Dewantara.id – Beberapa hari yang lalu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah menetapkan bahwa “kecanduan” gadget masuk dalam kategori penyakit mental (behaviour mental disorder).
Sementara fenomena yang terjadi sekarang, intensitas orang untuk memakai gadget pun juga cukup tinggi. Ditambah lagi, muncul banyak keresahan pada banyak orang tua yang memperlihatkan anaknya yang seakan tidak bisa lepas dari televisi, telepon genggam, sampai tablet..
Padahal kecanduan akut terhadap gadget pada anak-anak dapat merusak kesehatan mereka, baik fisik maupun mental. Efek merusaknya dalam beberapa hal bisa sama seperti kecanduan alkohol atau NARKOBA.
Dilansir dari The Asian parents, Senin (25/6), penelitian yang dilakukan British Heart Foundation (BHF), menunjukkan bahwa hanya 1 dari 10 balita ‘generasi iPad’ yang cukup aktif untuk bisa dikategorikan sehat.
Tentunya kita semua sepakat, tidak harus anak dihindari terus-menerus dan sepenuhnya dari gadget. Bagaimanapun teknologi tetap memiliki peran dalam membantu perkembangan anak, asalkan kita tahu batasannya. Lantas bagaimana kita tahu anak sudah kecanduan gadget?
Ciri-ciri anak kecanduan gadget:
– Penggunaan gadget terus-menerus diiringi berkurangnya minat untuk bersosialisasi.
– Selalu meminta diberikan gadget. Jika tidak diberi, anak akan mengamuk.
– Tidak mau beraktivitas di luar rumah. Misal bersikeras pulang agar bisa bermain game di rumah.
– Menolak melakukan rutinitas sehari-hari dan lebih memilih bermain gadget. Seperti tidak mau disuruh tidur atau mandi.
Tips mengatasi kecanduan gadget pada anak:
1. Membatasi penggunaan. Batasi penggunaan gadget sesuai dengan rekomendasi kelompok umurnya. The American Academy of Pediatrics (2013) dan Canadian Paediatric Society (2010) telah menerbitkan pedoman screen time seperti berikut ini:
– Anak di bawah usia 2 tahun: sebaiknya tidak bermain gadget sendirian, termasuk TV.
– Anak-anak usia 2 sampai 4 tahun: kurang dari satu jam sehari.
– Usia 5 tahun ke atas: sebaiknya tidak lebih dari dua jam/hari untuk penggunaan rekreasional (di luar kebutuhan belajar).
2. Beri jadwal. Jadwalkan waktu yang tepat untuk bermain gadget. Di luar itu, orangtua juga harus menyiapkan kegiatan alternatif lainnya agar anak tidak bosan dan beralih ke gadget lagi.
3. Jangan beri akses penuh. Letakkan tv atau komputer di ruang keluarga. Sehingga setiap anak menggunakannya, dia tidak sendirian dan masih dalam pengawasan anggota keluarga lainnya. Selain itu perangkat mobile juga sebaiknya tidak diserahkan pada anak sepenuhnya. Biarkan anak meminta izin terlebih dahulu jika ingin menggunakannya, dan ambil kembali setelah selesai.
4. Tetapkan wilayah-wilayah bebas gadget. Buat peraturan tidak boleh menggunakan gadget di tempat tertentu. Misalnya di meja makan, di kamar tidur, dan di mobil.
5. Ajarkan anak pentingnya menahan diri. Pastikan untuk memberikan pujian pada anak ketika ia berhasil menahan diri untuk tidak bermain game dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan.
6. Berikan contoh yang baik. Terakhir sudah pasti adalah suri teladan yang baik. Sudah jadi pengetahuan umum bahwa anak meniru apa yang dilakukan orangtuanya. Untuk itu, Parents juga harus menjadi contoh yang baik, letakkan HP dan bermainlah bersama si kecil.
Well, para orangtua yang baik, semoga tips ini bermanfaat. Happy parenting!