Media sosial yang sering kita mainkan dewasa ini padat akan informasi, baik informasi yang isinya hanya sekedar untuk hiburan, candaan semata ataupun berita yang sarat akan ilmu pengetahuan. Padatnya informasi yang beredar di media sosial tidak lepas dari peran media atau informan yang menulis serta menyebarkan informasi atau berita tersebut.
Dewantara.id, Jakarta – Karena tujuan dibuatnya media sosial ini adalah untuk menghubungkan orang di segala penjuru dunia secara singkat tanpa peduli akan jauhnya jarak. Maka dalam hitungan detik pun, segala informasi yang dibuat akan langsung tersebar dan dibaca oleh netizen yang tersebar di seluruh penjuru tempat.
Namun, tidak semua informasi atau berita yang beredar di media sosial itu benar atau sesuai dengan fakta. Seringkali berita yang beredar sifatnya memfitnah, membuat kesan negatif suatu pihak, berbau SARA, ataupun mencela dan menghujat suatu pihak. Berita ini seringkali kita sebut dengan HOAX. Informasi HOAX sendiri dimanfaatkan oleh segelintir pihak untuk mencari keuntungan semata tanpa mempedulikan akibat negatif yang ditimbulkannya.
Bukan hanya sekedar uang yang didapat, tetapi tujuan mereka adalah meracuni pikiran masyarakat Indonesia dengan mencekoki hal-hal negatif sehingga masyarakat yang tadinya lurus bisa berbalik 180 derajat, menjadi orang-orang bodoh yang hanya memandang orang lain dari satu sisi, yaitu sisi negatifnya.
Hitler pernah berkata “buatlah kebohongan yang besar, buatlah menjadi sederhana, teruslah mengatakannya, dan akhirnya mereka akan percaya”. Begitu juga dengan peran Hoax sebagai berita yang sarat akan kebohongan. Karena setiap isi dari informasi hoax selalu mudah dicerna oleh publik.
Ditambah lagi informasi tersebut selalu direpost atau dibagikan, baik itu si pembuat berita ataupun orang yang termakan HOAX itu sendiri, sehingga akhirnya membuat banyak orang percaya akan berita tersebut. Dengan begitu bangsa kita sedang menuju kehancuran karena termakan oleh sebuah kebohongan dan mudah diadu domba oleh para elite.
Tetapi informasi HOAX tidak sepenuhnya negative, ibarat kita tidak akan tahu sehat tanpa mengenal sakit. Begitu juga dengan HOAX, karena tanpa HOAX sendiri kita tidak akan tahu mana berita yang benar dan mana yang salah. HOAX diciptakan agar kita menjadi masyarakat yang cerdas dan haus akan segala informasi. Kita dituntut untuk tidak berhenti mencari kebenaran dibalik tumpukan kebobrokan akan suatu informasi.
Karena jika kita berhenti kita akan menjadi manusia yang mati, tetapi jika kita terus mencari kebenaran dari suatu informasi maka kita akan menjadi manusia yang hidup, ibarat seperti hidup yang terus berjalan dan berputar dan tidak akan berhenti hingga waktunya tiba.
Oleh Andhika Rafi, Pelajar SMA Sumbangsih Jakarta