Dewantara
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi
Dewantara
No Result
View All Result
Home Opini

Refleksi Agustus dari Pemuda Zaman Now

dewantara.id by dewantara.id
August 15, 2018
in Opini, Siswa
0
Refleksi Agustus dari Pemuda Zaman Now

Ilustrasi gambar: dewantara.id

53
SHARES
588
VIEWS
Share on TwitterShare on Facebook

Bisa dibilang pemuda jaman now ini berbeda dengan pemuda di zaman sebelumnya. Pemuda zaman sekarang itu kurang nabung moral dan etika. Nah, yang dimaksud nabung ya mereka kurang belajar.. pendorongnya bisa karna faktor lingkungan dimana mereka tinggal.

Dewantara, Jakarta – Pemuda sekarang seperti saya memang butuh direvolusi..cukup berat dikatakan namun hal ini signifikan pula pengaruhnya. Revolusi bagi kami atau setidaknya saya berguna untuk menularkan kebaikan pada pemuda penerus bangsa secara massif dan konsisten. Lantas apa sih revolusi menurut saya itu ?

Revolusi itu adalah bentuk sebuah integritas pada diri sendiri dan pada akhirnya berimbas pada masyarakat ataupun lingkup lingkungan paling dekat dari kami. Pergerakan yang dibuat agar bisa otomatis. Pergerakan dalam hal penerapan nilai dan prinsip untuk menularkan moral dan etika kepada pemuda saat ini.

Bagaimana caranya? Ya bergerak saja. Kalau ada dinamika nanti pada proses, ya memang itulah hidup. Kadang ada progress perkembangan kadang penyusutan. Tentu saja kita butuh progress bukan? siapakah yang terlibat aktif dan langsung agar tepat sasaran? Bagi saya adalah lingkungan.

Karena bagaimanapun juga, masyarakat sadar tidak sadar, selalu dipaksa oleh sebuah keadaan untuk menjadi sesuatu. Jadi, tidak ada ruginya bukan jika kita melakukan sebentuk gerakan massif, atas dasar kesadaran sendiri demi kebutuhan kita sendiri. Mudah bukan? Pastinya sulit……

Point of view-nya mudah-mudahan jelas. Bahwa kami, kita, yang pemuda jaman now ini, membutuhkan suatu perubahan yang cepat atau revolusi tersebut. Semata-mata agar para pemuda jaman now ini memiliki kembali ukuran moral, behaviour standard yang memang berdasar dari “Jati diri bangsa Indonesia” _apa pula ini.. 🙁 Sesungguhnya, kita sebagai bagian dari bangsa, keterlibatan kami dalam dinamika macam itu dibutuhkan.

Mereka atau anda sebagai pembaca sangat tahu dan paham akan hal ini…..bagaimana tiap usaha yang dimaksud ujungnya adalah pembangunan kader-kader penerus bangsa yang mumpuni moral dan tanggung jawabnya. Tapi sayangnya yang dimaksud dengan “mereka” itu, kadang butuh di “ketok” baru bisa lurus. Nggak bengkok lagi.

Baru bisa memberikan suri tauladan yang selama ini banyak absen dari kehidupan sehari-hari kami, pemuda zaman now….bukankah nanti pemuda yang dituntut perannya oleh zaman? Bukan “mereka” yang dimakan zaman? Bukankah pemuda yang seharusnya ditajamkan? Bung Karno bilang cukup sepuluh pemuda? Demikiankah? Hanya dengan alasan itu saja pemuda seperti kami berhak menuntut habis-habisan tanggung jawab “mereka”. Mungkin anda juga salah satunya.

Bangsa ini memang sudah merdeka. Tapi itu sebuah proses yang masih berjalan. Dan kita belum sepenuh-penuhnya sampai dan selesai. Anggap baru saja dimulai, maka kita butuh percepatan, saling dorong, saling dukung. Agar kami yang didepan nanti bisa gesit, bisa cakap. Syukur-syukur melebihi generasi sebelum kami. Sekolah, orang tua, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat harusnya saling terikat akan visi dan misi yang sama. Silahkan pikirkan kondisi saat ini.

Sebab saat ini adalah cerminan kedepan nanti. Pembenahan ini harus dilanjutkan. Percuma saja pembangunan fisik negara dibuat dengan sempurna jika penerus bangsa ini adalah pemuda “doyan kibul”, sedih jika kalimat jargon di spanduk seperti “pemuda-pemudi berkualitas dan bertanggung jawab” jauh panggang dari api.


