Dewantara
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi
Dewantara
No Result
View All Result
Home Garis Waktu

Peran Ulama dan Jawara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan RI di Banten (1)

dewantara.id by dewantara.id
September 1, 2017
in Garis Waktu
0
sumber: historia.id

sumber: historia.id

32
SHARES
1.5k
VIEWS
Share on TwitterShare on Facebook

Setiap gerakan sosial dan politik memerlukan pola kepemimpinan tertentu sebagai motor penggerak. Di tengah masyarakat yang masih menganut budaya paternalistik, tampilnya tokoh yang memiliki kharisma menjadi penting.

Ulama dan jawara merupakan golongan sosial yang telah menjadi bagian dari struktur sosial masyarakat Banten. Dimana ulama dan jawara memainkan fungsinya dalam masyarakat, yaitu dalam status (status) dan peran (role).

Posisi, kedudukan dan peranan ulama dan jawara, merupakan sesuatu yang unik dan khas. Proses interaksi keduanya merupakan proses interaksi antara dua golongan masyarakat yang disegani di Banten. Disegani dalam kaitannya dengan kedudukan dan peranan mereka dalam tatanan sosial-budaya masyarakat Banten.

Kedudukan dan Peran Ulama

Tatanan masyarakat Banten pada permulaannya adalah pemeluk Agama Sunda, lalu berubah diawali dengan kedatangan Syarif Hidayatullah pada abad ke-15 (Yoseph Iskandar; 2001,148). Bersama dengan anak pertamanya, Maulana Hasanudin, Syarif Hidayatullah berusaha menyebarkan ajaran Islam di Banten. Pengaruh Islam terus berkembang sampai kedatangan kekuatan kolonial Belanda.

Ulama dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti orang yang ahli dalam pengetahuan Agama Islam. Namun dalam pengertian yang lebih menyeluruh, maka ulama tidak hanya dikategorikan sebagai orang yang “hanya” memiliki pengetahuan Agama Islam, melainkan sebagai: orang yang mempunyai pengetahuan yang bersifat kauniyah (ilmu pengetahuan umum) maupun yang bersifat quraniyah (ilmu pengetahuan agama) (IAIN Syarif Hidayatullah; 1992).

Ulama berperan sebagai guru yang mentranfer ilmunya kepada masyarakat secara terbuka. Seiring waktu, berdasarkan kedudukan ulama tersebut maka masyarakat Banten begitu menghormati ulama, selain juga menghormati orangtua dan guru. Wejangan dari ulama lalu mereka pahami serta lakukan, dan merupakan hal yang tabu untuk dibantah.

Pada era kekuasaan pemerintah militer Jepang, terjadi perlakuan yang berbeda kepada ulama apabila dibandingkan dengan pemerintah kolonial Belanda. Perlakuan yang berbeda yaitu melalui pengangkatan ulama – yang merupakah tokoh masyarakat – sebagai kepanjangan tangan pemerintah militer Jepang dalam rangka memobilisasi rakyat demi mempertahankan kepulauan Indonesia dari serangan Sekutu.

Pemerintahan militer Jepang mempercayai tokoh ulama untuk ikut melatih dan bertanggungjawab terhadap pembinaan para pemuda, khususnya Pembela Tanah Air (PETA). Jabatan tertinggi yang diberikan kepada tokoh ulama adalah daidancho yang mengepalai satu batalyon yang berjumlah sekitar seribu orang. Dan daidancho tersebut adalah KH. Syam’un, pemimpin pesantren Al-Khairiyah di Cilegon.

Lebih lanjut, pada masa mempertahankan kemerdekaan RI pemerintahan sipil seluruhnya dipegang oleh kaum ulama yang pada waktu itu turut berjuang merebut kemerdekaan. Sebaimana dituliskan oleh Lukman Hakim (2006, 90), bahwa secara sederhana pemerintahan sipil di Banten meliputi: KH. Tb. Ahmad Khatib, menjabat sebagai Residen Banten periode 1945-1950; KH. Syam’un, menjabat sebagai Bupati Serang periode 1945-1949; KH.Tb. Abdoel Halim sebagai Bupati Pandeglang periode 1945-1947; KH.Tb.Hasan sebagai Bupati Lebak periode 1945-1949; KH.Abdul Hadi sebagai Bupati Tangerang periode 1946-1947.

Kedudukan dan Peran Jawara

Dalam KBBI jawara diartikan sebagai: pendekar atau jagoan. Secara umum kita dapat mengambil pengertian bahwa jawara merupakan sebutan bagi seseorang atau sekelompok orang yang dianggap mempunyai kekuatan dan keberanian.

Keberadaan jawara dalam konteks masyarakat Banten berhubungan erat dengan kekuatan dan keberanian mereka, yang dipergunakan untuk melawan kekuasaan kolonial dan berlanjut sampai perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI. Beberapa gerakan yang terdokumentasikan dari kiprah kelompok jawara yaitu memberikan teror dan perasaan tidak aman kepada aparatur pemerintah kolonial. Sebagaimana disampaikan oleh Sartono Kartodirjo (2001), bahwa jawara merupakan kumpulan orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan dan seringkali melakukan tindakan kriminal, menguatkan anggapan bahwa jawara merupakan sekelompok orang pelanggar hukum.

