Kekaisaran Romawi merupakan kerajaan terbesar di Benua Eropa. Berdiri sebagai kerajaan mulai tahun 753 SM, Romawi kemudian berkembang menjadi Republik pada 508 SM, dan pada akhirnya pada tahun 27 SM maju menjadi suatu kekaisaran, atau sering disebut juga Imperium Romawi.
Kekaisaran Romawi memainkan peranan penting dalam peradaban kuno di Eropa, yang pada perkembangan selanjutnya akan sangat berperan dalam membentuk peradaban Barat. Ketika Kaisar Constantine dari Romawi memutuskan memeluk Agama Nasrani, maka hal itu menjadi titik sentral dari perkembangan Agama Nasrani di seluruh Eropa. Peranan kebudayaan Romawi dalam membentuk peradaban Barat hanya mampu disaingi perannya oleh pengaruh kebudayaan Yunani.
Dalam kaitan dengan sumbangsih budaya dari Romawi yang sampai saat ini mempengaruhi peradaban ummat manusia, tentu peninggalan kebudayaan Romawi tidak hanya Coloseum di Kota Roma. Namun lebih jauh lagi, peninggalan Romawi yang sangat mempengaruhi peradaban ummat manusia sampai hari ini adalah pada bidang teknologi, strategi perang, maupun kekuatan tekad untuk menaklukkan seluas-luasnya wilayah di dunia.
Berikut 10 Penemuan Terhebat Kekaisaran Romawi yang tercatat dalam sejarah dan akan membuat anda terpukau, dari no.10 sampai no.1 :
- Jembatan Sungai Rhine

Jembatan Sungai Rhine dibangun oleh Julius Caesar pada tahun 55 SM. Caesar membangun jembatan tersebut dalam rangkaian penaklukkannya, terutama saat itu untuk menaklukkan Suku Jermanik (saat ini masuk dalam wilayah Jerman). Saat itu usaha pasukan Caesar terhambat Sungai Rhine.
Caesar kemudian memilih tidak untuk memutar jalan, malahan ia memerintahkan pasukannya untuk membangun jembatan untuk menyebrang ke sisi lain Sungai Rhine. Melakukan sesuatu yang sepertinya mustahil pada saat itu, Jembatan Sungai Rhine kemudian dibangun sepanjang 400 meter, dan berdiri di atas kedalaman Sungai Rhine yang mencapai 9 meter. Jembatan menggunakan bahan kayu,derek kayu, dan pasak. Melalui improvisasi, pasak-pasak kayu yang besar ditanam sampai ke dasar sungai. Pasak-pasak tertanam tersebut yang nanti menjadi fondasi bagi lapisan-lapisan kayu yang diletakkan di atasnya.
Setelah 10 hari pengerjaan, Jembatan Sungai Rhine pun selesai. Saking saat itu pembangunan jembatan melawati aliran sungai yang dalam merupakan suatu pencapaian yang begitu hebat, maka hal itu telah meningkatkan pamor pasukan Romawi. Dan Suku Jermanik, yang sebenarnya secara jumlah lebih unggul, yaitu dengan perbandingan 10:1 daripada pasukan Romawi, malah dilanda ketakutan. Sehingga tanpa harus berperang, pasukan Romawi sudah menguasai Sungai Rhine yang ditinggalkan pasukan Suku Jermanik.
Pada masa modern hari ini, teknologi pasak, lebih populer dengan sebutan pasak bumi, telah digunakan dalam pembangunan jembatan maupun gedung.
- Ballista Beruntun, atau Polybolos

Bangsa Romawi telah lama menggunakan senjata ballista. Sebagai bangsa yang selalu berinovasi, maka bangsa Romawi terus menyempurnakan senjata ballista. Sampai kemudian bangsa Romawi menciptakan Ballista Beruntun (repeating ballista), atau dalam bahasa latin: Polybolos.
Polybolos mampu menembakkan panah sejauh 400 meter. Lalu, disebut Ballista Beruntun karena mampu menembakkan 1 anak panah per detik. Sebagai alat yang dibawa oleh kereta kuda maka Polybolos semacam menjadi mesin pemanah beruntun.
Kunci dari kecepatan tembak yang beruntun adalah penggunaan teknologi mesin gir. Melalui perputaran gir yang terus-menerus, maka selama wadah anak panahnya terisi oleh anak panah maka Polybolos akan terus menembak.
- Waduk Basillica

