Kata Rangga sang pujangga AADC “liburan itu adalah perjalanan yang direncanakan, sedangkan traveling go show, mengalir tanpa direncanakan”
Mungkin itulah yang saya rasakan saat liburan saya berubah rasa menjadi traveling. Saat mulai memasuki musim kemarau saya meniatkan diri untuk jalan-jalan ke tujuan impian yaitu Labuan Bajo dengan niatan sederhana melihat Komodo di habitat aslinya. Persiapan sudah sangat matang, saya enggan “go show”. Semua akomodasi sudah saya siapkan dan dibooking termasuk rencana akan “live boat” dengan rute Labuan bajo – lombok yang diatur oleh tur. Impian saya bayar – duduk – bersenang-senang – pulang.
Namun, rencana tinggal rencana, H-1 pihak tur bilang kapal untuk rute Labuan bajo – Lombok tidak tersedia, dan ditawarkan pilihan lain yang hitungan ekonominya rugi dipihak saya. Akhirnya saya memutuskan tetap jalan walaupun akhirnya saya tetap harus “go show” mencari kapal untuk menjelajahi pulau-pulau sekitaran Labuan Bajo. Walaupun tidak semua pulau terjelajahi namun perjalanan ini membekas di hati.
Saya dipertemukan banyak orang baik dan tulus, dipertemukan dengan teman beda negara yang seru. Namun, dari semua hal pertemuan dengan sang kapten kapal pak Ahmad dan pak Rahman “sang ranger” asli dari kampung Modo, Loh Liang.
Pak Rahman yang Lahir di pulau terpencil, jauh dari pulau besar hanya bisa baca tulis hitung tapi tidak membuat pak Rahman patah semangat. Pengalaman tak paham bahasa Inggris ketika saat masih jadi nelayan, saat ada bule tawar ikan hasil pancingan dgn harga “ten thousands” yg di kiranya hanya di tawar seribu rupiah, membuat pak Rahman belajar bahasa Inggris dengan membeli kamus bekas yang membuatnya menjadi ranger di loh liang yang paling diandalkan.
Cerita singkat tapi bikin saya mikir bahwa belajar tak akan ada selesainya dan belajar pada kehidupan akan menjadikan manusia berjiwa besar dan berhati lapang. Aaahh inilah travelling.
Eka Priyanti