Satu lagi inovasi dari tandan kosong kelapa sawit yang selama ini hanya berakhir di tempat pembuangan akhir dan pupuk organik. Dari keuletannya, dua mahasiswa program studi (prodi) Kimia fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mampu menciptakan plester luka dari tandan kosong kelapa sawit dan ikan sidat atau disingkat Pulosakti.
Diberitakan oleh sawitindonesia.com, Penelitian dilakukan Alfiyatul Fithri dan Wahyu Puji Pamungkas dibimbing Maulidan Firdaus. Penelitian tersebut mendapatkan dana Rp 20juta dari Badan Layanan Umum yaitu Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) di bawah naungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Menurut Alfiyatul Fithri atau yang diakrab disapa Fithri pemanfaatan kelapa sawit di Indonesia belum optimal, ini sangat disayangkan. Tandan kosong kelapa sawit masih dianggap sebagai limbah sehingga perlu untuk memanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan hydrogel.
“Selama ini hanya diambil sawitnya saja sedangkan tanda buah kosong kelapa sawit hanya jadi limbah dan dibiarkan begitu saja paling digunakan menjadi arang,” ujar Fithri.
Melihat kenyataan itu, lanjut Fithri, maka saya dan tim memiliki inisiatif untuk mengubah tandan kosong kelapa sawit untuk dibuat plester luka dengan tambahan albumin dari ikan sidat yang memiliki khasiat cepat menyembuhkan luka.
Selain itu, yang menguatkan fithri dan tim untuk melakukan penelitian yaitu Indonesia dan Malaysia menjadi produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di dunia. Yang kemudian dikuatkan dengan data dari Food and Agricultural Oraganization (FAO) yang menyebutkan Indonesia dan Malaysia penghasil minyak nabati (sawit) terbesar di dunia.
Sebagai produsen minyak sawit dunia tentu limbah yang dihasilkan juga sangat banyak. sementara, ikan sidat yang umumnya hanya dikonsumsi sebagai lauk oleh masyarakat ternyata mempunyai mengandung yang dapat menyembuhkan luka yaitu albumin bahkan kandungan albuminnya sangat tinggi. Sehingga keduanya perlu dimanfaatkan secara optimal.
Pulosakti merupakan plester luka modern berbasis hydrogel yang ramah lingkungan. Hydrogel dibuat dari tandan buah kosong kelapa sawit, sedangkan ikan sidat adalah komponen tambahan pada plester yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka dengan tingginya kandungan albumin dari ikan sidat.
Cara penggunaan plester Pulosakti sangat sederhana hanya menempelkan plester pada bagian luka. Namun, yang tidak kalah penting luka dipastikan bersih agar tidak terjadi infeksi. Sehingga sebelum menempelkan Pulosakti luka dibersihkan dengan air atau alkohol untuk menghilangkan kotoran dan darah.
Efektivitas Pulosakti diperoleh dari uji luka pada tikus putih. Kemampuan percepatan penyembuhan luka konvensional yang sudah komersial dan gel komersial. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Pulosakti memiliki kemampuan penyembuhan luka yang sangat baik dan lebih cepat dibandingkan plester konvensional komersial dan gel komersial.

Berdasarkan hasil uji tersebut, Pulosakti efektif digunakan sebagai pertolongan pertama pada luka. Pulosakti memiliki keunggulan efektif mempercepat penyembuhan luka, ekonomis, ramah lingkungan, nyaman, tanpa bahan kimia berbahaya dan mudah dilepas tanpa melukai kulit.
“Setelah penelitian selesai, produk ini sudah siap dipasarkan. Kami pun telah memiliki hak kekayaan intelektual untuk produk ini,” pungkas Fithri.
Perlu diketahui, Fithri dan tim merupakan mahasiswa peneliti yang lolos mendapatkan dana penelitian dari BPDP-KS. Sebelumnya, harus berkompetisi dengan ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Dari 400 proposal penelitian yang masuk ke BPDP-KS hanya 20 proposal penelitian yang lolos dan memperoleh pendanaan dari BPDP-KS.
Tulisan ini telah dimuat sebelumnya di sawitindonesia.com
*penulis adalah pewarta di sawitindonesia.com