Dewantara
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi
Dewantara
No Result
View All Result
Home Jejak

Mengenal Tinju Tradisional ‘Hadok’ di Lembata

dewantara.id by dewantara.id
July 2, 2018
in Jejak
0
Mengenal Tinju Tradisional ‘Hadok’ di Lembata

Pertandingan tinju tradisional ala hadok di Atadei Lembata. Foto: lembatakab.go.id

32
SHARES
1.5k
VIEWS
Share on TwitterShare on Facebook

Dewantara, Lembata – Hadok adalah tradisi tinju tradisional di beberapa desa di Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). Desa tersebut antara lain Desa Atakore, Lerek, Lewogroma, Atawolo, Waiwejak dan Paulolong.

Hadok biasanya digelar setelah “bako medehe” yaitu acara syukur panen pada kebun tertentu (man henadokei) sesuai tradisi yang diwariskan nenek moyang setempat. Hadok diselenggarakan dekat kebun tempat dilaksanakannya “bako medehe” dengan mempertimbangkan lokasi dengan lahan agak rata. Tempat yang telah disiapkan itu disebut “Weho” yang berarti arena pertarungan.

Hadok dimulai dengan berdirinya 2 orang di tengah weho (arena pertarungan) yang bertugas sebagai wasit untuk mengatur waktu setiap ronde. Tradisi ini biasanya digelar 4 ronde dengan waktu istirihat kurang lebih 2 menit.

Dua orang di tengah itu juga bertugas mengawasi jalannya pertarungan agar tidak terjadi penyimpangan, menentukan pemenang dan melerai bila terjadi kericuhan antar pendukung.

Dalam Hadok bagian tubuh yang bisa dipukul adalah bagian perut ke atas dan bagian yang paling dicari adalah bagian muka lawan. Semakin banyak bagian muka dipukul lawan berarti semakin rendah tingkat ketangkasan atau kehebatan seseorang di mata lawannya.

Di setiap kubu disponsori 1 orang promotor dan pendukungnya. Hadok biasanya dimulai dari anak-anak diikuti anak muda dan orang-orang tua. Pasangan akan bertarung tidak diumumkan atau tidak dipasang melainkan para hadok akan mencari pasangannya sendiri saat acara dimulai.

Di saat semua sudah siap peserta yang mau berhadok akan berlari melintasi arena menemui kelompok lawan dan mencari seorang yang ia yakini pas untuk dilawan lalu menggosok-gosok bahu lawannya tersebut yang disebut “dohu”.

Dalam proses mencari lawan (dohu) tindakan menggosok gosok bahu lawan akan dilakukan sebanyak 3 kali. Bila lawannya setuju ia akan menganggukkan kepala dan bila menolak lawan akan menggelengkan kepala.

Di saat sedang dohu para pendukung mulai mnyanyikan lagu dengan syair “Elebua o o o o….karabau raga raga ruhan bogor, bogor tiwang o o o o……No tenubuk lewoleba…. nae napanganu lewo, lewotolok o o o o o……… Di saat syair lagu berakhir kedua peserta berlari ke tengah arena pertandingan dan berdiri saling berhadapan.

Wasit yang memimpin pertandingan akan mengatakan “hadok” bertanda pertarungan dimulai. Saat itulah serang menyerang dan adu pukulan pun terjadi. Saat keduanya sedang beradu kekuatan para pendukung baik laki-laki maupun perempuan akan berteriak sambil memberi dukungan pada petinjunya masing-masing dengan menyayikan lagu yang syairnya “Elebua o o o o ….karabau raga raga ruhan bogor, bogor tiwang o o o o…… No tenubuk lewoleba…. nae napanganu lewo, lewotolok o o o o o……… lagu ini terus dinyanyikan hinggga pertandingan 4 ronde berakhir.

