Banyak yang Kurt Cobain wariskan dalam industri musik, terutama semangatnya dalam membangun kebebasan bermusik. Pada satu sisi, ia merupakan gambaran korban kekelaman dunia, dengan perceraian orangtua dan drop-out dari SMA. Pada sisi lain, Kurt sangat ingin untuk hidup normal dan memiliki keluarga yang bahagia.
Lalu pada 1987 Kurt dan Krist Novoselic mendirikan band Nirvana bersama drummer Chad Channing. Mereka menghasilkan album pertama Nirvana; Bleach.
Nirvana
Sejak drop-out dari SMA Weatherwax, Kurt mulai menapaki hidup di jalur musik. Ia bergaul dengan komunitas punk di kota Seattle, lalu kemudian berkenalan dengan Krist Novoselic di Aberdeen, negara bagian Washington. Kurt dan Krist kemudian membentuk band Nirvana pada 1987. Dua tahun kemudian Nirvana mengeluarkan album pertama mereka berjudul Bleach.
Ketika perusahaan rekaman tempat mereka benaung, Sub Pop Record, selesai merekam dan me-mixing album Nirvana, belum ada nama untuk judul album mereka. Kalaupun album itu kemudian diberi judul Bleach, maka sebenarnya itu adalah istilah yang terkesan main-main. Nama Bleach berasal dari sebuah tulisan signboard yang dibaca Kurt ketika mereka melakukan sebuah perjalanan ke luar kota.
Lagu ‘Love Buzz’ (single yang mereka telah keluarkan sebelumnya di album kompilasi Sub Pop) dan ‘About A Girl’ merupakan dua lagu yang paling identik dari Bleach. Di lagu ‘About A Girl’ secara implisit Kurt mengungkapkan pengalaman pacar dengan pertamanya, Tracy Marander. Pada reff, “i take advantage while, you hang me out to dry.. but i cant see you every night, free..”.
Pada konser dan promo album Bleach, sambutan yang diterima oleh Nirvana tidak sebanding dengan usaha yang mereka keluarkan. Kurt dan para personel Nirvana seringkali harus menempuh jarak ratusan hingga ribuan kilometer untuk melangsungkan konser promosi Bleach. Penontonnya kadang-kadang hanya belasan orang. bayarannya pun hanya cukup untuk mengganti uang bensin. Kurt juga berbipikr label rekaman Sub Pop, tidak cukup mendukung pengembangan band Nirvana.
Perubahan besar terjadi ketika Nirvana mmproduksi album kedua mereka. Posisi drummer Chad Channing digantikan oleh Dave Grohl. Hal itu terjadi pada 1990. Kurt dan Krist juga berusaha membawa Nirvana keluar dari Sub Pop, maka mereka mengirimkan demo lagu-lagu Nirvana berikutnya ke Colombia Record dan Warner Brothers. Mereka memutuskan bahwa Nirvana harus bergabung dengan major label karena paling tidak, major label akan mempunyai distribusi album yang lebih baik.
Nirvana kemudian bergabung dengan perusahaan DGC, anak perusahaan dari Geffen Record. Geffen disaat yang sama menaungi Guns n Roses. Dan banyak orang yang memplesetkan DGC dari David Geffen Company menjadi Dumping Ground Company, saking sedikitnya lagu-lagu hits yang dihasilkan dari DGC daripada Geffen. Tapi sejarah akan berubah.
Pada 1991, Nirvana merilis album Nevermind. Saat itu Kurt berusia 22 tahun, Krist 26 tahun, dan Dave 21 tahun. Single pertama adalah ‘smells like teen spirit’ dan single kedua ‘lithium’. Video klip ‘smells like teen spirit’ sudah menyita perhatian para anak muda penikmat musik. Dan pada saat rilis Nevermind ternyata anak-anak muda tersebut sudah lama menunggu album tersebut. DGC hanya merilis album itu 46.251 kopi, dan karena semuanya telah habis terjual, persediaan album itu kosong selama beberapa minggu.
Seiring dengan tur album Nevermind yang dilakukan Nirvana, rekor penjualan album naik dengan cepat. Pada bulan November penjualan Nervermind mencapai satu juta keping. Pada bulan April 1992, Nirvana muncul pertama kalinya dalam sampul majalah Rolling Stones. Dalam foto yang dipakai sebagai sampul, Kurt memakai sebuah t-shirt bertulisan “coorporate magazine still suck”.
In Utero
Pada bulan Desember 1992, Kurt menyelesaikan beberapa lagu untuk album Nirvana berikutnya. Ia bermaksud memberi judul album itu ‘i hate myself and i want to die’. Lagu-lagunya direncanakan sebagian besar bercerita tentang keluarganya yang lama dan baru. Sebelumnya, tepatnya pada 24 Februari 1992 Kurt telah menikah dengan vokalis grup band rock cewek Hole, Courtney Love.
Untuk album ketiga Nirvana, Courtney menjadi karakter penting dalam lagu-lagu baru ciptaan Kurt. Courtney menjadi seperti seorang Tracy Marender yang mewarnai beberapa “lagu cinta” Kurt di albm Bleach, dan seperti Tobi Vail yang juga mewarnai mood Kurt dalam lagu-lagu di album Nevermind. Pada album ketiga ini, Don Cobain, Courtney, dan anak Kurt (lahir pada 18 Agustus 1992), Frances Bean Cobain. Kurt menamai album ketiga ini In Utero.
In Utero pada akhirnya tercatat sebagai album rekaman ketiga dan terakhir Nirvana. Album itu diproduseri oleh Steve Albini di Pachyderm Studio, negara bagian Minneapolis.
