Sepanjang kehidupan kita banyak sekali perubahan, baik yang pasti maupun yang tidak pasti seperti keuangan, bisnis, karir, bahkan jodoh. Ada yang bilang bahwa perubahan tidak pernah berhenti dan kita sedang berada dalam proses perubahan itu sendiri. Kita harus selalu optimis karena pada dasarnya perubahan akan membawa kita kepada pembaharuan ke arah yang lebih baik lagi walaupun menurut kita itu agak buruk tetapi itu hanyalah penilaian kita karena semuanya akan berubah secara otomatis menyesuaikan keadaan.
Pada artikel ini saya akan membahas tentang Manajemen Perubahan yang menjelaskan mengapa organisasi dan individu sulit melakukan perubahan. Ilmu Manajemen Perubahan
termasuk ilmu sosial namun banyak sekali peristiwa alam yang mengalami perubahan-perubahan agar terjadi keseimbangan fundamental serta dapat dihubungkan ke ilmu manajemen Perubahan. misalnya peredaran benda-benda langit di Alam semesta, atau keseimbangan tingkat populasi pada rantai makanan.
Sudah banyak kasus organisasi yang harus ditutup atau gulung tikar karena tidak dapat melakukan perubahan. Mengapa banyak organisasi yang sulit untuk melakukan perubahan padahal secara pengalaman dan sumber daya, mereka cukup baik. Hukum gerak Newton yang adalah bagian ilmu Fisika mampu menjelaskannya. Masih ingatkah anda hukum gerak yang dikemukakan oleh Sir Isaac Newton (1643-1727) yang berbunyi:
Setiap benda akan mempertahankan keadaan geraknya ataupun diamnya (kelembaman) kecuali jika diberikan energi eksternal. Percepatan berbanding lurus dengan gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda. Setiap gaya yang kita kerjakan (aksi) terdapat gaya timbal balik yang sama besarnya tetapi arahnya berlawanan (reaksi) ini disebut juga hukum aksi-reaksi.
Hukum pertama menjelaskan bahwa sulitnya organisasi berubah karena terjadinya kelembaman, mereka sudah mempertahankan keadaannya dan untuk merubah diperlukan energi atau usaha yang tidak sedikit sehingga organisasi tersebut sulit untuk melangkah menuju perubahan atau istilah anak muda sekarang yaitu mager. Namun jika organisasi tersebut terus tidak bergerak maka ia akan terus mempertahankan keadaannya sehingga tidak akan ada perubahan selamanya. Oleh karena itu diperlukan langkah awal yang berarti untuk memulai pergerakan menuju perubahan. Karena seribu langkah dimulai dari satu.
Contoh kasus seperti ini yaitu tentang inovasi disruptif yang dialami perusahaan Astra Honda Motor. Perusahaan ini memiliki pangsa pasar produk motor bebek nomor satu. Perusahaan saingannya yaitu Yamaha merancang sebuah produk baru yaitu skutik (motor matik) bernama Mio dengan target utama wanita. Mereka turut menjalani perubahan tren yang akan datang yaitu tren motor matik terutama untuk kaum hawa. Honda bisa saja memasarkan produk skutik lebih dulu tetapi honda mengalami kelembaman karena sudah nyaman dengan motor bebeknya sehingga Honda tidak mau bergerak karena produk barunya bisa saja mematikan produk bebek andalannya.
Saat Yamaha mulai sukses dengan Mio-nya, akhirnya Honda mulai bergerak dengan meluncurkan skutiknya yaitu Honda Vario untuk menyaingi Yamaha. Honda telah melakukan perubahan sehingga pangsa pasarnya tetap terjaga bahkan produk Vario-nya mampu menyaingi Mio-nya Yamaha dan keadaan Honda menjadi lebih baik lagi karena mengambil langkah perubahan.
Sedangkan Hukum ketiga yang menjelaskan Hukum Aksi-Reaksi menyatakan bahwa setiap perubahan yang akan datang maupun yang sedang dikerjakan pasti akan ada orang atau kelompok tertentu yang menolak perubahan tersebut dengan alasan tertentu. Kondisi ini ternyata memang wajar terjadi di masyarakat dan memang telah dijelaskan oleh Hukum gerak Newton ketiga.
