Dewantara
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi
Dewantara
No Result
View All Result
Home Dari Anda

Novel “GYT” (12)

dewantara.id by dewantara.id
June 15, 2018
in Dari Anda
0
Novel “GYT” (2)
43
SHARES
477
VIEWS
Share on TwitterShare on Facebook

12

Kafe Maja yang biasanya menjadi tempat aku minum kopi bersama Boy penuh sekali di hari minggu ini. Beruntung masih ada satu meja kosong di pojokan dalam. Bahkan sangat cocok sekali untuk dijadikan tempat bicara dengan Mas Sigit soal otopsi para korban. Seperti janjinya beberapa hari lalu kepadaku yang akan memberikan hasil otopsi kesepuluh korban kepadaku.

“Ini fotokopi hasil otopsi 10 korban kecelakaan yang di puncak Bogor seperti yang kamu minta,” Mas Sigit menyodorkan map polos besar. Aku hanya melongok sebentar isi di dalam map polos tersebut, kemudian segera kumasukkan ke dalam tas agar tak menimbulkan kecurigaan orang di dalam kafe.

“Tapi ingat Gayatri, meskipun hasilnya sudah aku berikan ke polisi. Kamu jangan sebut di tulisanmu, kalau hasil otopsi ini kamu dapatkan dariku !”

“Iya aku janji Mas Sigit. Tapi kalau aku mewawancarai kamu sebagai ahli apakah boleh mas ?”

Alat perekam yang sudah kupegang kemudian aku nyalakan sebagai tanda pembicaraan berikutnya akan aku rekam sebagai wawancara.

“Sebaiknya jangan, tolong kamu matikan saja. Tapi kalau sekedar gambaran penyebab kematian mereka nanti aku ceritakan garis besarnya.”

“Baiklah kalau begitu Mas,” alat perekamku kembali aku matikan dan aku masukkan ke dalam tas.

“Kalau soal pendapat ahli kamu bisa wawancara dokter lainnya nanti. Untuk menjelaskan apa-apa yang ingin kamu konfirmasi. Ini supaya tidak terlalu kentara aku sebagai dokter yang melakukan otopsi dan aku yang membocorkan hasil otopsinya ke media massa.”

Jadi seberapa besar itu kandungan merkuri dalam darah para korban?”

“Itu semuanya sudah tercatat lengkap dalam hasil otopsi yang kuberikan kepadamu itu.”

“Tapi mengapa polisi kemarin ketika aku lihat di TV dan beberapa media online tidak menyebutkan soal merkuri di dalam darah para korban.”

“Iya mungkin tidak ada yang bertanya dan tidak ada perlunya polisi menjelaskan soal itu. Sebab, memang garis besar kesepuluh korban meninggal karena kecelakaan.”

“Baik Mas Sigit kalau begitu terima kasih atas semua informasinya dan bantuannya.”

“Sudah cukup, tidak ada yang ingin ditanyakan lagi?”

“Siap cukup mas. Habis ini kemana Mas Sigit ? Apa mau mampir ke rumah paman Handoko yang di Bintaro.”

“Ah sudah ga usah, sampaikan salamku saja ke Pak Handoko dan istrinya. Aku mau jalan-jalan saja, barangkali ketemu dengan jodohku nanti.”

“Hahahaha bisa aja Mas Sigit, masa dokter muda dan ganteng masih sulit mencari calon istri?”

“Ya begitulah faktanya Gayatri. Buktinya kamu juga tidak berminat untuk menjadi istriku. Malahan berminatnya mewawancaraiku, hahahha.”

“Bisa aja Mas Sigit.”

“Hahaha bercanda Gayatri. Lagian wartawan bukan istri ideal seperti gambaranku.”

“Lho kok bisa mas?”

“Iya, kamu waktu buat diri kamu sendiri saja tidak ada. Bagaimana nanti mau ada waktu buat suami dan keluarga.”

“Hahaha benar juga mas omonganmu.”

“Bercanda Gayatri, hehehe jangan dimasukkan ke dalam hati. Baiklah kalau begitu, aku tinggal dulu ya !”

“Hah iya Mas, hati-hati di jalan ya ?”

Mas Sigit kemudian keluar meninggalkan kafe. Cukup menyentil juga candaanya soal waktu wartawan buat keluarga. Sangat mengena sekali. Terbukti selama bekerja menjadi wartawan, aku jarang sekali menelpon orang tua. Sekedar berjalan bersama-sama Najwa dan pengasuh Najwa, Maria seperti awal-awal aku di Jakarta juga tak pernah lagi.

