansir dari setkab.
Presiden mengaku tidak seimbang karena bertanding dengan atlet yang berlatih bola basket setiap hari. Jokowi mengaku sekarang ini olahraga hanya untuk mencari keringat.
“Sekarang yang masih kan panahan sama tinju, masih. Cari keringat lah. Saya bukan ingin menjadi juara. Saya latihan ingin jadi juara kan enggak, saya ingin cari keringat saja, sama penyegaran/refreshing,” ujar Presiden.
Menurut Presiden, DBL telah lama membina, dari provinsi ke provinsi, kota ke kota. Ia pun memandang bahwa hal itu terlihat sangat bagus sebagai proses pembinaan.
“Dari situ nanti akan bisa dipilih Timnas kita, pilih 1, pilih 1, pilih 1, nanti ketemu,” ujar Presiden.
Promosi Asian Games
Mengenai promosi Asian Games, Presiden menyampaikan bahwa sebelum masuk ke Agustus urusannya harus terkait olahraga.
“Mengurusnya olahraga terus biar hangat, Asian Games biar hangat, biar panas sehingga semua masyarakat tahu bahwa kita akan memiliki sebuah perhelatan besar yaitu Asian Games yang ke-18, pada tanggal 18 Agustus 2018,” ujar Presiden.
Salah satu contoh promosi Asian Games, menurut Presiden, sebagaimana olahraga yang saat ini dilakukan agar makin menghangat jelang menuju tanggal pelaksanaan.
Sebagai informasi, saat pertandingan berlangsung, Presiden Jokowi yang mengenakan nomor 1 dan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dengan nomor 11 berada di Tim Merah. Sementara itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menggunakan nomor 18 berada di Tim Putih dan skor akhir pertandingan yakni 18-2 untuk Tim Putih.