Dewantara, Jakarta – Film “The Moment” adalah sebuah film pendek buatan peneliti dari Inggris yang dapat dimanipulasi oleh sinyal otak dari penontonnya. Hal itu membuat film tersebut dapat berakhir dengan ending yang bervariasi. Istilahnya film interaktif.
Adalah Peneliti Universitas Nottingham Richard Ramchurn yang mengembangkan film interaktif “The Moment”. Para responden, mahasiswa/mahasiswi Universitas Nottingham menonton film dalam studio indoor yang dilengkapi layar monitor dan alat mirip earphone menempel di kepala mereka – disebut electroencephalography (EEG) – untuk merekam sinyal dari otak mereka. EEG tidak mengetahui apa yang kita pikirkan, tapi dapat mendeteksi reaksi psikologis kita.

Richard Ramchurn menjelaskan, “Sebagai orang yang menonton film, kita menciptakan data sera-physical. Seperti kulit kita berkeringat, yang diatur oleh otak. Hal itu berkaitan erat dengan pengalaman kita dalam menonton film. Kami mencoba menggunakan sensor untuk mendeteksi pengalam ketika menonton, dan membayangkan bahwa kami dapat mengubah jalannya film, sehingga menghasilkan efek dua arah.” Sensor dalam studio juga dapat mendeteksi jarak menonton, apakah tambah perhatian terhadap layar film apakah menurun atau meningkat.
Perubahan jarak dengan layar yang dapat membuat adegan di film berubah. Ditambah lagi sensor tersambung dengan EEG yang akan memberi informasi apakah kita bosan atau tidak selama menonton film. Hal itu berarti jalan cerita film selalu berbeda, tergantung siapa yang menontonnya.
Ramchurn menempatkan studionya pada trailer mobil yang diparkir di dalam kampus. Responden hanya dapat menonton satu per satu karena hanya ada satu EEG yang terkoneksi dengan sensor.
Seorang responden, Hulda Cheng, menceritakan pengalamannya, “Saya dapat melihat sensor dalam bentuk hologram manusia. Kadang saya berpikir apakah kondisi stress saya akan berpengaruh, maka kadang-kadang saya menghela nafas panjang. Tapi tetap tidak tahu juga apakah akan mempengaruhi jalannya film.” Penggunaan EEG masih termasuk baru, dimana saat ini pengguna terbanyaknya adalah industri game dan film.
Masa Depan Film
Seorang sutradara film Tobias Weber yang diwawancara program Tech24 pada France24 pada Ahad (5-8-2018) berpendapat, “Kita seperti ada di persimpangan, dimana media dan batas-batas antara jenis-jenis media menjadi kabur. Sekarang ada game yang sangat sinematik, dan film yang mulai sedikit seperti game. Saya pikir masyarakat suka lebih terlibat, mereka senang menjadi bagian dari film, dan mereka senang mengambil keputusan untuk aksi-aksi dari film sebelum film dibuat. Dan film interaktif memberikan hal itu.”
Ketika ditanya tentang masa depan film-film interaktif serta film-film konvensional, Weber berkata, “Saya pikir film-film konvensional akan tetap ada dan besar. Film-film konvensional punya kekuatan dari narasi. Sedangkan film interaktif akan menjadi yang terbaru dari industri film, mereka akan mengisi keinginan penonton untuk terlibat langsung dalam dialog-dialog yang diucapkan dalam film.” (AM)