Novel “GYT” (16)
16 Sesampai di kantor Warta Ibukota segera kubuka flasdisk milik Boy yang diberikan Alexa. Mataku mendelik isi dalam flasdik. Semua kepingan puzzle yang aku cari selama ini ada di dalam ...
Read more16 Sesampai di kantor Warta Ibukota segera kubuka flasdisk milik Boy yang diberikan Alexa. Mataku mendelik isi dalam flasdik. Semua kepingan puzzle yang aku cari selama ini ada di dalam ...
Read more15 Satu persatu orang meletakkan serpihan tanah ke dalam gundukan tanah persegi panjang yang baru diuruk tanah. Setelah itu mereka pergi meninggalkan Boy sendiri di dalam kuburan. Kecuali aku dan ...
Read more14 Pak Johannes duduk serius di dalam ruangannya pagi itu. Menungguku. Diam tanpa melakukan aktivitas apapun. Hanya menungguku saja. Pintu ruangannya juga terbuka, seakan mempersilahkan aku agar langsung masuk ...
Read more13 Boy sedang mengobrol berdua dengan Direktur Marketing Warta Ibukota di ruang kaca yang biasa untuk pertemuan, ketika aku sampai kantor. Senyum dan tawa terlihat mengembang diantara keduanya. Beberapa dokumen ...
Read more12 Kafe Maja yang biasanya menjadi tempat aku minum kopi bersama Boy penuh sekali di hari minggu ini. Beruntung masih ada satu meja kosong di pojokan dalam. Bahkan sangat cocok ...
Read more11 Lagu-lagu lama Iwan Fals terus mengalun dalam mobil mewah Boy di sepanjang perjalanan tol Semarang-Jakarta. Terutama lagu bento ada setidaknya 3 kali diputar ulang oleh Boy. Entah Boy ingin ...
Read more10 Suara desing bus yang sedang dipanaskan sopir sahut menyahut di pagi buta itu. Asapnya juga tak mau kalah saling berlomba mengepul ke udara. Aku ragu kumpulan bus di Ibukota ...
Read more9 “Dokkk… Dokkk… Dokkk,” suara ketukan pintu terdengar sayup-sayup terdengar di telingaku. “Gayatri, Gayatri, Gayatri, Dokkkk…dokkkk…dokkk,” suara ketukan pintu makin keras terdengar berbarengan dengan namaku. Namun rasa penatku masih enggan ...
Read more9 “Dokkk… Dokkk… Dokkk,” suara ketukan pintu terdengar sayup-sayup terdengar di telingaku. “Gayatri, Gayatri, Gayatri, Dokkkk…dokkkk…dokkk,” suara ketukan pintu makin keras terdengar berbarengan dengan namaku. Namun rasa penatku masih enggan ...
Read more8 Selalu tak ada yang istimewa di ruangan redaksi Warta Ibukota. Tak jauh berbeda ketika aku pertama kali masuk ke ruangan ini saat interview. Selalu sunyi. Satu sama lain sibuk ...
Read more© 2018 Dewantara.id