Dewantara – The North Atlantic Treaty Organization (NATO) atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara merupakan sebuah aliansi militer yang dibangun pasca terjadinya Perang Dunia Kedua dan kini telah memiliki 30 negara anggota independen. Pada 14 Juni lalu, para pemimpin NATO telah melaksanakan pertemuan rutinnya di Brussels, Belgia yang menghasilkan sebuah fokus agenda baru bernama NATO Climate Change and Security Action Plan sebagai komitmen aliansi terhadap tantangan iklim yang semakin gencar terjadi di dunia belakangan ini. Walaupun ini bukanlah pertama kalinya untuk NATO merambah pada isu lingkungan — seperti di antaranya yang terjadi pada Chicago Summit 2012 lalu dimana aliansi telah sepakat untuk bekerjasama meningkatkan efisiensi energi pada kekuatan militer mereka — tetapi nyatanya, kesepakatan yang dihasilkan di Brussels Summit 2021 adalah kali pertama NATO memiliki agenda utama yang menganggap isu perubahan iklim sebagai serangan “teroris” non-tradisional yang luar biasa berbahaya dan dapat mengancam keamanan negara-negara anggota NATO itu sendiri.
NATO mengungkapkan bahwasannya perubahan iklim membuat para pasukan militer lebih sulit dalam melakukan pekerjaannya dan dapat melipatgandakan ancaman kemananan yang ada. Banyak konflik di dunia terjadi di negara-negara yang terdampak perubahan iklim dimana banyak masalah yang menjadi persoalan di antaranya kesulitan akses air bersih, sanitasi, cuaca ekstrem, dan kurangnya ketersediaan pangan yang membuat eskalasi konflik semakin menjadi-jadi. Selanjutnya, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengungkapkan dalam artikel yang ditulisnya bahwa perubahan iklim telah menjadi sebuah ancaman keamanan sehingga NATO harus bertindak lebih untuk memahami secara utuh dan menggabungkan aspek perubahan iklim sebagai bagian dari tugasnya, dari mulai strategi militer sampai dengan cara aliansi melatih pasukan militernya. Stoltenberg kemudian menambahkan bahwasannya perubahan iklim telah mempersulit pasukan militer dalam menjaga keamanan masyarakat, salah satu contohnya ketika NATO mengadakan misi pelatihan di Iraq dimana temperatur udara di sana pada saat musim panas biasanya melebihi 50 derajat celcius. Departemen Pertahanan AS juga telah melaporkan bahwa perubahan iklim telah menjadi ancaman terhadap lebih dari dua pertiga instalasi militer penting, mulai dari pangkalan angkatan laut terbesar di dunia yang berada di Norfolk, Virginia — sekaligus tempat komando NATO — sampai dengan Pangkalan Angkatan Udara Peterson di Colorado. Pelabuhan-pelabuhan utama di Eropa seperti Rotterdam, Antwerp, dan Hamburg pun turut terkena imbasnya. Menurut Jens Stoltenberg, sudah menjadi hal yang sangat penting bagi NATO untuk dapat beradaptasi dengan realita baru yang ada dari segi perlengkapan tempur, kendaraan, dan infrastruktur yang lebih baik. Artinya, isu perubahan iklim secara eksplisit adalah suatu persoalan yang telah menjadi bagian dari daftar pekerjaan NATO dalam upaya untuk meningkatkan ketahanan sekutu dan mitra yang mana telah dilakukan NATO pula selama beberapa dekade di bidang-bidang layaknya infrastruktur. Maka dari itu, melalui agenda Climate Change and Security Action Plan ini NATO telah sepakat untuk melakukan upaya dalam menghadapi perubahan iklim dengan menyelenggarakan “Climate Change and Security Impact Assessment” tiap tahunnya serta turut melakukan pemetaan dan analisis terhadap gas rumah kaca yang dihasilkan oleh instalasi militer maupun kegiatan militer lainnya. Akan tetapi, apabila dianalisa lebih dalam lagi, bisa jadi langkah yang diambil NATO ini pun justru memberikan domino effect terhadap menurunnya kapasitas militer aliansi di kemudian hari, karena NATO mungkin saja lebih berselera dalam “unjuk gigi” mencapai net-zero emissions di tahun 2050 dengan memilih teknologi militer yang “minim energi” dibandingkan melihat teknologi militer dari segi “kecanggihan” yang dihasilkannya. Maka dari itu, dalam melaksanakan agenda utama ini NATO perlu melakukannya dengan tepat dan penuh kehati-hatian, supaya agenda baru aliansi ini tidak menjadi sesuatu yang kontradiktif dengan tujuan utama dari NATO salah satunya membangun collective defence bagi sesama anggotanya.
Referensi :
NATO / Otan. What is NATO? (n.d.). Retrieved October 25, 2021, from https://www.nato.int/nato-welcome/index.html.
Nato. (n.d.). NATO must combat climate change – op-ed article by NATO secretary general Jens Stoltenberg. NATO. Retrieved October 25, 2021, from https://www.nato.int/cps/en/natohq/opinions_178334.htm.
Stoltenberg, J. (2021, April 21). Jens Stoltenberg: NATO’s climate challenge. POLITICO. Retrieved October 25, 2021, from https://www.politico.eu/article/jens-stoltenberg-nato-climate-change-challenge/.
Deborah Brosnan, P. D. (2021, July 27). Climate change is a unifying threat – NATO should enact Article 5 to Combat it. TheHill. Retrieved October 25, 2021, from https://thehill.com/opinion/energy-environment/565117-climate-change-is-a-unifying-threat-nato-should-enact-article-5-to?rl=1.
23, M. N. J., Nevitt, M., & Nevitt, M. (2021, June 23). NATO’s renewed focus on Climate Change & Security: What you need to know. Just Security. Retrieved October 25, 2021, from https://www.justsecurity.org/77055/natos-renewed-focus-on-climate-change-security-what-you-need-to-know/.
Hub, I. I. S. D. S. D. G. K. (n.d.). NATO adopts Climate Change Actions for 2030: News: SDG knowledge hub: IISD. SDG Knowledge Hub. Retrieved October 25, 2021, from https://sdg.iisd.org/news/nato-adopts-climate-change-actions-for-2030/.
Kochis, D. (n.d.). Biden wants NATO to focus on climate change. what about Russia? The Heritage Foundation. Retrieved October 25, 2021, from https://www.heritage.org/global-politics/commentary/biden-wants-nato-focus-climate-change-what-about-russia.
NATO agrees to study how climate change impacts global security threats. The World from PRX. (n.d.). Retrieved October 25, 2021, from https://www.pri.org/stories/2021-06-21/nato-agrees-study-how-climate-change-impacts-global-security-threats.
Person, & Sabine Siebold, R. E. (2021, June 14). Analysis: With trump gone, Nato Wages War on climate threat. Reuters. Retrieved October 25, 2021, from https://www.reuters.com/business/environment/with-trump-gone-nato-wages-war-climate-threat-2021-06-13/.
Tim. (2021, June 22). Sejarah Berdirinya Nato, Aliansi Militer di Atlantik Utara. internasional. Retrieved October 25, 2021, from https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210616135240-140-655088/sejarah-berdirinya-nato-aliansi-militer-di-atlantik-utara.
Rahajeng Amaragati Aryono
(Mahasiswi Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)