Krisis atau resesi ekonomi mungkin telah menjadi bagian dari kehidupan manusia serta bagian dari sejarah peradaban manusia. Ekonom bernama Joseph Schumpeter berkata bahwa krisis ekonomi berasal dari sistem ekonomi itu sendiri (bersifat endogen) dan bukan dari luar sistem, oleh karena itu krisis akan terus terjadi lagi kedepannya. Walaupun krisis tidak pernah berulang secara sama persis, tetapi penggerak utamanya tetap sama yaitu faktor spekulasi dan ekspektasi yang dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pada artikel ini saya akan membahas mengapa terjadi krisis ekonomi dari sudut pandang ilmu Biologi.
Saya pernah membaca buku “The Origin of Species” karya Charles Darwin, beliau menjelaskan tentang Teori Seleksi Alam. Teori ini di antaranya menjelaskan tentang hukum penyusutan yang terjadi di alam, jika suatu makhluk hidup yang ukuran atau kekuasaannya terlalu besar maka dalam proses jangka panjang akan menyusut atau punah. Selain itu jika populasi suatu makhluk hidup meningkat terlalu cepat maka ini akan berakibat penurunan populasi secara cepat atau lambat.
Telah banyak kejadian di alam bebas berdasarkan Hukum penyusutan yang dikemukakan Darwin, seperti kepunahan dinosaurus maupun penyusutan populasi pinguin di Antartika karena pemanasan global dan aktivitas manusia. Padahal sebelumnya peningkatan populasi pinguin di Antartika berlangsung cepat selama masa prasejarah.
The Origin of Species sebagai buku yang membahas ilmu Biologi secara tidak langsung menjelaskan kenapa krisis bisa terjadi walaupun pertumbuhan ekonomi tinggi serta sehatnya perekonomian secara keseluruhan. Kita ambil contoh krisis moneter yang menimpa benua Asia tahun 1997, dimana pada periode tahun 80an hingga 90an Asia mengalami booming ekonomi yang luar biasa. Masyarakat dunia bahkan menilai Asia sebagai Asian tigers (macan Asia) dan Asian miracle (keajaiban Asia) namun apadaya, Hukum Penyusutan bekerja. Dibalik pertumbuhan yang fantastis ternyata sistem institusi yang kurang baik, devaluasi mata uang lokal, meningkatnya faktor spekulasi, dan menjalarnya praktik KKN terutama di Indonesia, telah menghancurkan Ekonomi Asia pada tahun 1997 dan mencapai puncaknya pada 1998. Dengan cepat penilaian berubah menjadi nestapa Asia (Asian Mirage). Prestasi ekonomi yang gemilang selama puluhan tahun, hancur hanya dalam hitungan bulan. Duhh sadis juga ya.
Hukum Alam memang bekerja sesuai keunikan dan karakteristiknya masing-masing. Hukum alam akan terus bekerja selama dunia ini ada. Banyak kejadian di Alam yang mirip dengan kejadian di lingkungan sosial, Seperti penyusutan populasi dan penurunan ekonomi. Meskipun kedua hal itu berbeda tetapi akarnya sama yaitu penyusutan yang terjadi setelah pertumbuhan yang tinggi. Benar juga pendapat ekonom Schumpeter, bahwa krisis ekonomi sebagai bagian dari sistem ekonomi itu sendiri (kapitalisme) akan melahirkan krisis-krisis baru kedepannya, disamping telah memakmurkan banyak masyarakat dunia namun ia juga menimbulkan krisis (faktor endogen). Berdasarkan Hukum Penyusutan maka dapat disimpulkan bahwa krisis akan selalu ada selama dunia ada dan krisis akan datang setelah masa booming ekonomi.
Oleh karena itu kedepannya kita harus siap dengan berbagai bentuk krisis yang mungkin akan datang atau bahkan sedang di depan mata. Disinilah kita harus berhati-hati dan banyak pertimbangan. Sebaiknya hindari membeli aset finansial atau berbisnis pada bidang yang spekulatif, berisiko tinggi, dan diluar kemampuan kita. Berbisnislah dengan sehat, wajar, dan sesuai kemampuan. Hindarilah spekulasi pembelian bubble assets. suatu saat harga bubble assets akan jatuh menyesuaikan nilai fundamentalnya. Menjelang atau bahkan jauh sebelum krisis, investasikan sebagian uang kita pada aset yang memberi kepastian (non-paper asset) seperti emas, lalu simpan yang lama sebagai cadangan saat krisis atau depresi. Jadi gimana nih, siapkah anda dengan krisis yang akan datang selanjutnya?
Yoghy Yusandhy Putra
Mahasiswa Jurusan Manajemen-Universitas Mercu Buana