“Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak: Perampok; Perjalanan; Pengakuan Dosa; dan Kelahiran” sudah bisa disaksikan penonton dalam negeri sejak 16 November 2017 lalu. Film yang disutradarai oleh Mouly Surya dengan original story dari Garin Nugroho ini diperankan oleh Marsha Timothy, Egi Fadly, Yoga Pratama, Dea Panendra dan beberapa aktor dengan akting kuat lainnya. Hadir dengan genre baru yang disebut Satay Western , ternyata film ini sudah lebih dulu muncul di luar negeri pada festival-festival film internasional, salahsatunya Cannes Film Festival .
Bentang alam Sumba, Nusa Tenggara Timur, yang begitu indah disuguhkan dalam film yang secara garis besar mengisahkan tentang ketakutan sekaligus kekuatan dari seorang wanita bernama Marlina yang hidup sendirian jauh dari tetangga menghadapi tujuh orang perampok sekaligus pemerkosanya.
Faktanya memang Marlina tidak hidup sendirian, didalam rumahnya ada jasad suaminya yang sudah meninggal dan belum dikuburkan, dan ini menjadi salahsatu bagian menarik dari film tersebut. Mumi suami Marlina (diperankan Aktor Tumpal Tampubolon) terduduk disudut ruang tengah rumah, beralaskan kain tenun khas Sumba yang juga menutupi tubuhnya. Gambaran itu merupakan bagian dari kepercayaan Marapu, suatu kepercayaan lokal yang dianut sebagian besar masyarakat Sumba.
Marapu dalam bahasa Sumba merupakan sebutan untuk arwah para leluhur atau nenek moyang yang berarti “yang dipertuan” atau “yang dimuliakan”(1). Masyarakat Sumba percaya bahwa kehidupan dunia bersifat sementara, yang kekal adalah kehidupan setelah akhir zaman, di dunia roh, yang disebut Prai Marapu atau Surga Marapu.
Pada kepercayaan Marapu, tubuh dari jenazah orang yang meninggal ditutupi dengan kain tenun Sumba, lalu didudukkan dengan posisi meringkuk, lutut dilipat dan tangannya menopang dagu, seperti posisi bayi dalam rahim ibunya. Posisi itu diartikan sebagai bentuk kepasrahan pada Ilahi. Jenazah orang yang meninggal itu tidak akan langsung dikuburkan, biasanya dibiarkan selama beberapa pekan untuk dikunjungi keluarga maupun tamu.
Selain mumi suami Marlina, film ini juga menampilkan gambaran lain dari kepercayaan Marapu, yaitu obyek kuburan batu di halaman rumah Marlina. Bagi masyarakat Sumba, kuburan yang diletakan di depan rumah menjaga kedekatan mereka dengan anggota keluarga yang telah meninggal. Mereka percaya roh keluarga atau leluhurnya akan melindungi dan mendoakan keturunannya yang masih hidup di dunia. (2)
Jika ingin menikmati tampilan indah Sumba di layar perak atau ingin tahu seperti apa mumi suami Marlina dan kuburan batu yang menjadi bagian kepercayaan Marapu, maka anda harus saksikan sendiri filmnya. (DC)
Sumber:
(2) kompasiana.com