Saya suka dengan lirik lagu Iwan Fals berjudul Sumbang, “Lusuhnya kain bendera dihalaman rumah kita, bukan suatu alasan untuk kita tinggalkan,” Jadi, atas nama Sang Saka Merah Putih yang saat ini sudah banyak di pasang di tiap rumah, di pojok gang senggol, di pinggir jalan besar, di gedung-gedung bertingkat, di warung-warung kaki lima……mari kita ber-okestrasi bersama. Dengan satu judul yang sama. Tidak perlu sama genre.

Cukup satu kesadaran pada individu masyarakat. tularkanlah kepada kami nada sumbang itu. Perdengarkanlah kepada kami suara merdu itu. Tolong perlihatkan kepada kami sebuah orkestrasi indah dalam perbedaan. Dangdut, rock n roll, jazz ataupun macam-macam jenis musik yang muncul dengan kesadaran yang sama demi Indonesia tercinta.

Dan kepada para teman sejawat saya, para pemuda di jaman now ini..anggap zaman ini adalah zaman kita sedang “digodok…” entah itu di sekolah atau pun di berbagai tempat lainnya dimana kita hadir. Karena kami ada tidak hanya sekedar untuk hidup dan bernafas. Hingga nanti saatnya tiba, kami dipersiapkan dalam sebuah “Pertemuan Generasi Pemuda dimana Era Kegelapan Telah Mendidik Kami Untuk Bangkit Bersama”


Apatis terhadap dinamika bangsa? pemuda jaman now eksklusif? Masa bodoh? pemuda jaman now itu cuma bagian dari masalah diantara terlalu banyaknya permasalahan bangsa saat ini? Pemuda zaman ini cuman bagian kecil dari jalan keluar yang ukurannya juga nggak lebar-lebar amat. Sempit? Loh memang ada yang mikir begitu? Silahkan dijawab setelah bangun dari tidur…………..

Jo Nico, Pelajar SMA Diponegoro 1 Jakarta

Tags: agustusgenerasi milenialmerdekamusikpemudazaman now
Tweet13Share21Share5Share
dewantara.id

dewantara.id

Related Posts

Pentingnya Perubahan Kurikulum

Pentingnya Perubahan Kurikulum

January 19, 2024
Filosofi Pendidikan KHD untuk Zaman Now

Filosofi Pendidikan KHD untuk Zaman Now

September 3, 2023
R.A. Kartini: Simbol Perempuan Priyayi-Jawa Yang Tercerahkan

CATATAN PEREMPUAN ATAS REFLEKSI 21 APRIL

April 20, 2023
NATO Climate Change and Security Action Plan :  Bentuk Responsi Aliansi Militer Terhadap Ancaman Iklim

NATO Climate Change and Security Action Plan : Bentuk Responsi Aliansi Militer Terhadap Ancaman Iklim

October 26, 2021

Relasi Guru dan Murid Berbasis Kesetaraan

August 25, 2020
WFH dan Komitmen

WFH dan Komitmen

June 28, 2020

Kegagalan Bahasa Indonesia Berkomunikasi dengan Rakyat Indonesia

April 19, 2020
Menyelami Masa Revolusi Indonesia lewat Idrus

Menyelami Masa Revolusi Indonesia lewat Idrus

April 18, 2020
Load More

Tentang Kami

Dewantara adalah situs informasi seputar kebudayaan khususnya lingkup pendidikan. Berisi artikel, berita, opini dan ulasan menarik lainnya. Dihuni oleh para penulis dan praktisi berpengalaman.

E-mail: jejaringdewantara@gmail.com
Yayasan Bintang Nusantara

Follow Us

Category

  • Advetorial
  • Dari Anda
  • Galeri
  • Garis Waktu
  • Internasional
  • Jejak
  • Jendela Dunia
  • Kabar
  • Kakiku
  • Komunitas
  • Mahasiswa
  • Nasional
  • Opini
  • Praktisi
  • Profil
  • Sains
  • Seni Budaya
  • Siswa
  • Sosok
  • Tips
  • Uncategorized

Popular

  • SMPN 5 Cilegon Serius untuk Jadi Sekolah Rujukan Google

    SMPN 5 Cilegon Serius untuk Jadi Sekolah Rujukan Google

    34 shares
    Share 14 Tweet 9
  • “Bahasa Melayu Sebagai Lingua Franca Masa Kurun Niaga”

    33 shares
    Share 13 Tweet 8

Recent News

Haul Akbar Syech Abdul Qodir Jailani di Link. Palas Berlangsung Semarak

Haul Akbar Syech Abdul Qodir Jailani di Link. Palas Berlangsung Semarak

October 6, 2025
LP-NU dan LAZISNU Kolaborasi Gelar Bazar Murah Telur

LP-NU dan LAZISNU Kolaborasi Gelar Bazar Murah Telur

August 31, 2025

© 2018 Dewantara.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi

© 2018 Dewantara.id

Go to mobile version