Dewantara
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi
Dewantara
No Result
View All Result
Home Seni Budaya

Review A Quiet Place, Diam Itu Selamat

dewantara.id by dewantara.id
July 4, 2018
in Seni Budaya
0
67
SHARES
741
VIEWS
Share on TwitterShare on Facebook

Tak butuh bantuan suara untuk menciptakan ketegangan. Penonton dijamin senam jantung dalam kesunyian.

Saya bukanlah penggemar thriller macam Final Destination, Saw, Friday the 13th dan sejenisnya. Apalagi dipadu dengan sains fiksi macam serial Alien. Hanya karena kabar-kabar orang sekitar bilang A Quiet Place film bagus.

Tema film alien atau makhluk ekstra-terestrial lainnya kadung teralamatkan selain kategori thriller juga termasuk slasher atau pembantaian korban. Adegan memakan dan memotong korban kerap terjadi. Di film A Quiet Place, pameo itu ditanggalkan dan memberi porsi seluruhnya pada ketegangan dalam kebisuan.

Jika ada film yang bikin suasana mendadak sunyi dan suara jatuhnya jarum bisa mencekam, maka karya John Krasinski ini penyebabnya. Klik jempol, like, favorit, emotikon hati dan segala pujian era digital layak diganjar buat John Krasinski.

Sutradara film sekaligus aktor utama ini mengerjakan sesuatu yang diluar pakem dan berhasil. Bersama Emily Blunt sebagai pemeran utama wanita, mereka menghadirkan drama ketegangan tiada akhir.

Berlatar dunia pasca apokaliptik. Jalan-jalan kosong, toko luluh lantak, manusia sepi dan selebaran koran dengan judul-judul besar: Kiamat atau Doomsday. Mirip sama film-film zombie.

Karinski berperan sebagai Lee, seorang bapak yang setengah mati menyelamatkan keluarga dari sergapan alien bekerjasama dengan istrinya Evelyn (Emily Blunt). Persiapan melawan serangan alien sudah matang dan super detil. Sebab, di awal film kita disuguhkan pemandangan yang sedih. Anak bungsu pasangan ini diterkam alien karena menyalakan roket mainan yang bersuara.

Tak mau terulang, mereka menjaga mati-matian anaknya Marcus (Noah Jupe) dan anak sulungnya yang mengalami gangguan pendengaran Regan (Millicent Simmonds). Khusus anak sulungnya ini, bagaimana plot cerita dan naskah menjadi aman. Dengan karakter difabel, maka Lee sekeluarga mahir berbahasa isyarat antar sesama sebagai strategi bertahan hidup. Silogisme cerita yang mengalir rapi.

Salah satu adegan di film, A Quiet Place. (Ilustrasi Foto: Paramount-Jonny Cournoyer)

Alien yang mereka hadapi sebenarnya buta dan jumlahnya hanya tiga di dunia. Namun para alien tersebut memiliki pendengaran super-sensitif yang membuat mereka melacak korban dan membunuhnya dalam satu gerakan.

Marcus dan Regan sangat disiplin menjaga aktivitas sehari-hari tanpa suara. Berbahasa isyarat, berjinjit hingga mengunyah makanan dilakukan dalam sunyi. Cerita berlanjut dengan tantangan baru: Evelyn hamil. Strateginya bagaimana menyambut kelahiran tanpa tangisan bayi, pengobatan medis seadanya sambil merawat jabang bayi tersebut layak dinanti.

Film ini sebenarnya menantang alam bawah sadar kita dengan cara yang tak biasa. Bagaimana Anda bisa hidup dengan kesunyian sambil menata kewaspadaan seharian penuh? Bagaimana melatih mental tersebut? Apakah ini menjadi strategi bertahan hidup baru? Dapatkah Anda mengelola ketakutan sambil mempertahankan kesunyian yang mau tak mau mengubah seluruh habitus kehidupan Anda?

Cara cerdas lain sang sutradara adalah bagaimana di awal hingga pertengahan film tak memperlihatkan jelas wujud aliennya. Penonton dibuat mereka-reka bentuknya. Karena bukan itu tujuan utama dari cerita film ini.


Film ini memproduksi ketakutan bawah sadar terhadap suara, bukan sosok alien yang seram dan bisa saja dibandingkan dengan alien-alien terdahulu.

Tentu saja, dimana pun filmnya selalu ada konflik. Konflik antara Regan dan ayahnya Lee menarik untuk disimak meski porsinya tak besar. Atas dasar cintanya pada anaknya yang difabel membuat Lee melarang Regan ke ruang bawah tanah. Belakangan diketahui Lee menghabiskan hampir separuh waktu setiap harinya berusaha memperbaiki alat bantu dengar Regan.