Nirvana ada disana untuk membuat album yang harus mereka buat – secara cepat, penuh disonansi, dan eksperimental – setelah kesuksesan album yang meraih tripleplatinum, Nevermind. Saat itu Kurt telah menjadi peimpin dan pencipta lagu Nirvana yang memikat dan misterius. Ia saat itu juga telah menjadi megabintang musik rock dengan konflik batin terbesar: tidak bahagia dalam sorotan, membenci tekanan akibat menjadi selebriti, namun tidak sabar untuk mempermainkan massa peendengar yang kini dimilikinya.
Saat In Utero diproduksi, sudah mustahil untuk mengabaikan lirik tentang penuaan, kekecewaan, pasrah dan pergi yang dilontarkan Kurt dalam lagu-lagu seperti “Very Ape” (if you ever need anything, please dont… hesitate to ask someone first), atau “Pennyroyal Tea” (im sotired i cant sleep), dan lagu penutup di album In Utero “All Apologies” (everything is my fault, i’ll take all the blame). Lagu pertama di In Utero, dibuka dengan Kurt mengumumkan, “teenage angst has paid off well, now im old and bored”.
Kurt percaya bahwa In Utero adalah karya terbaik Nirvana. “album ini sangat aneh,” katanya dalam wawancara dengan RollingStones pada Oktober 1994. “seumur hidup saya tidak pernah merasa sebingung ini, tapi pada saaat yang bersamaan saya belum pernah merasa sepuas ini terhadap apa yang kami buat.”
“Ada momen-monen di In Utero yang sama bagusnya dengan death metal, hard core punk atau heavy rock yang ada di luar sana sekarang,” ujar Krist dalam wawancara dengan RollingStones pada tahun 2013. Dave mengakui mengakui bahwa In Utero sebagai “rekaman terjujur yang pernah saya buat seumur hidup. Kami berusaha menangkap mome-momen sebagai band di sebuah ruangan. Tidak ada yang menghalangi itu.”
Apapun yang Ditinggalkannya
Pada 8 April 1994 Kurt ditemukan tewas di kedimannya di Seattle akibat luka tembakan yang dilakukan terhadap dirinya sendiri. Saat itu ia berusia 27 tahun.
Kematian Kurt membuat para penikmat musik terkejut dan bersedih. Orang-orang terdekat Kurt merasa kehilangan termasuk Courtney. Setelah kematian Kurt, Nirvana meredup. Dua personil yang tersisa tidak ingin mencari pengganti Kurt. Setelah peristiwa tragis kematian pemimpin band, Krist merintis karir solo, dan Dave membentuk band bernama Foo Fighter.
Setelah album rekaman terakhir, In Utero, Nirvana masih melakukan penampilan fenomenal melalui aksi MTV Unplugge pada bulan Maret 1993. Penampilan tersebut melengkapi potongan-potongan etalase Nirvana sebagai band yang dapat menyentuh begitu banyak orang.
Apa yang terjadi adalah album kedua Nirvana, Nevermind, berhasil mengirim tiga anggota Nirvana, Dave Grohl, Krist Novoselic, dan Kurt Cobain pada posisi superstar dunia musik. Pada sisi yang lain, penulis menilai Nirvana telah melakukan perubahan secara sistemik terhadap dunia musik 1990-an dan sampai 20 tahun setelahnya.
Pertama, Nirvana mengakhiri era glam-rock yang populer pada tahun 1980. Suatu era dimana band seperti Montley Crue dan Queen, yang bermusik sambil mengenakan pakaian yang heboh dan rambut gondrong. Nirvana menampilkan hal yang sangat berbeda dari dandanan glam rock, Nirvana menampilkan lagu-lag dengan chord sederhana namun penuh pernyataan, dengan dandanan ‘cuek dan biasa saja’ melalui t-shirt dan celana jeans belel.
Kedua, Nirvana menjadi bagian dari kemunculan aliran grunge di dunia musik. Dengan musik nyaris minus sound effect, kecuali suara gitar yang sangat kasar, grunge dinilai banyak kritikus musik sebagai “rock n roll minus atribut”. Bersama Nirvana, ada Pearl Jam, Soundgarden, Smashing Pumkins, Alice In Chains, dan Mudhoney.
Ketiga, Nirvana sempat menunda trend musik lain untuk muncul. Karena selama ada Nirvana, musik-musik ‘kulit hitam’ seperti hip-hop dan RnB masih tetap berada “di bawah radar” para penikmat musik dunia. Segera setelah Nirvana vacum, pada tahun 1997-1998 bermunculan band hip-metal atau nu-metal seperti Korn, Limp Bizkit, Kidd Rock dan Slipknot. Suara , irama dan hentakkan musik hip-metal dari Limp Bizkit dan Kidd Rck yang sangat kental nuansa hip-hop di dalamnya kemudian berpadu dengan kebangkitan hip-hop pada 1990-an melalui grup NWA, Beastie Boys dan Run DMC.
Lebih dari itu semua, Kurt memberikan pesan yang jelas kepada anak muda pecinta musik, bahwa yang dibutuhkan untuk menjadi musisi adalah pesan yang kuat untuk ditampilkan. Cukup dengan pesan yang kuat itu – ditambah kemampuan bermain gitar – maka anak muda dapat meneriakkan pesannya kepada dunia.
Dan Nirvana sezaman dengan Guns n Roses. Tapi tenang saja, Kurt pernah bilang “Guns n Roses is OK to like.” Hahaha. Very funny, Kurt.
Sumber:
Majalah RollingStone Indonesia; edisi 103, November 2013.
Charles Cross, Heavier Than Heaven; Biografi Kurt Cobain; 2005; Yogyakarta: Alinea
Ahmad Muttaqin