Kekaisaran Romawi membangun Waduk Basillica di Kota Konstantinopel (sekarang namanya Istambul, di Turki). Waduk itu menjadi bukti kekuatan Romawi dalam sistem pengairan. Waduk Basillica berfungsi sebagai sumber air dan menjadi bagian dari sistem pertahanan Kota Konstantinopel.
Waduk Basillica digali dan dibangun oleh 7000 orang budak. Waduk tersebut berada di bawah tanah, lalu memliki panjang 120 meter dan lebar 60 meter. Untuk menjaganya tetap kuat, waduk tersebut disokong oleh 336 tiang marmer. Keberadan waduk sangat krusial karena membantu mengedarkan 22 juta galon air per hari di dalam Kota Konstantinopel.
Keberadaan air tawar yang bersih sangat penting bagi kota di zaman kuno. Jika tidak ada air, maka suatu kota tidak sanggup membuat stok makanan maupun ransum bagi pasukannya. Melalui Waduk Basillica, bangsa Romawi menunjukkan bahwa suatu kekuatan kekaisaran bukan hanya terletak pada daya tempur pasukan saja, tetapi juga dala kekuatan mempertahankan kota-kota penting dari serangan musuh.
Dengan demikian, sejarah mencatat bahwa Waduk Basillica yang dibangun pada abad ke-6 M merupakan suatu cikal bakal sistem pengairan modern.
- Terowongan Nemi

Terowongan Nemi dibangun pada tahun 500 SM. Dan sampai sekarang, 2500 tahun kemudian, masih berdiri kuat. Kekaisaran Romawi membangunnya di sebelah selatan Kota Roma. Yang luar biasa, para teknisi Romawi memutuskan untuk membangun terowongan langsung di kedua sisi bukit.
Ketika kemudian kedua ujung terowongan dari dua sisi tersebut bertemu di bagian tengah bukit, hanya terjadi selisih 15 meter dari titik temu. Berarti dari ujung satu ke ujung lain, Terowongan Nemi hanya bergeser di bawah 1%.
- Tambang Perak Rio Tinto

Rakyat Romawi tentu di masa lalu tentu berbangga karena Kekaisaran Romawi menghasilkan bangunan-bangunan megah, lalu kemenangan demi kemenangan yang mengantarkan Romawi menjadi suatu kekuatan paling besar di Eropa. Namun sebagai bangsa yang juga besar karena perdagangan, 60 juta rakyat Romawi juga membutuhkan perak untuk mata uang.
Tambang Perak Rio Tinto dibangun demi memenuhi kebutuhan Romawi terhadap perak. Dibalik, keingnan tersebut juga terkandung masalah. Dikarenakan tambang Rio Tinto berada dibawah permukaan tanah, maka muncul kendala aliran air yang keluar dan menggenangi tambang. Para teknisi Romawi kemudian menemukan solusi yang secara teknis dapat dikatakan brilian.
Yang luar biasa dari pemikiran para teknisi Romawi di Rio Tinto adalah penemuan suatu sistem yang mengakali persoalan air yang mengalir di dalam tambang. Para teknisi membuat roda air raksasa dengan diameter 4,4 meter. Mereka membuat 8 roda air raksasa.
Roda air raksasa bekerja dengan prinsip kincir angin, yang kemudian memindahkan air dari bagian bawah tambang yang paling dasar, sampai kemudian air tersebut dipindahkan atau dinaikkan 10 lantai (bayangkan ukuran lantai gedung sekolah atau kantor)ke atas. Untuk itulah mereka menggunakan 8 roda air raksasa yang disusun secara bertingkat ke atas, dan untuk menggerakkan mekanisme kincir angin pada roda air raksasa tersebut diperlukan ratusan budak yang menggerakkan.
Sistem roda air raksasa memindahkan sebanyak 21 galon air per menit, atau sekitar 180.00 galon air per hari. Dan itu berlangsung non-stop. Sehingga budak-budak yang dipekerjakan di Tambang Perak Rio Pinto tidak akan lagi melihat matahari, dan biasanya mereka tewas dalam waktu sebulan sampai setahun.
- Kincir Air Barbegal