Pemerintah kolonial Belanda sering kesulitan mengatasi tindakan-tindakan kelompok jawara. Kesulitan itu disebabkan karena kelompok-kelompok jawara tersebut membaur dengan masyarakat. kelompok-kelompok ini dijuluki “barisan teror” yang kerap menggempur, angkat barang, dan selalu mondari-mandir (Ryadi Gunawan; 1981). Belum lagi kegiatan kelompok-kelompok ini berani mengganggu komplek pemukiman atau tangsi-tangsi tempat pegawai-pegawai kolonial tingggal. Keberanian kelompok-kelompok jawara ini – dengan sangat lancang terhadap penguasa kolonial – telah mengganggu ketertiban di tanah jajahan pemerintah kolonial Belanda.

Salah satu jawara yang menonjol adalah Muhamad Mansur, atau lebih dikenal dengan nama Tje Mamat. Kekuatan jawara yang dipimpin pada awal masa kemerdekaan menjadi salah satu kelompok yang mendorong terjadinya revolusi sosial, yang bertujuan mengganti semua pejabat yang dianggap didikan atau ada kaitan dengan pemerintah kolonial. Selanjutnya Tje Mamat juga mendirikan Dewan Rakyat yang bergerak secara radikal untuk merebut tampuk kekuasaan pemerintah di Banten (Suharto; 1996, 11-12).

Pada era perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI, ulama dan jawara mampu berkonsolidasi. Karena keinginan untuk mengusir penjajah merupakan hal yang begitu mendasar dalam pemikiran para ulama dan jawara sebagaimana mayoritas masyarakat Banten.

 

Ahmad Muttaqin, M.Pd

Guru SMAN 3 Cilegon

Tweet8Share13Share3Share
dewantara.id

dewantara.id

Related Posts

Alasan Diponegoro Memerangi Belanda

Alasan Diponegoro Memerangi Belanda

May 8, 2020
Selamat Hari Pramuka…

Selamat Hari Pramuka…

August 14, 2018
Para Penantang Romawi (2): Variathus dari Lusitania

Para Penantang Romawi (2): Variathus dari Lusitania

August 4, 2018

“Jalur Laut, Jalur Favorit Nusantara Zaman Kuno“

August 1, 2018
Para Penantang Romawi (1): Hannibal Barca dari Kartago

Para Penantang Romawi (1): Hannibal Barca dari Kartago

August 1, 2018
Kekuasaan Adolf Hitler (5 – habis): Hitler Terpojok

Kekuasaan Adolf Hitler (5 – habis): Hitler Terpojok

July 20, 2018
Kekuasaan Adolf Hitler (4) : Operasi Barbarossa

Kekuasaan Adolf Hitler (4) : Operasi Barbarossa

July 11, 2018
Napas Baru Sertifikasi Guru

Pendidikan Islam di Indonesia dalam Sejarah

June 22, 2018
Load More

Tentang Kami

Dewantara adalah situs informasi seputar kebudayaan khususnya lingkup pendidikan. Berisi artikel, berita, opini dan ulasan menarik lainnya. Dihuni oleh para penulis dan praktisi berpengalaman.

E-mail: jejaringdewantara@gmail.com
Yayasan Bintang Nusantara

Follow Us

Category

  • Advetorial
  • Dari Anda
  • Galeri
  • Garis Waktu
  • Internasional
  • Jejak
  • Jendela Dunia
  • Kabar
  • Kakiku
  • Komunitas
  • Mahasiswa
  • Nasional
  • Opini
  • Praktisi
  • Profil
  • Sains
  • Seni Budaya
  • Siswa
  • Sosok
  • Tips
  • Uncategorized

Popular

  • SMPN 5 Cilegon Serius untuk Jadi Sekolah Rujukan Google

    SMPN 5 Cilegon Serius untuk Jadi Sekolah Rujukan Google

    34 shares
    Share 14 Tweet 9
  • “Bahasa Melayu Sebagai Lingua Franca Masa Kurun Niaga”

    33 shares
    Share 13 Tweet 8

Recent News

LAZISNU Kota Cilegon Menebar Manfaat melalui Berbagi Takjil Gratis

LAZISNU Kota Cilegon Menebar Manfaat melalui Berbagi Takjil Gratis

March 23, 2025
Peresmian Ruang Kelas Masa Depan oleh Dirut PT.SPC Raymond, Direktur wilayah EMEA Google for Education Colin dan Staf Khusus Menteri Kemendikdasmen Rowi.

Google dan SPC Luncurkan ‘Ruang Kelas Masa Depan’, Kemdikdasmen, Pemprov Banten, dan KSRG Dukung

March 12, 2025

© 2018 Dewantara.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi

© 2018 Dewantara.id

Go to mobile version