Bermasalah dengan model “Team Teaching” di kelas anda saat ini? Bayangkan jika setiap jam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berakhir di suatu kelas, sesaat setelahnya anda harus bangkit dan melangkah menuju ruang kelas lainnya, dimana seorang guru lain sudah bersiap menjadi partner anda dalam mengajar dikelas tersebut – dari Aljabar ke Sejarah ke Ilmu Pengetahuan Sosial.
Dewantara.id, Jakarta – Realistis jika pada setiap ruangan, kadang anda mendapati ‘peran’ yang berbeda dari seharusnya. Terkadang, Anda benar-benar bisa mengajar. Di lain waktu, anda duduk di belakang, mencatat. Dalam skenario lain, mungkin saja anda melepas penat dengan duduk santai di lorong sekolah sembari menikmati secangkir kopi untuk kemudian bersiap kembali membantu siswa untuk fokus atau menyelesaikan tugas administrasi guru yang terkadang menyita energi pikiran.
Tentu saja, para siswa pun punya penilaian sendiri dari apa yang disajikan di depan kelas. Umpamanya kegiatan mengajar dengan model “team teaching collaboration,” terkadang wajar saja jika ada siswa sering bingung tentang peran anda dengan cara pengajaran demikian.
Tidak yakin apakah anda seorang guru, ajudan atau apakah Anda memiliki ‘otoritas’ dan pengaruh yang sama dengan guru dalam alam pikiran mereka selama ini. Hal ini penting untuk kita sadari. Sebab itu tanda perlu adanya hal yang perlu kita tingkatkan lagi kapasitasnya.
Bagi anda yang baru lulus dan mendapat wilayah kerja dengan model cooperative-teaching seperti ini, hindari perasaan inferioritas berlebih yang bisa menghambat. ini menjadi semacam “big rock” yang harus dilewati dan menjadi pengalaman belajar berharga hidup anda. Dengan sedikit perencanaan dan komunikasi yang intens antar sesama guru, kemitraan dapat bermakna bagi anda berdua, dan tentunya para siswa.
Ada beberapa hal mudah yang dapat anda lakukan untuk menciptakan kemitraan sejati dengan rekan guru anda:
1. Pastikan guru mitra diakui oleh anda sendiri dan siswa sebagai guru yang “sebenarnya”. Sertakan nama guru itu pada surat orang tua, kartu laporan, dan dokumen penting lainnya.
2. Menawarkan kesempatan bagi guru mitra mengajar tersebut untuk menjadi pemimpin di kelas. Bahkan jika materi pelajaran anda bukan bidang keahliannya, ia kemungkinan akan memiliki minat dan pengetahuan tentang topik tertentu yang akan anda bahas sepanjang tahun.
3. Pancing keahlian guru tersebut untuk mau mengeluarkan potensi terbaiknya, entah itu seputar manajemen kelas atau strategi organisasi. Mintalah masukan tentang bagaimana menyusun pelajaran atau kelas. Bagian dari pelatihan pendidikan khusus ada di area ini dan dapat menjadi cara yang berharga bagi anda untuk meningkatkan interaksi anda dengan partner guru anda. Siapapun itu.
4. Rencanakan visi dan realistis. Jangan harapkan semua harus sesuai rencana anda dan berharap orang lain dapat mengikuti apa yang anda lakukan. Tidak hanya akan merencanakan ke depan, membantu rekan guru anda mempersiapkan siswa dalam tiap proses belajar mereka, itu akan membantu anda berdua dalam jangka panjang.
5. Mintalah masukan. Mungkin rekan-rekan pengajar anda adalah ahli teknologi dan dapat menanamkan pelajaran anda dengan ide proyek baru. Mungkin dia ahli dalam sejarah seni atau musik dan dapat memanfaatkan kecerdasan siswa lainnya dengan ini.
Sedangkan jika anda adalah guru pendidikan khusus, ada beberapa hal mudah yang dapat anda lakukan untuk menciptakan kemitraan sejati dengan guru pendidikan reguler:
1. Jadilah proaktif. Tanyakan bagaimana anda bisa membantu. Memiliki cara-cara konkret dalam pikiran untuk setiap kelas yang berbeda anda berada.
2. Coba ajarkan di luar zona nyaman anda sesekali. Meskipun anda mungkin bukan ahli dalam setiap mata pelajaran, anda memiliki pengetahuan luas yang dapat anda manfaatkan untuk memimpin pelajaran di hampir semua topik. Beranilah.
3. Jadilah bagian aktif dari proses pembelajaran disekolah. Ikuti percakapan/pembelajaran/seminar/rapat guru dengan ide dan wawasan anda sendiri.
4. Pelajari semua nama siswa. Jangan hanya bekerja dengan siswa yang hanya anda kenal. Ya, mungkin tugas anda untuk membantu mereka di kelas itu, tetapi anda akan memiliki hubungan yang lebih baik dengan semua siswa jika anda membantu siapa saja yang membutuhkan bantuan. Dengan dua guru di kelas, tidak ada siswa yang harus dibiarkan membutuhkan bantuan. Jadilah ‘sirkulator’ aktif di ruangan, memuji dan mendorong. Ini membuat siswa-siswa Anda tidak merasa diasingkan, dan menempatkan anda dalam peran yang sangat strategis-otoritatif di kelas.
Untuk kedua guru, ingatlah bahwa ini adalah kemitraan yang hidup, tumbuh, dan berubah. Apa yang berhasil dengan satu guru kelas reguler dan guru pendidikan khusus mungkin tidak bekerja dalam kemitraan lain.
Sukses adalah tentang menemukan keseimbangan hidup. semoga dengan kerjasama yang ideal, para guru bisa lebih percaya diri, tangguh dan nyaman hari demi hari. Pada akhirnya, semua siswa akan mendapat manfaat ketika anda menemukan skenario yang sempurna. (MZ/Editor)
Baca artikel asli disini