Wasit akan menyatakan menang kepada orang yang sering memukul lawan di bagian mukanya, menjatuhkan lawan ke tanah, atau lebih banyak memukul lawannya. Wasit akan menghentikan pertarungan dan menyatakan seorang menang apabila menjatuhkan lawan ke tanah dan tidak mampu melanjutkan pertarungan, kondisi lawan tidak mengizinkan (sempoyongan), atau lawannya menyerah dengan berlari kembali ke kelompok pendukungnya.

Hadok itu sendiri merupakan ajang pertarungan gengsi antar keluarga, kelompok, bahkan antar desa. Jika ada anggota kelompok yang dikalahkan dalam sebuah pertarungan anggota keluarganya akan berusaha mengalahkan pasangan keluarga atau kelompok yang lain pada pertarungan hadok musim panen berikutnya. (lembatakab.go.id)

Tags: hadokkabupaten lembataNusa Tenggara Timur
Tweet8Share13Share3Share
dewantara.id

dewantara.id

Related Posts

Menyelami Masa Revolusi Indonesia lewat Idrus

Menyelami Masa Revolusi Indonesia lewat Idrus

April 18, 2020

Ditemukan ‘Missing Link’ Evolusi Manusia Berusia 30.000 Tahun

September 12, 2019

Battle of The Bulge dan Cerita Kemanusiaan yang Tersisa

July 19, 2019
Makan Enak dan Instagraman di Lembang-Kab.Bandung Barat

Makan Enak dan Instagraman di Lembang-Kab.Bandung Barat

September 17, 2018

“Bahasa Melayu Sebagai Lingua Franca Masa Kurun Niaga”

August 7, 2018

Wisata ke Candi Muaro Jambi, Lokasi yang Akan Jadi Persinggahan Obor Asian Games 2018

July 23, 2018
Mengunjungi Perpustakaan Tertinggi di Dunia, Bersama Keluarga

Mengunjungi Perpustakaan Tertinggi di Dunia, Bersama Keluarga

July 13, 2018
Menikmati Ibukota Bersama Keluarga

Menikmati Ibukota Bersama Keluarga

July 10, 2018
Load More

Tentang Kami

Dewantara adalah situs informasi seputar kebudayaan khususnya lingkup pendidikan. Berisi artikel, berita, opini dan ulasan menarik lainnya. Dihuni oleh para penulis dan praktisi berpengalaman.

E-mail: jejaringdewantara@gmail.com
Yayasan Bintang Nusantara

Follow Us

Category

  • Advetorial
  • Dari Anda
  • Galeri
  • Garis Waktu
  • Internasional
  • Jejak
  • Jendela Dunia
  • Kabar
  • Kakiku
  • Komunitas
  • Mahasiswa
  • Nasional
  • Opini
  • Praktisi
  • Profil
  • Sains
  • Seni Budaya
  • Siswa
  • Sosok
  • Tips
  • Uncategorized

Popular

  • SMPN 5 Cilegon Serius untuk Jadi Sekolah Rujukan Google

    SMPN 5 Cilegon Serius untuk Jadi Sekolah Rujukan Google

    34 shares
    Share 14 Tweet 9
  • “Bahasa Melayu Sebagai Lingua Franca Masa Kurun Niaga”

    33 shares
    Share 13 Tweet 8

Recent News

LAZISNU Kota Cilegon Menebar Manfaat melalui Berbagi Takjil Gratis

LAZISNU Kota Cilegon Menebar Manfaat melalui Berbagi Takjil Gratis

March 23, 2025
Peresmian Ruang Kelas Masa Depan oleh Dirut PT.SPC Raymond, Direktur wilayah EMEA Google for Education Colin dan Staf Khusus Menteri Kemendikdasmen Rowi.

Google dan SPC Luncurkan ‘Ruang Kelas Masa Depan’, Kemdikdasmen, Pemprov Banten, dan KSRG Dukung

March 12, 2025

© 2018 Dewantara.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi

© 2018 Dewantara.id

Go to mobile version