Kincir Air Barbegal yang terletak di Fontvieille, bagian selatan Perancis merupakan suatu penemuan yang sering disebut sebagai “ pusat konsentrasi kekuatan mekanik terhebat yang diketahui pada masa kuno”. Bangsa Romawi membangun Kincir Air Barbegal dengan memiliki 16 kincir air yang mampu mengalirkan 33 galon air per detik. Kincir air mengalirkan air dari atas bukit ke bawah dan melewati desa.
Kehadiran Kincir Air Barbegal mampu meningkat pembuatan tepung sebagai bahan baku roti. Melalui peningkatan kapasitas yang besar dari suplai tepung, maka Barbegal mampu menghasilkan 9000 potong roti per hari.
Kita dapat membayangkan betapa bergunanya Kincir Air Barbegal sebagai pemasok makanan bagi bangsa Romawi. Malah, kalau kita bandingkan dengan teknologi dan gaya hidup manusia modern hari ini, maka Kincir Air Barbegal yang ada pada abad ke-1 M merupakan pabrik “makanan cepat saji” pada masanya.
- Polyspastos

sumber: media-cache-ak0.pinimg.com
Polyspastos dalam bahasa latin berarti “beberapa katrol”. Secara umum, Polyspastos merupakan rangkaian derek yang menggunakan gir untuk menggerakkan katrol. Dan betapa Polyspastos membawa Kekaisaran Romawi mampu membangun banyak hal.
Mekanisme Polyspastos menggunakan perputaran jangkar besar, lalu perputaran jangkar besar menghasilkan putaran horizontal. Putaran horizontal berfungsi sebagai “kerekan” yang mampu mengangkat beban. Dan ketika bangsa Romawi menambahkan roda pengerek dalam sistem Polyspastos mereka, maka kekuatan angkatnya menjadi mampu mengangkat benda seberat 6000 kg.
Biasanya jangkar besar dalam sistem Polyspastos membutuh 4 orang untuk mengoperasikan. Perbandingan dengan katrol dari Kerajaan Mesir ketika membangun piramida, yang membutuhkan tenaga 50 orang untuk mengangkat 2,5 ton balok batu ke atas (50 kg per orang). Maka Polyspastos milik Romawi menyediakan kekuatan yang 60 kali lebih efisien (3000 kg per orang).
- Sistem Jalan Romawi

Penaklukkan Romawi terhadap wilayah-wilayah di seantero Eropa dan sampai ke bagian utara Afrika memang sama sekali bukan omong kosong. Demi mencapai penaklukkan tersebut Romawi membutuhkan sarana infrastruktur yang memadai. Sering kita tidak sadari, tetapi Romawi telah membangun suatu Sistem Jalan yang memungkinkan mereka melakukan gerakan pasukan yang efektif.
Total, Romawi telah membangun Sistem Jalan sepanjang 400.000 km. Jalanan-jalanan tersebut telah menghubungkan 113 provinsi yang dimiliki Kekaisaran Romawi. Berarti kalau dirata-ratakan, maka mencapai angka 32 km per hari untuk pergerakan 1000 pasukan Romawi setiap harinya.
Para teknisi Romawi ketika membangun jalan, selalu membuat arah jalan tersebut lurus. Dengan arah jalan yang lurus maka jarak yang ditempuh oleh pasukan juga lebih efisien.
Para teknisi Romawi menggunakan bahan baku jalan berupa batu-batu andesit yang besar sebagai dasarnya. Setelah batu-batu andesit besar diratakan, di atasnya dilapisi dengan kerikil. Bahan terakhir yang disertakan adalah batu besar yang rata. Melalui jalan besar dan rata, pasukan infantri maupun kavaleri Romawi mampu bergerak dengan cepat.
Yang apabila diurutkan jumlah tersebut ke arah luar angkasa, jalan itu dapat menghubungkan bumi dan bulan. Bukan omong kosong ! jadi dari Sistem Jalan Romawi itulah lalu kita kenal pribahasa “banyak jalan menuju Roma”.
- Beton

