Bisa dibilang pemuda jaman now ini berbeda dengan pemuda di zaman sebelumnya. Pemuda zaman sekarang itu kurang nabung moral dan etika. Nah, yang dimaksud nabung ya mereka kurang belajar.. pendorongnya bisa karna faktor lingkungan dimana mereka tinggal.
Dewantara, Jakarta – Pemuda sekarang seperti saya memang butuh direvolusi..cukup berat dikatakan namun hal ini signifikan pula pengaruhnya. Revolusi bagi kami atau setidaknya saya berguna untuk menularkan kebaikan pada pemuda penerus bangsa secara massif dan konsisten. Lantas apa sih revolusi menurut saya itu ?
Revolusi itu adalah bentuk sebuah integritas pada diri sendiri dan pada akhirnya berimbas pada masyarakat ataupun lingkup lingkungan paling dekat dari kami. Pergerakan yang dibuat agar bisa otomatis. Pergerakan dalam hal penerapan nilai dan prinsip untuk menularkan moral dan etika kepada pemuda saat ini.
Bagaimana caranya? Ya bergerak saja. Kalau ada dinamika nanti pada proses, ya memang itulah hidup. Kadang ada progress perkembangan kadang penyusutan. Tentu saja kita butuh progress bukan? siapakah yang terlibat aktif dan langsung agar tepat sasaran? Bagi saya adalah lingkungan.
Karena bagaimanapun juga, masyarakat sadar tidak sadar, selalu dipaksa oleh sebuah keadaan untuk menjadi sesuatu. Jadi, tidak ada ruginya bukan jika kita melakukan sebentuk gerakan massif, atas dasar kesadaran sendiri demi kebutuhan kita sendiri. Mudah bukan? Pastinya sulit……
Point of view-nya mudah-mudahan jelas. Bahwa kami, kita, yang pemuda jaman now ini, membutuhkan suatu perubahan yang cepat atau revolusi tersebut. Semata-mata agar para pemuda jaman now ini memiliki kembali ukuran moral, behaviour standard yang memang berdasar dari “Jati diri bangsa Indonesia” _apa pula ini.. 🙁 Sesungguhnya, kita sebagai bagian dari bangsa, keterlibatan kami dalam dinamika macam itu dibutuhkan.
Mereka atau anda sebagai pembaca sangat tahu dan paham akan hal ini…..bagaimana tiap usaha yang dimaksud ujungnya adalah pembangunan kader-kader penerus bangsa yang mumpuni moral dan tanggung jawabnya. Tapi sayangnya yang dimaksud dengan “mereka” itu, kadang butuh di “ketok” baru bisa lurus. Nggak bengkok lagi.
Baru bisa memberikan suri tauladan yang selama ini banyak absen dari kehidupan sehari-hari kami, pemuda zaman now….bukankah nanti pemuda yang dituntut perannya oleh zaman? Bukan “mereka” yang dimakan zaman? Bukankah pemuda yang seharusnya ditajamkan? Bung Karno bilang cukup sepuluh pemuda? Demikiankah? Hanya dengan alasan itu saja pemuda seperti kami berhak menuntut habis-habisan tanggung jawab “mereka”. Mungkin anda juga salah satunya.
Bangsa ini memang sudah merdeka. Tapi itu sebuah proses yang masih berjalan. Dan kita belum sepenuh-penuhnya sampai dan selesai. Anggap baru saja dimulai, maka kita butuh percepatan, saling dorong, saling dukung. Agar kami yang didepan nanti bisa gesit, bisa cakap. Syukur-syukur melebihi generasi sebelum kami. Sekolah, orang tua, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat harusnya saling terikat akan visi dan misi yang sama. Silahkan pikirkan kondisi saat ini.
Sebab saat ini adalah cerminan kedepan nanti. Pembenahan ini harus dilanjutkan. Percuma saja pembangunan fisik negara dibuat dengan sempurna jika penerus bangsa ini adalah pemuda “doyan kibul”, sedih jika kalimat jargon di spanduk seperti “pemuda-pemudi berkualitas dan bertanggung jawab” jauh panggang dari api.
Saya suka dengan lirik lagu Iwan Fals berjudul Sumbang, “Lusuhnya kain bendera dihalaman rumah kita, bukan suatu alasan untuk kita tinggalkan,” Jadi, atas nama Sang Saka Merah Putih yang saat ini sudah banyak di pasang di tiap rumah, di pojok gang senggol, di pinggir jalan besar, di gedung-gedung bertingkat, di warung-warung kaki lima……mari kita ber-okestrasi bersama. Dengan satu judul yang sama. Tidak perlu sama genre.
Cukup satu kesadaran pada individu masyarakat. tularkanlah kepada kami nada sumbang itu. Perdengarkanlah kepada kami suara merdu itu. Tolong perlihatkan kepada kami sebuah orkestrasi indah dalam perbedaan. Dangdut, rock n roll, jazz ataupun macam-macam jenis musik yang muncul dengan kesadaran yang sama demi Indonesia tercinta.
Dan kepada para teman sejawat saya, para pemuda di jaman now ini..anggap zaman ini adalah zaman kita sedang “digodok…” entah itu di sekolah atau pun di berbagai tempat lainnya dimana kita hadir. Karena kami ada tidak hanya sekedar untuk hidup dan bernafas. Hingga nanti saatnya tiba, kami dipersiapkan dalam sebuah “Pertemuan Generasi Pemuda dimana Era Kegelapan Telah Mendidik Kami Untuk Bangkit Bersama”
Apatis terhadap dinamika bangsa? pemuda jaman now eksklusif? Masa bodoh? pemuda jaman now itu cuma bagian dari masalah diantara terlalu banyaknya permasalahan bangsa saat ini? Pemuda zaman ini cuman bagian kecil dari jalan keluar yang ukurannya juga nggak lebar-lebar amat. Sempit? Loh memang ada yang mikir begitu? Silahkan dijawab setelah bangun dari tidur…………..
Jo Nico, Pelajar SMA Diponegoro 1 Jakarta