Contohnya saat ini sedang digencarkan penggunaan BPJS Kesehatan, namun ada kalangan tertentu yang menolak yaitu kalangan industri asuransi dan klinik swasta yang merasa dirugikan serta masyarakat yang mengeluhkan pelayanan BPJS yang tidak memuaskan. Akibatnya banyak sekali kabar-kabar penolakan BPJS yang dibuat oleh masyarakat yang kontra pada BPJS, dengan menyebarkan berita-berita kekurangan BPJS supaya orang lain tidak mau menggunakannya.
Lalu bagaimanakah supaya berpikir jernih terhadap perubahan agar kita bisa menerima dan melakukannya?
Pertama, hilangkan dogma: Jika kita terus-terusan meyakini dogma maka akan sulit melakukan perubahan. Siapa yang menyangka bahwa Personal Computer (PC) dulu hanya dianggap mainan yang tidak berguna dan akan segera mati? Namun sekarang PC adalah produk yang sangat penting terutama untuk perkantoran. Siapa yang menyangka bahwa penciptaan roket dulu dikatakan mustahil karena dibutuhkan tangki yang besar untuk memuat bahan bakar? Jika semua orang percaya ini maka manusia tidak akan pernah menjejakkan kaki di bulan, tidak akan ada komunikasi lintas benua, tidak akan ada GPS atau bahkan internet. Itulah dogma, jika kita terus mempercayainya maka ini akan membuat kita mengingkari perubahan sehingga menjauhkan kita dari kemajuan. Oleh karena itu ada saatnya kita menghilangkan dogma yang telah lama bercokol di pikiran kita.
Kedua, Prinsip pendulum berputar spiral: Kita mungkin menganggap bahwa suatu keadaan masa lalu akan terjadi lagi di masa depan seperti bandul pada jam yang bergerak bolak-balik. Hal seperti itu tidak benar, keadaan pada masa lalu tidak akan terjadi lagi di masa depan. Tetapi keadaan di masa depan biasanya terjadi berdasarkan keadaan masa lalu serta ada kemiripan. Ini seperti pergerakan pendulum yang bergerak spiral. Contohnya saat ada tren-tren bisnis benda seni seperti ikan louhan, tanaman anthurium, dan batu akik. Semua benda tersebut sempat mengalami kenaikan yang terlampau tinggi melewati nilai fundamentalnya, saat tren melemah harganya jatuh bahkan hampir tidak ada harganya lagi. Jadi, ketiga tren di atas tidak akan terulang lagi di masa depan, namun ketiga benda tersebut mempunyai karakter yang sama yaitu sama-sama benda seni. Kira-kira apa lagi ya, benda seni yang akan jadi tren di masa depan? Oleh karena itu saat kita memasuki era baru kita harus berpikir dengan cara baru seperti pola pendulum spiral.
Ketiga, hilangkan kelembaman dan mulailah bergerak: ini sangat penting untuk mulai melangkah walaupun hanya sebuah langkah kecil yang berarti, supaya kita bisa bergerak dan melakukan perubahan. Karena kalau kita terus diam saja maka akan terus diam saja selamanya dan tidak akan ada perubahan. Oleh karena itu mulailah bergerak melakukan suatu tindakan atau perubahan sekecil apapun. Ingat, bahwa seribu langkah dimulai dari satu.
Keempat, berdasarkan hukum Aksi-Reaksi: Kita tidak dapat melakukan perubahan dalam waktu sekejap karena ini bisa menimbulkan penolakan yang sama besarnya. Proses perubahan harus dilakukan perlahan atau selangkah demi selangkah seperti sosialisasi yang mendidik, mendukung, persuasif, dan kekeluargaan, agar masyarakat bisa bersiap-siap untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan.
Demikian artikel yang saya sajikan. Semoga artikel ini membuat para pembaca berpikir jernih dan dapat menerima atau melakukan perubahan yang ada. (Berbagai sumber)
Yoghy Yusandhy Putra
Mahasiswa Jurusan Manajemen-Universitas Mercu Buana