Dewantara
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi
Dewantara
No Result
View All Result
Home Garis Waktu

Politik Etis

admin by admin
July 27, 2016
in Garis Waktu
0
Politik Etis
32
SHARES
1.6k
VIEWS
Share on TwitterShare on Facebook

Dewantara- Politik Etis atau yang selama ini kita kenal sebagai Politik Balas Budi merupakan pemikiran yang menuntut tanggung jawab moral pemerintah kolonial kepada kesejahteraan warga pribumi. Pemikiran ini muncul sebagai kritik dari tanam paksa yang merupakan era paling eksploitatif masa penjajahan Belanda. Salah satu tandanya yaitu munculnya pernyataan Ratu Belanda pada 17 September 1901 yang mengatakan “negeri Belanda mempunyai kewajiban untuk mengusahakan kemakmuran serta pengembangan sosial dan otonomi penduduk pribumi.”

Meski demikian, Politik Etis tidak semata-mata pemberian atau hadiah dari Ratu Belanda. Namun, kebijakan tersebut muncul karena dorongan dari pergolakan politik dari kaum humanis dan liberal yang mengangkat persoalan di Hindia Belanda ke permukaan. Contohnya kasus kelaparan dan kemiskinan di Grobogan, Demak dan Cirebon. Beberapa tokoh yang keras menyampaikan kritik tersebut di antaranya Eduard Douwes Dekker (Multatuli), jurnalis E.S.W. Roorda van Eisinga dan politisi Baron van Hoevell.

Politik Etis memiliki 3 tujuan atau yang dikenal dengan Trilogi Van Deventer yaitu menyelenggarakan pendidikan (edukasi), membangun sarana dan jaringan pengairan (irigasi) dan imigrasi (perpindahan penduduk). Meski demikian, jika ditelaah dalam segi ekonomi, politik etis tidak jauh berbeda dengan politik liberal yang memberi ruang gerak sepenuhnya bagi swasta.

Sementara dari sisi budaya, politik etis dinilai sebagian kalangan sebagai upaya imperialisme gaya baru. Upaya pemerasan yang awalnya dilakukan penjajah secara langsung, beralih ke kaum feodal.

Meski demikian, politik etis memiliki dampak positif lainnya. Salah satunya yaitu lahirnya golongan cendikiawan pribumi yang telah mengecam pendidikan buah dari politik etis. Mereka inilah yang akhirnya berjuang melalui pemikirannya untuk menghadapi penjajah.

Beberapa sekolah yang ada saat itu di antaranya HIS (Holands Inlandsche School) untuk kelompok atas pribumi dan kelas dua untuk masyarakat bawah. Sementara pada tingkat menengah ada beberapa sekolah yaitu HBS (Hogere Burger School), MULO (Meer Uiterbreit Ondewijs), AMS (Algemene Middlebared School). Dan beberapa sekolah lain seperti STOVIA (School Tot Opleideng Van Indische Artsen) atau NIAS (Netherlands Indische Artesen School).

Tweet8Share13Share3Share
admin

admin

Related Posts

Alasan Diponegoro Memerangi Belanda

Alasan Diponegoro Memerangi Belanda

May 8, 2020
Selamat Hari Pramuka…

Selamat Hari Pramuka…

August 14, 2018
Para Penantang Romawi (2): Variathus dari Lusitania

Para Penantang Romawi (2): Variathus dari Lusitania

August 4, 2018

“Jalur Laut, Jalur Favorit Nusantara Zaman Kuno“

August 1, 2018
Para Penantang Romawi (1): Hannibal Barca dari Kartago

Para Penantang Romawi (1): Hannibal Barca dari Kartago

August 1, 2018
Kekuasaan Adolf Hitler (5 – habis): Hitler Terpojok

Kekuasaan Adolf Hitler (5 – habis): Hitler Terpojok

July 20, 2018
Kekuasaan Adolf Hitler (4) : Operasi Barbarossa

Kekuasaan Adolf Hitler (4) : Operasi Barbarossa

July 11, 2018
Napas Baru Sertifikasi Guru

Pendidikan Islam di Indonesia dalam Sejarah

June 22, 2018
Load More

Tentang Kami

Dewantara adalah situs informasi seputar kebudayaan khususnya lingkup pendidikan. Berisi artikel, berita, opini dan ulasan menarik lainnya. Dihuni oleh para penulis dan praktisi berpengalaman.

E-mail: jejaringdewantara@gmail.com
Yayasan Bintang Nusantara

Follow Us

Category

  • Advetorial
  • Dari Anda
  • Galeri
  • Garis Waktu
  • Internasional
  • Jejak
  • Jendela Dunia
  • Kabar
  • Kakiku
  • Komunitas
  • Mahasiswa
  • Nasional
  • Opini
  • Praktisi
  • Profil
  • Sains
  • Seni Budaya
  • Siswa
  • Sosok
  • Tips
  • Uncategorized

Popular

  • SMPN 5 Cilegon Serius untuk Jadi Sekolah Rujukan Google

    SMPN 5 Cilegon Serius untuk Jadi Sekolah Rujukan Google

    34 shares
    Share 14 Tweet 9
  • “Bahasa Melayu Sebagai Lingua Franca Masa Kurun Niaga”

    33 shares
    Share 13 Tweet 8

Recent News

LAZISNU Kota Cilegon Menebar Manfaat melalui Berbagi Takjil Gratis

LAZISNU Kota Cilegon Menebar Manfaat melalui Berbagi Takjil Gratis

March 23, 2025
Peresmian Ruang Kelas Masa Depan oleh Dirut PT.SPC Raymond, Direktur wilayah EMEA Google for Education Colin dan Staf Khusus Menteri Kemendikdasmen Rowi.

Google dan SPC Luncurkan ‘Ruang Kelas Masa Depan’, Kemdikdasmen, Pemprov Banten, dan KSRG Dukung

March 12, 2025

© 2018 Dewantara.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi

© 2018 Dewantara.id

Go to mobile version