Dewantara- Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Alauddin Makassar, Astrid Veranita Indah, berhasil menyandang gelar doktor Ilmu Fisafat dari Fakultas Filsafat UGM, Rabu (17/1), setelah mempertahankan disertasinya yang berjudul Kekerasan Sistemik Slavoj Zizek Perspektif Epistemologi Archie Bahm: Relevansinya Bagi Masyarakat Indonesia.
Di hadapan tim penguji yang dipimpin oleh Dekan Filsafat, Dr. Arqom Kuswanjono, promovendus menegaskan kekerasan sistemik merupakan bagian kenyataan dari realitas sosial yang terjadi pada masyarakat saat ini sebagai bagian dari munculnya teknokapitalisme. Menurutnya, kekerasan sistemik tersebut mulai nampak dari iklan berbasis kemanusiaan yang dikembangkan oleh retail minimarket atau perusahana tertentu.
Kekerasan sistemik yang direfleksikan Zizek, kata Astrid, merupakan bentuk kekerasan yang menekankan pada sistem ekonomi. Sistem ekonomi yang dikembangkan oleh ideologi teknokapitalisme adalah sistem ekonomi yang bersifat eksploitatif dan manipulatif serta menjadi penyebab bagi krisis kemanusiaan yang terjadi saat ini.
“Menurut Zizek, sistem teknokapitalisme telah meciptakan sistem universal yang telah melenyapkan partikularitas budaya lokal,” kata Astrid.
Ciri masyarakat teknokapitalisme ditandai dengan persoalan vitimisasi yaitu keberlimpahan yang disajikan oleh media terhadap korban kekerasan perang dan terorisme yang telah ditunggangi oleh kepentingan politik.
“Rasa kemanusiaan dihadirkan dengan kepentingan politik tertentu,” ujarnya.
Lalu, kebaikan yang dikomodifikasi yang mengarah pada tujuan memenuhi keuntungan bukan pada rasa kemanusiaan.
“Donasi kemanusiaan bukan lagi hanya pada tindakan kemanusiaan semata namun bertujuan mencari keuntungan dan melanggengkan sistem kapitalis,”tambahnya.
Menurut Astrid, para kapitalis mengetahui bahwa bantuan kemanusiaan tidak akan mampu mengubah kondisi ekonomi masyarakat kecil, namun iklan-iklan kemanusiaan terus dikembangkan dalam masyarakat teknokapitalisme saat ini.
Astrid berpendapat bahwa revolusi mental yang dicanangkan pemerintah perlu untuk menahan arus ideologi kapitalisme ini dengan didasari dengan penghayatan atas nilai Pancasila. Disamping itu, pemerintah secara persuasif memberikan kesadaran bagi masyarakat serta mengatur dan meregulasi sirkulasi ekonomi yang ada saat ini. Pasalnya, semakin banyak sistem pasar yang menawarkan ideologi kapitalisme maka kearifan lokal akan semakin tergeser.
“Penguatan revolusi mental melalui pengamalan nilai-nilai Pancasila dan nilai-nilai kearifan lokal perlu dikembangkan untuk mencegah penyalahgunaan ideologi kapitalisme saat ini,” pungkasnya.
Sumber: ugm.ac.id