Dewantara
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi
Dewantara
No Result
View All Result
Home Kabar

Kelas Membaca Ki Hadjar Dewantara: Mendisiplinkan Korsleting Jiwa

Oleh Hendro Prasetyo

dewantara.id by dewantara.id
November 25, 2019
in Kabar, Komunitas, Nasional
0
Kelas Membaca Ki Hadjar Dewantara: Mendisiplinkan Korsleting Jiwa

Kelas Membaca Ki Hadjar Dewantara dengan pemateri Harris Malikus (kanan) dan pemantik Iman Zanatul (kiri). Sumber: dok.pribadi

80
SHARES
886
VIEWS
Share on TwitterShare on Facebook

Dewantara, Jakarta – Kelompok Belajar Rawamangun kembali mengadakan Kelas Membaca Ki Hajar Dewantara (KHD) sesi kedua yang kali ini membahas lanjutan dari Ilmu Jiwa pada bab korsleting, dasar dan ajar, disiplin dan lain-lain.

Bertempat di @candlestick.coffee Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu (23/11/2019), kelas dihadiri oleh kurang lebih 30 orang peserta.

“Hari ini kita akan membahas tentang ilmu jiwa dari Ki Hadjar Dewantara, utamanya sebagai kelanjutan dari hasil kelas diskusi beberapa minggu lalu,” ujar Iman Zanatul, selaku pemantik.

“Sebelum kita mulai, saya mau menyampaikan kabar duka yang barangkali berkaitan dengan materi kita kali ini,” sahut Harris Malikus, sang pemateri.

Kabar duka yang disampaikan pemateri cukup memilukan hati. Harris menjelaskan belum lama ini terjadi peristiwa penusukan yang dialami seorang guru di Bantul, Yogyakarta bernama Wening Pamuji Asih (34) pada 21 November kemarin.

Korban guru yang merupakan alumni Universitas Negeri Jakarta, jurusan Sejarah 2004 ini mengalami tusukan di ulu hati oleh mantan muridnya sendiri. Dugaan sementara adalah perasaan cinta yang dimiliki oleh murid membuatnya nekat melakukan tindakan keji itu.

sumber: dok. pribadi

Mengapa murid sampai senekat itu? Dalam tahun ini saja kejadian serupa menimpa guru di Manado karena melarang merokok di sekolah. Membangun nalar dan karakter, namun lupa bahwa pendidikan juga seyogyanya berfungsi memperhalus perasaan?

Harris mengelaborasi pokok pemikiran Ki Hadjar Dewantara terhadap perkembangan jiwa anak. Ini dimulai sejak anak itu lahir. Periodisasi pendidikan anak dimulai dari usia nol s/d tiga setengah tahun, bagaimana anak dapat mengelola insting alaminya sendiri.

Pendidikan pada kanak kanak usia nol s/d tiga setengah tahun ini bukan merupakan dressur atau berbentuk hukuman fisik agar perintah orang tua bisa dijalankan, melainkan pendidikan dalam ranah pengarahan.

Karena walau perilakunya mendekati hewan (seperti memasukkan segala sesuatu ke mulut) namun tetap pendekatan layaknya anak manusia. Dressur diartikan ki Hajar sebagai pengajaran laiknya pelatih sirkus terhadap hewan sirkus.

Masa nol s/d tiga setengah tahun ini adalah masa orang tua menjadi teladan. Dalam peralatan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara, mengkategorisasi masa ini sebagai pembentuk naluriah anak.

sumber: dok. pribadi

Periode kedua adalah tiga setengah tahun hingga tujuh tahun. Dalam masa ini, Ki Hadjar Dewantara mengadopsi Dr. Frobbel (1819) dengan konsep masyhurnya kindergaarten.

Konsep ini diterjemahkan di Indonesia menjadi Taman Kanak-Kanak. Interval waktu di masa TK ini dimulai memasukkan unsur pengajaran. Karena sejatinya ini adalah usia masuknya input-input baru.

Fase terakhir tujuh tahun hingga dewasa. Fase yang disebut sebagai pendisiplinan diri. Berbekal keteladanan dan pelajaran selama fase dan periode sebelumnya, maka pembentukan pengembangan jiwa diatur melalui disiplin.

Ki Hadjar Dewantara dikenal memiliki perhatian khusus pada pendidikan keluarga. Bahkan sejak anak lahir, sudah memliki guratan-guratan halus dari pengembangan diri atau bakatnya. Guratan itu pula bisa bermakna negatif, seperti sifat-sifat destruktif.

Proses mencari guratan-guratan tersebut adalah pekerjaan panjang orang tua. Seraya Ki Hadjar Dewantara pula tidak memberi batasan terhadap gaya apa orang tua nanti akan mendidik.


Pada zamannya, Ki Hadjar Dewantara membebaskan individu orang tua mendidik anak-anaknya. Contoh, jika orang tua tersebut tumbuh sebagai seniman, maka pola didikan akan mengarah kesana. Begitu pula keluarga yang agamis.

