Celeste Headlee: “Pada bulan Mei 2015, menurut penelitian PureResearch pada 1000 responden di Georgia, Amerika terdapat kecenderungan bahwa ke depan masyarakat akan semakin terpolarisasi, terpisahkan dalam kubu. Bisa saja itu soal politik, agama, klub olahraga, bahkan selera makanan. Kesimpulan dari penelitian itu hanya satu, semakin berkurangnya kemampuan kita untuk mendengar,”.
Setiap minggunya TED Talks memang berkolaborasi maupun secara individu mengadakan seminar umum dengan pembicara ragam profesi maupun latar belakang. Saat TED Talks berkolaborasi dengan Creative Content di Amerika mengunjungi Savannah Georgia, hadir seorang pembicara cum penulis buku We Need to Talk: How to Have Conversations That Matter (Harper Wave, 2017). Celeste yang juga pernah berprofesi sebagai jurnalis, presenter, penyiar radio hingga sekarang sebagai pakar komunikasi menyoroti hadirnya teknologi sebagai jurang pemisah dari masyarakat.
Bagi Celeste, hari ini kita semakin kurang berkompromi, karena sifat otonom yang ada di teknologi memberikan kebebasan publik untuk menentukan segala sesuatu. Kita bisa memilih dengan siapa kita tinggal, dengan siapa kita ingin menikah, dengan siapa kita ingin bicara. Tak ada silang kultur atau pencampuran paham seperti dulu kita berbicara dengan orang asing di stasiun, restoran bahkan bioskop.
Pada akhirnya kita hanya ingin mendengar, berbicara, hingga sampai berpikir pun dari apa yang kita mau. Terima kasih pada algoritma Youtube, Twitter, Facebook, Google dan lain-lain.
Masih dalam penelitian yang sama bahwa 3 dari 4 pelajar di Amerika lebih suka mengirim pesan melalui media sosial ketimbang melakukan percakapan empat mata. Ada penelitian dari Atlantic City oleh guru Paul Barnwell yang melakukan ujicoba diskusi antara dua orang pelajar tanpa catatan apapun membahas tema pelajaran yang spesifik, contohnya perang saudara di Amerika. Studi itu menunjukkan tiga perempat dari 40 siswa mengalami kesulitan berkomunikasi tanpa bantuan catatan.
Paul Barnwell menyebut “kompetensi komunikasi adalah satu-satunya skil yang gagal diajarkan oleh para guru. Siswa berlomba menumpahkan ide dan gagasan melalui layar monitor, tapi kesulitan menuangkannya melalui komunikasi interpersonal. Akan lucu terdengar, tapi jika menanyakan kepada diri sendiri, apakah ada skil yang lebih penting di masa depan selain percakapan yang penuh percaya diri, berkelanjutan dan koheren antar dua manusia?”
Headlee bercerita, nafkah saya berasal dari bercakap-cakap dengan seseorang. Dari peraih Nobel, supir truk, anak kecil, lansia, milyuner, tukang kebun dan lain-lain. Saya bicara dengan orang yang saya suka, orang yang saya tidak suka, bahkan orang yang saya tidak setuju secara personal perasaan, tapi saya masih bisa melakukan percakapan yang menarik.
Lupakan semua anjuran komunikasi tentang bagaimana mengangguk tanda setuju, menatap mata pembicara, mulai dengan topik sederhana (cuaca dan kesehatan), mengulang kata-kata yang telah didengar lalu simpulkan, Semua anjuran itu tidak berguna. Jangan berlagak sok perhatian jika kita pada kenyataanya memang tak mengindahkan apa yang baru saja diucapkan. Ada beberapa prinsip dari menjadi pendengar yang baik dan menghasilkan komunikasi yang lancar.
Satu, jangan mengerjakan hal yang lain. Jangan mendengar sambil pegang smartphone, kunci, mainan atau apapun. Jika anda ingin menjadi bagian komunikasi jadilah sepenuh hati. Jika tidak nyaman dengan topik percakapan, keluar saja.
Kedua, jangan memaksakan pendapat. Jika ada opini, ilmu, bahasan atau pendapat yang Anda anggap benar dan harus diikuti tanpa dibantah argumen, tulis saja di blog, media sosial atau dimanapun. Siapapun jika dipaksakan pendapat oleh lawan bicara tanpa ada argumen maka ia akan selalu resisten. Itu sebabnya saya kurang suka berbicara dengan pakar, apalagi pakar politik. Jika ia Republik, maka ia akan benci Obama, pemotongan pajak, stempel makanan. Sebaliknya jika ia Demokrat, maka ia akan benci perusahaan minyak, bank-bank besar dan Dick Chenney. Sangat terprediksi. Kita ingin belajar sesuatu yang baru, berarti kita harus menyimpan pendapat kita sendiri agar orang lain bisa mengeluarkan pendapatnya. Seperti ilmuwan Bill Nye pernah berucap, “Everyone you’ll ever meet knows something you don’t.” Semua orang adalah pakarnya masing-masing.
Bersambung…
Tulisan ini adalah bagian pertama dari lima tulisan tentang komunikasi.
Bagian tulisan mengenai komunikasi bisa dibaca pada tautan di bawah ini:
Bagaimana Membuat Perbincangan Menarik ? (Bagian 2)
Bagaimana Membuat Perbincangan Menarik? (Bagian 3)
Bagaimana Membuat Perbincangan Menarik ? (Bagian 4)