Dewantara, Aceh – Melon mikoriza merupakan buah melon yang dibudidayakan dengan pupuk hayati mikoriza yang lebih ramah lingkungan. Cara ini dapat mengefisiensi penggunaan pupuk kimia secara berlebihan.
Mahasiswa Unsyiah, Fakultas Pertanian, Jurusan Agroteknologi Zurlaily Oktaviani mengatakan pengembangan inovasi lewat Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kewirausahaan berlangsung dari Maret hingga Juli 2018. Program PKM-Kewirausahaan ini dibiayai oleh Kemenristek Dikti tahun 2018 dan melibatkan Mahasisa Fakultas Pertanian meliputi, Fitra Aris Munandar (21), Zurlaily Oktaviani (21), Muhammad Irwansyah (20) dari Program Studi Agroteknologi, dan Rina Harina Suci (21) dari Program Studi Teknik Pertanian.
Ia menjelaskan, dalam kajian sains pertanian, mikoriza adalah simbiosis jamur yang dapat bersimbiosis dengan akar tanaman yang berfungsi untuk memperluas wilayah penyerapan hara dan air, memutuskan ikatan antara al dengan posfor yang dibutuhkan oleh tanaman pada tanah marginal.
Kemudian, unsur fosfor (merangsang pertumbuhan bunga dan buah) yang tersedia meningkat dan dapat dimanfaatkan oleh tanaman dalam menghasilkan buah yang lebih baik. Pada kondisi lainnya juga berfungsi sebagai bio-fertilizer dan bio-protector bagi tanaman terhadap serangan patogen.
Dia mengakui, kegiatan ini telah dimulai sejak bulan Maret hingga Juli 2018 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Unsyiah dan gagasan inovasi tersebut muncul karena melihat tingginya penggunaan bahan kimia dalam produk pertanian yang berefek pada kesehatan konsumen dan penurunan kualitas lahan di Aceh.
Menurutnya, belakangan ini permintaan buah melon di provinsi paling ujung barat Sumatera setiap tahun semakin meningkat, dan agar dapat terus memenuhi kebutuhan pasar, biasanya petani acap kali menggunakan bahan kimia seperti pupuk kimia, pestisida dan herbisida dalam pembudidayaannya.
“Jika hal ini terus berlangsung dikhawatirkan akan berdampak buruk untuk kesehatan generasi bangsa dan beranjak dari problem itu, kami melakukan pengdmbangan melon mikoriza berbasis ekologi yang lebih ramah lingkungan,” jelasnya.
Wakil Dekan III Fakultas Pertanian Unsyiah Dr Syafruddin selaku dosen pembimbing dalam program ini mengatakan, melon mikoriza memiliki keunggulan baik dari rasanya yang manis dan tidak dengan pupuk kimia yang berlebihan.
“Kami berharap kedepan adik-adik mahasiswa lebih inovatif dan memiliki produk dengan branding melon mikoriza yang berbasis organik dan sehat untuk dikonsumsi,” katanya.
Saat ini melon mikoriza telah dipasarkan di beberapa toko buah di Banda Aceh dan Aceh Besar, dan sebagian konsumen langsung datang ke kebun untuk memetik sendiri buah melon yang mereka sukai.
Bahkan, Tim PKM-Kewirausahaan Unsyiah juga menyediakan layanan pre-order, dan banyak konsumen memesannya.
“Syukur alhamdulillah saat ini melon mikoriza mendapat respon positif dari masyarakat,” tambah Zurlaily. (antara)