Dewantara
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi
Dewantara
No Result
View All Result
Home Opini

Menguak Identitas Bangsa Ditinjau dari Konsep Identitas Bangsa dan Penjajahan

dewantara.id by dewantara.id
May 14, 2018
in Opini, Praktisi
0
Menguak Identitas Bangsa Ditinjau dari Konsep Identitas Bangsa dan Penjajahan
32
SHARES
1.6k
VIEWS
Share on TwitterShare on Facebook

Pembelajaran sejarah senantiasa selalu mendapat tempat istimewa dan memiliki fungsi politis bagi pemerintahan dan perjalanan sejarah bangsa. Fungsi tersebut akan menyimpang karena keinginan dan obsesi penguasa serta kekurangmampuan masyarakat merefleksikan sejarah. Jika hal itu terjadi, ironi akan menggeser fungsi sejarah dari pelajaran yang mencerahkan menjadi pelajaran yang membodohi dan membohongi masyarakat.

Sejarah dengan campur tangan pemerintah telah menjadi alat  untuk membodohi masyarakat dan menutupi kesalahan penguasa selama 32 tahun. Sudah semestinya kita sekarang membawa sejarah menjadi pelajaran yang sarat dengan keilmuan dan mencerahkan kehidupan bangsa.

Baiklah, fokus saya sekarang adalah meluruskan paradigma identitas bangsa melalui kacamata kelahiran konsep identitas dan penjajahan. Sebagai ilustrasi, dari zaman kemerdekaan hingga sekarang, kita selalu dijejali konsep yang salah tentang identitas dan penjajahan yang dilakukan oleh bangsa asing. Tentu tidak jarang setiap kita membahas proklamasi, guru sejarah selalu bertanya… “Anak-anak berapa lama Indonesia dijajah?” Anak-anak akan spontan menjawab “350 tahun pak,” Guru pun akan puas dan bilang pintar. Selalu itu yang diulang dan mendarah daging dibenak masyarakat umumnya.

Padahal kalau kita jeli, Indonesia melewati tiga konsep identitas kebangsaan. Bertepatan dengan sumpah Amukti Palapa pada tahun 1200-an timbul konsep nusantara (bukan Indonesia), hingga tahun 1928, semenjak itulah kita berhak menyandang identitas Nusantara. Kenapa tahun 1928? Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 akhirnya melahirkan identitas kebangsaan yang kedua, yaitu kita berhak menyandang status sebagai Bangsa Indonesia, hingga tahun 1945. Tepatnya 17 Agustus 1945, kita berhak menyandang status sebagai Negara Indonesia.

Semenjak itulah kita secara de facto mempunyai wilayah, presiden dan kelengkapan negara lainnya hingga sekarang.

Fenomena diatas memunculkan pertanyaan, apa yang salah dengan konsep penjajahan dan identitas Indonesia?

Kalau ada orang yang bertanya kepada saya mengenai penjajahan, saya akan dengan lantang menjawab, sebagai nusantara kita dijajah selama 328 tahun.

Sebagai bangsa kita dijajah selama 17 tahun dan sebagai negara, kita dijajah selama 3,5 tahun. Bagaimana bisa?

Ada tiga fakta yang harus saya gali dan beberkan mengenai hal ini, pertama yaitu Sumpah palapa di deklarasikan sekitar tahun 1200-an. Pertama kali kita di jajah adalah tahun 1599 atau 1600. Rentang waktu kita dijajah sebagai nusantara berarti dari tahun 1600-1928 (Ingat konsep sumpah pemuda). Hasilnya Nusantara dijajah selama 328 tahun.

Yang kedua sebagai bangsa Indonesia, kita dijajah selama 17 tahun dari tahun 1928-1945. Ketiga adalah sebagai negara, kita dijajah Belanda dari tahun 1945-1949 atau total 3,5 tahun. Versi Belanda kita merdeka pada tahun 1949 sesuai dengan adanya Konferensi Meja Bundar. Sedangkan Versi kita yang hanya didukung India, kita merdeka pada tahun 1945.

