Orang tua harus mengetahui waktu yang tepat ketika seorang anak sudah harus pindah sekolah. Demi perkembangan mental dan akademiknya.
Saat kelas 3, Audrey mengumumkan ia ingin pindah sekolah. Orangtuanya terkejut. “Saya ingin perubahan,” sahut Audrey.
Di sekolah Audrey tidak bermasalah. Ia menyukai para guru juga teman-temannya. Putri cilik tersebut mengalami kesulitan dalam mengejar pelajaran dan nilai akademik. “Para guru seolah melemparkan segalanya ke arah aku,” ucapnya.
Orang tua Audrey awalnya menganggap Audrey sedang kesal dengan temannya atau sedang mengalami hari yang buruk. Permintaan pindah sekolah Audrey terus diucap hingga enam bulan lamanya. Selama waktu tersebut, ia mulai gelisah dan jarang mengerjakan PR.
Ibu Audrey, Sophie Lyall, akhirnya mendaftarkan putrinya ke sekolah Preshill. “Saya terus bilang, tak akan pindah sekolah bagaimanapun juga,” kenang Sophie. Namun setelah Audrey berkenalan sekilas dengan sekolah Preshill, ia merasa kerasan.

Dilansir Sydney Morning Herald (15/07/2018), hampir separuh murid sekolah dasar di Victoria pasti pindah sekolah minimal sekali. Dengan kasus seperti perundungan, sekolah tidak sesuai harapan, putusnya persahabatan dan pindah rumah. Sementara keluarga lain memindahkan sekolah anaknya karena ingin pendidikan yang lebih baik. Akan tetapi, mengetahui kapan dan saat yang tepat pindah sekolah adalah momen frustasi para orang tua.
Dr. Christine Grove, peneliti dan psikolog pendidikan di Monash University, mendesak para orang tua murid untuk mengenal sekolah asal anak lebih dalam sebelum mengambil tindakan. Ia menyarankan menunggu hingga satu semester untuk memutuskan. “Sering kali sekolah tidak mengetahui masalah pada anak dan juga mereka pun punya solusinya jika mereka tahu,” ucap Dr. Grove.
Pilihan pindah sekolah nampaknya menjadi mujarab untuk anak yang tak bahagia di sekolah. Dr Grove mendorong para orang tua menolong anaknya agar kuat dan mandiri. Perundungan dan konflik dengan guru atau teman adalah alasan paling umum seorang anak pindah sekolah. Ketika Sophie bilang pada yang lain bahwa anaknya akan pindah sekolah, ia merasa bangga.
“Cocok untuk anak yang lain, tapi bukan anakku,” kata Sophie. Kakak Audrey pun masih sekolah di sekolah asal Audrey. Tak ada masalah.
Banyak orang tua menghindari anaknya pindah sekolah karena hubungan sosial dan identitas kadung melekat di sekolah anak mereka. Dr. Jae Yup Jung, peneliti NSW University, menyarankan orang tua memindahkan sekolah anaknya jika tidak cocok dengan potensi anak. Anak-anak yang berkebutuhan khusus (IQ diatas rata-rata) akan menurun dalam kelompok yang lebih rendah.
Kini sudah setahun Audrey di sekolah baru. Ia belajar lebih baik di Preshill, sekolah yang mengambil filosofi pendidikan Montessori, Steiner, Reggio Emilia dan juga karya penelitian Sir Ken Robinson dan John Hattie.
Anak akan belajar pada kecepatannya sendiri, jika Audrey ingin rehat ia bisa meninggalkan kelas dan memberi makan kelinci di kebun sekolah. “Sekolah seperti petualangan,” kata Audrey.