Gigi kuno yang baru ditemukan sejak 31.000 tahun lalu adalah bukti kelompok etnis baru dalam sejarah manusia – dan dapat mengubah semua yang kita ketahui tentang pemukim Amerika pertama.
Dewantara – Hidup dalam kondisi arktik yang ekstrim di Siberia selama Zaman Es terakhir, kelompok yang sebelumnya belum ditemukan itu dielu-elukan oleh para ilmuwan sebagai “mata rantai evolusi yang hilang.”
Dinamai sebagai orang-orang “Siberia Utara purba” penelitian terbaru menunjukkan bahwa mereka ternyata juga mampu beradaptasi dalam kondisi alam yang keras dengan aktivitas berat misal berburu Mammoth berbulu, Badak wol atau Bison.
Bukti arkeologis tersebut ditemukan berkat analisis DNA dari dua gigi susu kuno, yang ditemukan terkubur dalam di situs arkeologi Tanduk Badak Yana di Rusia.
Profesor Eske Willerslev, yang memimpin penelitian ini mengatakan bahwa situs Yana 31.000 tahun yang lalu adalah padang rumput Kutub Utara – lebih kaya akan keanekaragaman tanaman daripada hari ini dan didominasi oleh berbagai forb dan rumput, hanya ada sedikit pohon. Kehidupan binatang pun juga sangat berbeda dari hari ini.

“Itu lebih seperti apa yang kita ketahui dari sabana Afrika dengan mamut, badak berbulu, kuda, bison, serigala, dan singa. Dan mereka, manusia Siberia Utara Kuno, memburu badak dan mamut ini” ungkapnya.
Dijelaskan pula bahwa nenek moyang penduduk asli Amerika ternyata melakukan migrasi ke wilayah yang sekarang terendam yang disebut sebagai Selat Bering, dari Siberia ke Amerika Utara
***
Penemuan ini dilakukan sebagai bagian dari studi yang lebih luas yang juga menemukan jenazah manusia berusia 10.000 tahun di situs lain di Siberia. Tak tanggung-tanggung, mereka berkesimpulan bahwa sisa-sisa penemuan berusia 10.000 tahun ini dilabeli sebagai mata rantai yang hilang dalam kisah sejarah leluhur asli Amerika.
Hal tersebut dikarenakan bahwa ternyata analisis DNA mengungkapkan bahwa kerangka pria yang ditemukan di situs Kolyma mengandung campuran DNA Siberia Utara Kuno dan DNA Asia Timur, yang sangat mirip dengan yang ditemukan di penduduk asli Amerika.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok manusia Siberia Utara Kuno adalah kunci untuk kawin silang dan migrasi yang menyebabkan Paleo-Siberia menyimpang (keluar dari kelompok) dan melakukan perjalanan melintasi Selat Bering untuk menjadi penduduk asli Amerika pertama.
***
Diperkirakan bahwa manusia purba bermigrasi melintasi benua untuk mengejar hewan untuk diburu selain itu juga karena ada faktor lain seperti perubahan iklim serta untuk menghindari konfrontasi dengan kelompok yang berbeda.
“Penemuan manusia Siberia Utara purba ini telah mengubah apa yang kita ketahui tentang migrasi manusia secara keseluruhan” ungkap tim peneliti.
Para peneliti berpendapat bahwa empat puluh orang yang termasuk dalam kelompok ini hidup di situs Yana dan mereka akan menjadi bagian dari populasi yang lebih luas yaitu sekitar 500 orang.
Penelitian yang juga telah dipublikasikan dalam jurnal Nature tersebut ternyata berhasil pula menemukan berbagai alat-alat batu dan juga tulang-belulang binatang serta banyak bukti lain di situs tersebut yang menunjukkan adanya aktivitas kebudayaan disana.
Siapa Siberia Utara Kuno?
Inilah yang perlu kita ketahui tentang kelompok yang baru ditemukan tersebut..
Manusia Siberia Utara kuno adalah kelompok orang-orang kuno yang baru ditemukan yang hidup di daerah Rusia (saat ini) modern sekitar 30.000 tahun yang lalu..
Mereka umumnya mampu beradaptasi ditengah kondisi Zaman Es yang ekstrem, yang berangsur-angsur menjadi jauh lebih hangat menjelang akhir Zaman Es. Mereka juga hidup berdampingan bersama singa, kuda, dan serigala.
Kelompok ini juga terkait dengan kelompok Paleo-Siberia yang kemudian menyimpang dan kawin untuk kemudian melakukan perjalanan dari Siberia melintas ke Amerika Utara untuk menjadi penduduk asli Amerika pertama.
MZ/Editor
Sumber