Setelah membayar bon, aku kemudian menyusul Mas Sigit meninggalkan kafe. Tidak mau searah dengannya, aku belok ke kiri kafe menyusuri trotoar.

Namun, tiba-tiba aku terperanjat ketika melihat foto Boy dalam gambar sebuah majalah tambang yang dipajang di lapak penjual koran dan majalah. Langsung kubuka halaman per halaman berita majalah tambang yang mengupas informasi tentang Boy. Mukaku memerah dan bibirku bergetar seakan tidak percaya dengan isi berita yang ada di majalah ini. Tidak mungkin orang yang selalu menemaniku saat kanak-kanak dan remaja bisa melakukan hal ini kepadaku. Langsung kutelpon Boy seketika setelah selesai membaca berita di majalah tambang itu.

“Halo Aci.”

“Boy dimana kamu sekarang ? Aku ingin bertemu sekarang !” “Ada apa memang Ci ?”

“Sudah kamu jangan banyak bertanya. Aku ingin bertemu sekarang,” jawabku ketus.

“Oke kalau begitu kita ketemu di kantor kamu saja nanti sore,” jawab Boy masih datar.

“Apa di kantorku, ngapain kamu di sana ?” intonasi nadaku mulai meninggi ketika Boy mengajakku ketemuan di Kantor Warta Ibukota. Tapi Boy tetap menjawab seperti biasa dengan nada bercanda. “Ada lah.”

“Baik kita ketemu nanti sore di kantor. Awas jangan ingkar.”

Tags: novel GYTsasmito madrim
Tweet11Share17Share4Share
dewantara.id

dewantara.id

Related Posts

Travel Writing sebagai Sumber Informasi Perjalanan

Travel Writing sebagai Sumber Informasi Perjalanan

July 8, 2024
Menjelajahi Keindahan Jawa-Bali: Panduan Komprehensif untuk Wisata Overland

Menjelajahi Keindahan Jawa-Bali: Panduan Komprehensif untuk Wisata Overland

July 8, 2024
JURNAL REFLEKSI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

JURNAL REFLEKSI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

May 2, 2024
Pentingnya Perubahan Kurikulum

Pentingnya Perubahan Kurikulum

January 19, 2024
Sosialisasi kepada POKDARWIS Pulau Harapan: Pentingnya Sertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi

Sosialisasi kepada POKDARWIS Pulau Harapan: Pentingnya Sertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi

December 21, 2023
Kayak Orang Freak

Kayak Orang Freak

November 22, 2023
Menjadi Multitalenta

Menjadi Multitalenta

November 22, 2023
Sejarawan Taufik Abdullah (2-selesai)

Sejarawan Taufik Abdullah (2-selesai)

January 15, 2021
Load More

Tentang Kami

Dewantara adalah situs informasi seputar kebudayaan khususnya lingkup pendidikan. Berisi artikel, berita, opini dan ulasan menarik lainnya. Dihuni oleh para penulis dan praktisi berpengalaman.

E-mail: jejaringdewantara@gmail.com
Yayasan Bintang Nusantara

Follow Us

Category

  • Advetorial
  • Dari Anda
  • Galeri
  • Garis Waktu
  • Internasional
  • Jejak
  • Jendela Dunia
  • Kabar
  • Kakiku
  • Komunitas
  • Mahasiswa
  • Nasional
  • Opini
  • Praktisi
  • Profil
  • Sains
  • Seni Budaya
  • Siswa
  • Sosok
  • Tips
  • Uncategorized

Popular

  • SMPN 5 Cilegon Serius untuk Jadi Sekolah Rujukan Google

    SMPN 5 Cilegon Serius untuk Jadi Sekolah Rujukan Google

    34 shares
    Share 14 Tweet 9
  • “Bahasa Melayu Sebagai Lingua Franca Masa Kurun Niaga”

    33 shares
    Share 13 Tweet 8

Recent News

LP-NU dan LAZISNU Kolaborasi Gelar Bazar Murah Telur

LP-NU dan LAZISNU Kolaborasi Gelar Bazar Murah Telur

August 31, 2025
LAZISNU Kota Cilegon Menebar Manfaat melalui Berbagi Takjil Gratis

LAZISNU Kota Cilegon Menebar Manfaat melalui Berbagi Takjil Gratis

March 23, 2025

© 2018 Dewantara.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi

© 2018 Dewantara.id

Go to mobile version