Pada hari pertama penyelenggaraan Jakarta Art Bienalle November tahun lalu, ada satu karya video instalasi yang menarik untuk disimak karena isi didalamnya. Untuk menyimaknya pengunjung harus duduk puluhan menit di depan sebuah layar. Karya itu dibuat oleh Ho Rui An, seniman dan penulis dari Singapura.
Solar: A Meltdown, ialah pertunjukan dalam bentuk ceramah yang idenya bermula ketika Ho Rui An menemukan manekin antropolog Charles Le Roux yang punggungnya nampak berkeringat di Tropenmuseum, Amsterdam. Darisana berkembang rangkaian investigasinya tentang imperium Inggris, dan lebih krusial lagi yaitu proyek kolonial Eropa yang dipengaruhi oleh panasnya matahari.
Dari ceramah seni “berbau sejarah” itu ditekankan dua tokoh yaitu wanita kulit putih eropa dan satu profesi pekerjaan operator kipas atau manusia kipas yang disebut Punkahwallah. Sebagai penguasa, wanita kulit putih eropa tidak baik jika berkeringat, maka ia tidak boleh kepanasan. Dalam video itu punkahwallah mencerminkan bentuk penjajahan eropa yang dilatarbelakangi persoalan panas matahari.
Profesi punkahwallah dapat ditemukan pada masa penjajahan Inggris di India dan Pakistan -sekitar abad ke-18. Punkawallah menghabiskan waktu berjam-jam berdiri atau duduk ditempat terpisah, menarik kontrol tali untuk membuat tuannya yang berada di dalam ruangan tetap dingin. Kipas tersebut bukanlah kipas angin listrik seperti yang dikenal sekarang, melainkan sebuah kipas besar yang bergantung dilangit-langit ruangan. Seorang punkahwallah lebih diutamakan yang tunarungu, agar mereka tidak bisa mendengarkan percakapan rahasia tuannya.
Satu artikel menyebutkan punkahwallah sebagai salahsatu daftar profesi pekerjaan yang paling buruk dan membosankan, selain berperan sebagai budak adapula orang yang menerima pekerjaan itu tanpa bayaran karena tidak ada lagi pekerjaan yang bisa didapatkan. Beruntung pada tahun 1882, seorang insinyur Amerika bernama Schuyler Skaats Wheeler menemukan kipas angin listrik, sehingga profesi buruk seperti punkahwallah tidak perlu lagi ada. (DC)
Referensi :
Berbagai sumber.