Rangkaian fakta ini, mudah-mudahan akan menjadi paradigma baru dalam sejarah Indonesia. Ingat pula, pada tanggal 17 Agustus 1945, kita jangan menulis Dirgahayu Bangsa Indonesia 17 Agustus 1945, tetapi Dirgahayu NKRI 17 Agustus 1945. karena, 17 Agustus merupakan tonggak kelahiran NKRI.

 **)Wage Wardana

Mantan Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Sosial (IKA FIS) UNJ 2017 – 2018, saat ini aktif sebagai anggota KPU Jakarta Timur periode 2013 – 2018

Tags: Amukti palapaIndonesiaPendidikan sejarahsejarah
Tweet8Share13Share3Share
dewantara.id

dewantara.id

Related Posts

Pentingnya Perubahan Kurikulum

Pentingnya Perubahan Kurikulum

January 19, 2024
Filosofi Pendidikan KHD untuk Zaman Now

Filosofi Pendidikan KHD untuk Zaman Now

September 3, 2023
R.A. Kartini: Simbol Perempuan Priyayi-Jawa Yang Tercerahkan

CATATAN PEREMPUAN ATAS REFLEKSI 21 APRIL

April 20, 2023
NATO Climate Change and Security Action Plan :  Bentuk Responsi Aliansi Militer Terhadap Ancaman Iklim

NATO Climate Change and Security Action Plan : Bentuk Responsi Aliansi Militer Terhadap Ancaman Iklim

October 26, 2021

Relasi Guru dan Murid Berbasis Kesetaraan

August 25, 2020
WFH dan Komitmen

WFH dan Komitmen

June 28, 2020

Kegagalan Bahasa Indonesia Berkomunikasi dengan Rakyat Indonesia

April 19, 2020
Menyelami Masa Revolusi Indonesia lewat Idrus

Menyelami Masa Revolusi Indonesia lewat Idrus

April 18, 2020
Load More

Tentang Kami

Dewantara adalah situs informasi seputar kebudayaan khususnya lingkup pendidikan. Berisi artikel, berita, opini dan ulasan menarik lainnya. Dihuni oleh para penulis dan praktisi berpengalaman.

E-mail: jejaringdewantara@gmail.com
Yayasan Bintang Nusantara

Follow Us

Category

  • Advetorial
  • Dari Anda
  • Galeri
  • Garis Waktu
  • Internasional
  • Jejak
  • Jendela Dunia
  • Kabar
  • Kakiku
  • Komunitas
  • Mahasiswa
  • Nasional
  • Opini
  • Praktisi
  • Profil
  • Sains
  • Seni Budaya
  • Siswa
  • Sosok
  • Tips
  • Uncategorized

Popular

  • SMPN 5 Cilegon Serius untuk Jadi Sekolah Rujukan Google

    SMPN 5 Cilegon Serius untuk Jadi Sekolah Rujukan Google

    34 shares
    Share 14 Tweet 9
  • “Bahasa Melayu Sebagai Lingua Franca Masa Kurun Niaga”

    33 shares
    Share 13 Tweet 8

Recent News

LAZISNU Kota Cilegon Menebar Manfaat melalui Berbagi Takjil Gratis

LAZISNU Kota Cilegon Menebar Manfaat melalui Berbagi Takjil Gratis

March 23, 2025
Peresmian Ruang Kelas Masa Depan oleh Dirut PT.SPC Raymond, Direktur wilayah EMEA Google for Education Colin dan Staf Khusus Menteri Kemendikdasmen Rowi.

Google dan SPC Luncurkan ‘Ruang Kelas Masa Depan’, Kemdikdasmen, Pemprov Banten, dan KSRG Dukung

March 12, 2025

© 2018 Dewantara.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi

© 2018 Dewantara.id

Go to mobile version