Suara, biasanya dalam film horor-thriller adalah dagangan utama. Dengan meniadakan hingga level bunyi, penonton disajikan perlawanan rasionalitas naskah bahwa ketakutan itu tidak mesti diwujudkan teriakan-teriakan putus asa sang korban, tawa-tawa bariton sang pelaku atau iringan musik-musik abad pertengahan hingga jeritan Suzanna.

Dari segi cerita hingga pengambilan gambar sangat sederhana, serasa film-film klasik horor 1970-an. Kuat di karakter, cerita dan pengambilan gambar. Yang paling berkesan adalah pada adegan akhir. Saat Regan mengetahui kelemahan alien lewat alat bantu dengarnya dan bersama ibunya siap menghadapi alien (sepertinya akan menang dan happy ending) justru film seketika habis. Sutradara tidak butuh perayaan kemenangan. Brilian.

Film: A Quiet Place

Tahun Rilis: 2018

Penulis Naskah: Scott Beck dan Bryan Woods

Sutradara: John Krasinski

Pemain: John Krasinski, Emily Blunt, Noah Jupe, Millicent Simmonds

(Hendro Prasetyo/Editor)

Tags: a quiet placeemilie bluntresensi filmthriller
Tweet17Share27Share7Share
dewantara.id

dewantara.id

Related Posts

Suguhan Sekian Semesta dalam Dr.Strange: Multiverse of Madness

Suguhan Sekian Semesta dalam Dr.Strange: Multiverse of Madness

May 11, 2022
Review Serial Hitam: Zombi Masuk Desa

Review Serial Hitam: Zombi Masuk Desa

August 17, 2021
The Falcon and Winter Soldier: Sambutlah “Black Captain America” yang Humanis dan Politis

The Falcon and Winter Soldier: Sambutlah “Black Captain America” yang Humanis dan Politis

June 9, 2021
A Quiet Place II: Tegang dan Seru Selevel Jurassic Park Lost World dan I’m Legend

A Quiet Place II: Tegang dan Seru Selevel Jurassic Park Lost World dan I’m Legend

June 9, 2021
Ulas Serial ‘Girl From Nowhere: Season 1’: Setan Itu Hanya Menggoda

Ulas Serial ‘Girl From Nowhere: Season 1’: Setan Itu Hanya Menggoda

June 7, 2021
Menyelami Masa Revolusi Indonesia lewat Idrus

Menyelami Masa Revolusi Indonesia lewat Idrus

April 18, 2020
Revolusi Indonesia Lewat Layar Lebar

Revolusi Indonesia Lewat Layar Lebar

April 15, 2020
Mentari di Raja Ampat: Wisata Terestrial Berbasis Konservasi

Mentari di Raja Ampat: Wisata Terestrial Berbasis Konservasi

January 24, 2020
Load More

Tentang Kami

Dewantara adalah situs informasi seputar kebudayaan khususnya lingkup pendidikan. Berisi artikel, berita, opini dan ulasan menarik lainnya. Dihuni oleh para penulis dan praktisi berpengalaman.

E-mail: jejaringdewantara@gmail.com
Yayasan Bintang Nusantara

Follow Us

Category

  • Advetorial
  • Dari Anda
  • Galeri
  • Garis Waktu
  • Internasional
  • Jejak
  • Jendela Dunia
  • Kabar
  • Kakiku
  • Komunitas
  • Mahasiswa
  • Nasional
  • Opini
  • Praktisi
  • Profil
  • Sains
  • Seni Budaya
  • Siswa
  • Sosok
  • Tips
  • Uncategorized

Popular

  • SMPN 5 Cilegon Serius untuk Jadi Sekolah Rujukan Google

    SMPN 5 Cilegon Serius untuk Jadi Sekolah Rujukan Google

    34 shares
    Share 14 Tweet 9
  • “Bahasa Melayu Sebagai Lingua Franca Masa Kurun Niaga”

    33 shares
    Share 13 Tweet 8

Recent News

LAZISNU Kota Cilegon Menebar Manfaat melalui Berbagi Takjil Gratis

LAZISNU Kota Cilegon Menebar Manfaat melalui Berbagi Takjil Gratis

March 23, 2025
Peresmian Ruang Kelas Masa Depan oleh Dirut PT.SPC Raymond, Direktur wilayah EMEA Google for Education Colin dan Staf Khusus Menteri Kemendikdasmen Rowi.

Google dan SPC Luncurkan ‘Ruang Kelas Masa Depan’, Kemdikdasmen, Pemprov Banten, dan KSRG Dukung

March 12, 2025

© 2018 Dewantara.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi

© 2018 Dewantara.id

Go to mobile version