Para teknisi Romawi telah menemukan Beton sejak 2000 tahun yang lalu. Dan bangunan megah yang dapat menjadi contoh paling konkrit adalah Kuil Pantheon. Kuil Pantheon seluruhnya dibangun dengan beton.
Keunggulan beton adalah ia dapat dibentuk, sehingga dengan beton bangsa Romawi dapat mulai membentuk lengkungan maupun kubah. Kubah di dalam Kuil Pantheon memiliki diameter 43 meter, mampu menampung 5000 orang yang beribadah. Dan bagian dalam dari Kuil Patheon dibangun tanpa pilar sama sekali, menunjukkan kekuatan Beton milik Romawi.
Kuil Pantheon mulai digunakan pada tahun 126 M. Sampai hari ini, Kuil Pantheon baru satu kali direnovasi, yaitu tahun 202 M, karena tahun 202 M terjadi gempa. Dengan contoh tersebut, mungkin kita dapat mengambil hipotesis bahwa kualitas Beton yang digunakan pada masa Kekaisaran Romawi lebih kuat dari beton yang digunakan pada masa modern. Gedung-gedung yang dibangun pada masa modern biasanya perlu untuk direnovasi dalam jangka waktu setiap 50 tahun.
Contoh lain dari begitu hebatnya penemuan Beton adalah pembangunan Darmaga Caesarea (sekarang wilayah Israel) oleh Romawi. Pembangunan darmaga melibatkan 400 ton Beton yang diangkut dengan 44 kapal. Beton Romawi mampu menjadi Beton yang cepat keras karena dalam pembangunan darmaga Beton perlu ditanamkan di bawah air. Para teknisi Romawi mengakali hambatan air dengan terlebih dahulu mencetak Beton pada kotak-kotak kayu, lalu kemudian ditenggelamkan ke bawah air.
Darmaga Caesarea seluas 72 m². Ketika sudah jadi, Darmaga Caesarea mampu menjadi tempat bersandar bagi 400 kapal.
Mau tau rahasia kekuatan Beton milik Romawi? Komposisi Beton menggunakan campuran dari abu vulkanik dari Gunung Vesuveus, air, air jeruk limau, dan darah hewan.
- Saluran Air (Water System)

Romawi mengoperasikan Saluran Air dalam suatu jaringan yang besar. Jaringan tersebut mengalirkan berjuta-juta galon air. Saluran Air menjadi sangat krusial karena melalui persediaan air akan menjamin pasokan air bersih di kota-kota milik Romawi.
Memiliki Saluran Air sepanjang 91 KM, maka Saluran Air milik Romawi saat itu merupakan yang terpanjang pada zaman kuno. Saluran Air menyediakan air untuk minum, sanitasi, dan mandi bagi warga Romawi. Dengan demikian, kehadiran Saluran Air bagaikan urat nadi bagi Kekaisaran Romawi.
Pengoperasian Saluran Air menggunakan konsep Sifon Terbalik. Penemuan konsep Sifon Terbalik sendiri merupakan suatu kejeniusan, karena melalui konsep tersebut air bersih dapat disalurkan ke berbagai tempat. Mekanisme Sifon Terbalik memungkinkan pipa air mengaliri air ke permukaan yang lebih tinggi seperti bukit.
Kunci dari Saluran Air, adalah bagaimana para teknisi Kekaisaran Romawi berusaha mengalirkan air bersih dengan kecepatan yang sama walau melewati wilayah-wilayah dengan kontur yang berbeda. Di wilayah-wilayah Saluran Air, pada awalnya mereka membangun parit-parit panjang yang pada bagian dasarnya mereka lapisi dengan batu bata dan tanah. Di atasnya mereka membangun pipa. Ketika menemui gunung atau bukit yang tinggi, mereka akan membangun terowongan. Dan jika perlu, mereka membangun Terowongan Air (aqua duct).
Ahmad Muttaqin