Dewantara, Pemanasan global memicu kondisi cuaca yang ekstrem dalam beberapa dekade belakangan. Pada musim kemarau yang melanda dunia sepanjang bulan Juni dan Juli tahun 2018, tercatat beberapa fakta mencengangkan, seperti kondisi panas ekstrem yang terjadi merata di berbagai belahan dunia pada tahun 2018 di beberapa negara.
Kebakaran Hutan di Swedia
Gelombang panas telah menyapu sebagian besar wilayah skandinavia. Kemudian gelombang tersebut berhasil mencetak rekor terpanas sepanjang masa di Lingkar Artik (meliputi Greenland, Alaska, Siberia, Kanada). Bersamaan dengan itu Swedia menghadapi kebakaran hutan yang parah, mencakup ribuan hektar dan menghasilkan polusi asap yang besar hingga sampai ke wilayah Amerika Serikat.
Suhu di Lingkar Artik yang mencapai 30°C telah mengakibatkan 11 kasus kebakaran hutan di Swedia. Sedikit percikan api dari panggangan barbeque, korek api, maupun cahaya matahari yang intens dapat segera memicu kebakaran hutan.
Walau kebakaran hutan telah terjadi 60 kali di Swedia sepanjang Juli 2018, namun belum ada laporan mengenai korban jiwa.

Kebakaran Mematikan di Dekat Athena
Setidaknya 74 orang tewas dalam kebakaran hutan terparah dalam sejarah Yunani sepanjang satu dekade terakhir. Beberapa warga bahkan sampai harus melarikan diri ke laut demi menghindari api yang semakin berkobar. Setidaknya 164 orang dewasa dan 23 anak-anak terluka dalam kebakaran ini, yang tersebar di 5 bagian di wilayah Attica, termasuk yang paling parah di dekat Mati.
Pemerintah Yunani telah menyetujui dana 20 juta euro untuk dana bantuan dalam rangka memenuhi kebutuhan warga di kota yang terdampak kebakaran. Juru bicara pemerintah menyatakan 715 warga telah dievakuasi dari wilayah Mati. Gejolak api mematikan yang menghantam Yunani sebelumnya adalah di wilayah Peloponnese pada Agustus 2007 dan membunuh belasan orang.

Kebakaran yang Luas di Amerika Serikat
Negara bagian California adalah yang paling parah menderita akibat kebakaran hutan di Amerika Serikat pada . Di Kota Keswick yang berpopulasi 700 orang, keadaan sangat parah sehingga setelah kebakaran berhasil dipadamkan hampir tidak ada bangunan maupun kendaraan yang tersisa. Hal yang hampir sama juga terjadi di Shasta County.
Seorang warga Shasta County Leonard Moty kepada Al-Jazeera dalam program News Hour mengatakan bahwa kemungkinan warga yang memiliki asuransi dapat membangun kembali rumah mereka namun sangat sulit bagi yang tidak memiliki asuransi. Jika warga di kota-kota terdampak paling parah memutuskan untuk membangun kembali kota mereka, maka usaha mereka harus kuat karena yang tersisa hanya jalan raya dam puing-puing.

Gelombang Panas di Jepang dan Korea Selatan
Cuaca panas ekstrem di Benua Asia sudah memakan korban, seperti di Jepang dan Korea Selatan. Serangan cuaca panas (heatstroke) di Jepang telah menewaskan 44 orang sejak 9 Juli 2018 dengan suhu mencapai 38°C di Tokyo dan 41,1°C di Kumagaya. Serta di Korea Selatan menewaskan 10 orang.
(AM)