Dewantara, Bandung- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melarang aktivitas Skip Challenge yang sedang marak di media sosial. Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan aktivitas tersebut berbahaya bagi siswa. Ia juga mengimbau para guru dan kepala sekolah memberikan perhatian khusus terhadap aktivitas siswa di lingkungan sekolah.
“Permainan Skip Challenge sangat berbahaya bagi siswa, dan ini harus diberikan larangan keras. Guru dan Kepala Sekolah perlu memberikan perhatian terhadap aktivitas siswa di lingkungan sekolah,” jelas Muhadjir dalam keterangan rilis.
Muhadjir menambahkan permainan tersebut sangat membahayakan jiwa siswa, baik jangka pendek ataupun jangka panjang.
“Apa yang dilakukan sewaktu muda, akan memberikan dampak saat sudah tua. Permainan tersebut sangat membahayakan, dan akan berdampak buruk bagi kesehatan siswa,” jelasnya.
Mendikbud berharap para siswa di bawah bimbingan guru dan kepala sekolah tidak melakukan tindakan yang berbahaya dan tidak mendukung masa depan.
“Lakukan aktivitas yang positif dalam mengekspresikan diri. Aktivitas siswa saat-saat jam istirahat dan jam pulang sekolah perlu menjadi perhatian sekolah. Aktivitas yang membahayakan harus segera diberhentikan,” pesan Mendikbud Muhadjir.
Mendikbud juga mengajak orang tua dapat lebih aktif berkomunikasi dan memantau aktivitas anak-anaknya. Kata dia, peran orang tua untuk memberikan pemahaman tentang risiko aktivitas berbahaya seperti skip challenge sangatlah penting.
Video tantangan skip challenge atau pass out challenge saat ini viral di beberapa media sosial. Tantangan ini dilakukan dengan cara menekan dada sekeras-kerasnya selama beberapa waktu sehingga menyebabkan pelakunya kejang dan pingsan. Banyak siswa menganggap bahwa aktivitas tersebut merupakan pengalaman yang menegangkan dan menyenangkan.
Tetapi, tanpa disadari oleh para siswa tersebut, mereka pingsan karena asupan oksigen ke otak terhenti beberapa saat. Hal itu dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak, dan berakibat fatal seperti terjadinya kerusakan otak atau kelumpuhan organ-organ vital lainnya. Praktisi kesehatan telah melarang tantangan yang berbahaya ini. Namun, masih banyak yang belum memahami risikonya.
Annisa