Dewantara, – Wilayah Bandung Raya (Kota Bandung, Kab.Bandung, dan Kab.Bandung Barat) merupakan salah satu wilayah destinasi yang paling favorit untuk dikunjungi di Provinsi Jawa Barat. Menjadi favorit karena dapat dikatakan bahwa, “di Bandung mah segala macam hiburan ada” atau “Bandung mah pusat kuliner”, dan “cuacanya masih adem, udaranya masih sejuk”. Itu pula yang kami cari waktu mengunjungi Kab.Bandung Barat, lebih tepatnya Lembang pada 7-8 Agustus 2018.
Demi sampai ke Bandung pada pagi hari tanggal 7 Agustus, kami harus berangkat pada pukul 00.30 pada dini hari. Kami berusaha untuk spare waktu karena akan terkena macet di toll Jakarta-Cikampek, tepatnya di daerah Karawang. Ketika jam 05.00 kami sudah sampai di rest area KM 57 untuk shalat subuh dan meregangkan tubuh sebentar.

Jl. Raya Lembang
Pada jam 07.00 WIB kami tiba hotel tempat kami menginap, Hotel Bumi Makmur Indah di Jl.Raya Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Lokasinya yang tepat di Jl.Raya Lembang menawarkan akses yang dekat dengan Alun-alun Lembang, Pasar Lembang, dan juga Romah Sosis / Tahu Susus Lembang. Harga kamar berkisar Rp. 289.000 – Rp.400.00. Kalau kami pas bayarnya Rp. 275.000. Di dalam kamar yang kami tempati terdapat fasilitas TV serta kamar mandi dengan pilihan air dingin atau air hangat. Tidak ada dan tidak perlu AC karena Lembang masih cukup dingin. Namun kekurangannya, kebetulan kamar yang kamar yang kami tempati tidak memiliki fasilitas Wi-Fi. Tapi lumayan lah ya, ada TV dengan channel HBO dan Discovery Channel.

Pagi itu kami perlu langsung mencari sarapan karena perut belum terisi makanan berat sejak tengah malam. Kami mencari sarapan yang mudah dan murah di sekitar emperan Jl.Raya Lembang. Dan dalam hati kami berpikir, “kalau bisa sih dapat makanan yang agak-agak berbau Bandung. Bosen ah, di tempat asal kami di Cilegon sarapan nasi uduk atau gorengan terus.”
Untunglah kami dapat makanan lontong kari dan kupat tahu. Dilengkapi krupuk dan teh hangat pula, lumayan buat sarapan, buat sarapaaan.


Setelah bobo-boboan lucu dan mandi, kami coba jalan-jalan di sekitar Alun-alun Lembang. Kita juga dapat langsung cuss ke Floating Market.
Setelah pulang sore. Kita dapat balik ke hotel untuk bersih-bersih diri, selonjoran, dan tentunya upload foto di Facebook dan Instagram kita. Apalah artinya halan-halan kalau tidak di-upload di media sosial biar seluruh masyarakat Planet Bumi tau, iya nggak?
Cari Cemilan dan Hang-Out di Punclut
Menyentuh malam hari, kami merasa perlu pergi agak lebih jauh dari kawasan Lembang. Kebetulan ada teman yang tinggal di sekitar kawasan Lembang. Kami nyari yang dapat menghangatkan tubuh di tengah temperatur yang dingin.

Kami kemudian menuju ke kawasan Puncak Ciumbuleuit alias Punclut, Dago. Kami makan yang hangat-hangat dan yang murah-murah di sana. Maklum laah, kantong guru. Yang penting bisa hang-out sareng kawan-kawan.


Walking-walking di Dago Dream Park
Keesokan harinya, waktu berlimpah di pagi hari kami manfaatkan dengan sarapan di Pasar Cermat Lembang . Kami sarapan ketan uli dan minum susu murni. Kami ngobrol tentang cuaca dan negara, serta peluang bisnis dan pujasera.



Karena hari ini hari terakhir di Lembang, istri kebetulan nitip oleh-oleh. Dia mah nyantai dan tidak pernah mesen yang merepotkan, dia suka Tahu Susu Lembang. Kami suka tahu susu karena lebih organik dan bebas formalin. Jadi sebagai wujud saying istri, kita mesen tahu susu. Mesen yang mentah aja laah, biar bisa dimasak dan disajikan panas di rumah.




Kami menuju ke Dago Dream Park ketika matahari mulai meninggi. Agak asyik karena untuk menuju ke Dago Dream Park tidak ada anggot yang punya rute ke sana. Sehingga kita perlu nyarter angkot untuk sampai ke sana.
Perjalanan di dalam angkot juga cukup seru dengan tanjakan-tanjakan cintanya. Sehingga kamu yang jomblo akan berharap dapat bersandar pada pundak lawan jenis ketika angkot ndut-ndutan tancap gas. Ka-si-han..
Masuk Dago Dream Park, tiket masuknya murah meriah, Rp.20.000. itu sudah termasuk tiket bis di dalam Dago Dream Park sebanyak 2 kali perjalanan, 1 kali wahana, dan snack. Untuk setiap wahana di dalam, misal Kiddies Boat atau Pirate’s Ship (Perahu Kora) harus nambah Rp.20.000 lagi. Dan tentu kita dapat berinstagram ria di Taman Selfie, dengan harga Rp.30.000. Kalau saya dan teman-teman cowok, kami lebih memilih jatah satu kali wahana kami untuk main flying fox. Keren, cukup panjang jalurnya, dan lumayan menghadirkan adrenaline rush.
Wisata di Dago Dream Park memang beneran walking-walking (jalan-jalan). Kita menikmati pemandangan demi pemandangan. Manfaatkan waktu dengan menghirup udara segar sebanyak-banyaknya. Mumpung udara sejuk dan bebas asap knalpot kendaraan. Maka pada akhir walking-walking kita, akan terasa tuh kesegaran nafas mengiringi keringat dan sedikit letih pada bagian dengkul.

Hampir setiap tahun keluarga saya ke Lembang. Terutama untuk untuk bersilaturrahmi dengan keluarga yang tinggal di Jalan Baruajak. Tapi setahun 2 atau 3 kali pun tidak apa-apa. Karena Lembang tetap istimewa di hati kami. Mungkin karena susu-nya, mungkin karena suasana-nya, mungkin karena keramahtamahan orang-orang-nya.
(Ahmad Muttaqin)