Ki Hadjar Dewantara juga menjelaskan dalam bukunya bahwa guratan atau bakat terpendam tersebut bisa ditutupi atau dipertebal garisnya melalui tangan orang tuanya. Namun tidak bisa dihilangkan. Ini adalah kejiwaan yang dipunyai setiap manusia.

“Setiap yang bernapas dan memiliki akal budi semua berpotensi untuk mengalami masalah mental atau kejiwaan, baik itu given atau sebab lingkungan,” kata peserta diskusi Kenang Kelana.

Orang tua selain dikaruniai insting merawat anak, juga wajib membangun iklim yang kondusif bagi perkembangan dirinya. Harris Malikus, selaku pemateri menyampaikan di akhir tinjauannya bahwa muara dari semuanya adalah pendisiplinan diri. Kesadaran etik dan moral bahwa seorang individu akan dikenai batasan-batasan bertindak dalam kehidupan sosial.

Tweet20Share32Share8Share
dewantara.id

dewantara.id

Related Posts

LAZISNU Kota Cilegon Menebar Manfaat melalui Berbagi Takjil Gratis

LAZISNU Kota Cilegon Menebar Manfaat melalui Berbagi Takjil Gratis

March 23, 2025
Peresmian Ruang Kelas Masa Depan oleh Dirut PT.SPC Raymond, Direktur wilayah EMEA Google for Education Colin dan Staf Khusus Menteri Kemendikdasmen Rowi.

Google dan SPC Luncurkan ‘Ruang Kelas Masa Depan’, Kemdikdasmen, Pemprov Banten, dan KSRG Dukung

March 12, 2025
Sambutlah, Sekolah Negeri Pertama KSRG di Provinsi Banten: SMPN 5 Kota Cilegon

Sambutlah, Sekolah Negeri Pertama KSRG di Provinsi Banten: SMPN 5 Kota Cilegon

February 11, 2025
SMPN 5 Cilegon Serius untuk Jadi Sekolah Rujukan Google

SMPN 5 Cilegon Serius untuk Jadi Sekolah Rujukan Google

October 22, 2024
Jelang Pilkada 2024, BAWASLU Jakarta Barat Membuka Rekrutmen 3.452 Pengawas TPS

Jelang Pilkada 2024, BAWASLU Jakarta Barat Membuka Rekrutmen 3.452 Pengawas TPS

September 25, 2024
UNICEF bersama Kemenkes RI Sosialisasikan Helping Adolescent Thrive (HAT) di Kota Cilegon

UNICEF bersama Kemenkes RI Sosialisasikan Helping Adolescent Thrive (HAT) di Kota Cilegon

August 8, 2024
Pengabdian Masyarakat Pembuatan Konten Media Sosial & Website di Desa Wisata Pentingsari Yogyakarta

Pengabdian Masyarakat Pembuatan Konten Media Sosial & Website di Desa Wisata Pentingsari Yogyakarta

July 8, 2024
Optimasi Search Engine Optimization (SEO)

Optimasi Search Engine Optimization (SEO)

July 8, 2024
Load More

Tentang Kami

Dewantara adalah situs informasi seputar kebudayaan khususnya lingkup pendidikan. Berisi artikel, berita, opini dan ulasan menarik lainnya. Dihuni oleh para penulis dan praktisi berpengalaman.

E-mail: jejaringdewantara@gmail.com
Yayasan Bintang Nusantara

Follow Us

Category

  • Advetorial
  • Dari Anda
  • Galeri
  • Garis Waktu
  • Internasional
  • Jejak
  • Jendela Dunia
  • Kabar
  • Kakiku
  • Komunitas
  • Mahasiswa
  • Nasional
  • Opini
  • Praktisi
  • Profil
  • Sains
  • Seni Budaya
  • Siswa
  • Sosok
  • Tips
  • Uncategorized

Popular

  • SMPN 5 Cilegon Serius untuk Jadi Sekolah Rujukan Google

    SMPN 5 Cilegon Serius untuk Jadi Sekolah Rujukan Google

    34 shares
    Share 14 Tweet 9
  • “Bahasa Melayu Sebagai Lingua Franca Masa Kurun Niaga”

    33 shares
    Share 13 Tweet 8

Recent News

LAZISNU Kota Cilegon Menebar Manfaat melalui Berbagi Takjil Gratis

LAZISNU Kota Cilegon Menebar Manfaat melalui Berbagi Takjil Gratis

March 23, 2025
Peresmian Ruang Kelas Masa Depan oleh Dirut PT.SPC Raymond, Direktur wilayah EMEA Google for Education Colin dan Staf Khusus Menteri Kemendikdasmen Rowi.

Google dan SPC Luncurkan ‘Ruang Kelas Masa Depan’, Kemdikdasmen, Pemprov Banten, dan KSRG Dukung

March 12, 2025

© 2018 Dewantara.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi

© 2018 Dewantara.id

Go to mobile version