Dewantara, Cilegon – Penikmat musik di Kota Cilegon dapat memuaskan dahaga seni mereka ketika Barasuara – band musik rock asal Jakarta – manggung untuk pertama kali di Kota Cilegon pada Rabu (25/9/2019). Barasuara merupakan penampil utama dalam Stage Bus Jazz Tour 2019 yang disponsori oleh salah satu perusahaan rokok. Walau tentu musik Barasuara tidak begitu nyambung dengan apa yang disebut aliran musik jazz tapi sepertinya tidak ada yang begitu memperhatikan ketidakcocokan tersebut, karena musik kan katanya universal.
Menyapa Penunggang Badai
Barasuara tampil dan langsung menggeber penonton dengan 2 lagu, “Seribu Racun” dan “Haluan” yang diambil dari album terbaru mereka yang dirilis tahun 2019, Pikiran dan Perjalanan. Setelahnya, vokalis Iga Massardi, baru mulai menyapa, “Selamat malam Cilegon, gimana kabarnya? Senang sekali bisa datang ke sini, bertemu kalian dan para penunggang badai juga.” Penunggang Badai adalah sebutan bagi fans Barasuara. Lalu Iga lanjut dengan berterimakasih kepada sponsor dan penyelenggara kegiatan. Dan menyusul lagu-lagu, “Masa Mesias Mesias”, “Pikiran dan Perjalanan”, “Pancarona”.
Penonton terlihat bernyayi dan berjoget. Namun dengan panggung yang terlihat sangat kecil, pergerakan personil terlihat sangat terbatas, di panggung seluas sekitar 4×6 meter. Tapi memang karena konsepnya ‘stage bus’, penonton melihat ‘display’ atau tampilan band yang ‘sempit’ seperti di dalam figura. Beruntung bassist, Gerald Situmorang mobilitasnya tinggi dengan mondar-mandir, dan duo vokalis cewek, yang sama-sama alumni SMA Negeri 6 Jakarta dan sama-sama anak Taruna Pecinta Alam (TRUPALA), yaitu Puti Citara dan Asteriska (a.k.a. ichyl) begitu luwes dan enerjik.
Beberapa penonton nampak menantikan Barasuara memainkan 2 lagu favorit dari album Taifun (2015), yaitu “Bahas Bahasa” dan “Api dan Lentera”, namun Barasuara tidak memainkan dua nomor tersebut. Walau demikian sensitifitas band ini terlihat dari kepedulian mereka terhadap isu bencana asap akibat pembakaran hutan di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan yang patut dipuji. Sebagaimana Barasuara juga ikut mengkampanyekan #MusisiLawanAsap .
Suasana paling ‘pecah’ malam itu adalah di lagu “Guna Manusia”. Setelahnya, untuk isu #ReformasiDikorupsi sendiri, Iga tidak mau terlalu spesifik menyuarakan dukungan . “Wah, nggak enak terlalu politik nanti gue kena tegur sama penyelenggara lagi,” katanya diiringi tawa. Tetap saja, ada momen menarik, dimana akhirnya Iga memekik “Hidup mahasiswa!” Dan dibalas dengan pekik yang sama dan lebih keras dari semua Penunggang Badai. (Ahmad Muttaqin)