Harta, kekuasaan, birahi, culas, egois, iri, narsistik, pengkhianatan dan kesemuanya diramu dalam bejana kemunafikan. Taburkan sedikit dendam. Hmm.. Siapa sanggup meracik ini? Nanno terbukti mampu mengeluarkan sisi terburuk seorang insan dan menyajikannya selagi hangat.
Jika ada serial yang agak mengganggu dengan teror dari perempuan psikopat, maka serial Thailand Girl From Nowhere Season 1 bisa jadi top chart. Premisnya tak jauh-jauh, bisa kita mulai dari perawakan pemeran utama; Nanno (Chicha Amatayakul). Rambut panjang hitam legam, kurus, tatapan mata tajam, aura misterius dan poin paling mantap adalah gaya tertawanya. Mungkin ini mengingatkan pada film-film khas Suzanna. Tetap bagi saya, bahkan Suzanna dengan gaya tertawa berpakem kuntilanak masih lebih bagus dan berintonasi. Gaya tertawa Nanno itu kesannya spontan, intonasi berantakan, nadanya kacau dan selalu dikeluarkan bukan untuk menakuti tapi lebih ke merendahkan lawan bicara. Sukar ditiru nan mengganggu, walaupun sulit juga dilepaskan dari ingatan.
Serial Girl From Nowhere terdiri dari 13 episode, yang dua episode didalamnya merupakan sambungan dari episode sebelumnya. Tiap episode memiliki kisahnya sendiri dan berjalan terpisah (kecuali episode sambungan). Kesamaan dari semuanya adalah Nanno selalu berada di sekolah berbeda sebagai murid pindahan. Tiap episode ia bisa berperan bak pahlawan atau menjadi iblis penghasut sekalian. Berikut adalah gambaran singkat dari tiap episode. Tentunya penuh bocoran.
Episode per episode
Pada episode pertama dengan judul Ugly Truth, penonton akan dibuat terpesona pada cara Nanno membalas dendam pada guru cabul di sekolah. Betul sekali, isu seksual guru-murid yang seakan jadi rahasia umum di sekolah-sekolah tapi sering tertutupi. Dengan segala trik, rayuan dan iming-iming sang guru memberikan pelajaran tambahan, yang berujung pada pelecehan kepada sang murid. Nanno, di lain hal, walau dijebak oleh sang guru juga menjebak balik dengan rekaman seksual anak perempuan si guru cabul tersebut.
Episode dua berjudul Apologies. Singkatnya bagaimana Nanno menjadi sumber kecemburuan dari murid-murid. Rencana jahat segera dirancang menyingkirkan Nanno, dari pemerkosaan sampai pada pembunuhan. Disini saya mendeskripsikan Nanno bukanlah manusia biasa. Di episode kedua ini, berkali-kali diperlihatkan Nanno selalu bangkit dari kematian.
Trophy adalah judul episode ketiga. Prestise prestasi di sekolah menempatkan seorang murid biasa merasa terasing di lingkungan para jenius. Nanno sedang dalam mode iblis saat menghasut murid “rata-rata” tersebut jalan singkat menuju kesuksesan. Apalagi kalau bukan menjiplak karya orang lain. Cerita pada episode ini cukup gelap. Obsesi pada kebohongan yang tiada tara.
Bergaul di lingkungan kaum jetset, atau sultan, atau papan atas dan sebutan lainnya mungkin idaman bagi sebagian orang. Dalam episode empat berjudul Hi-So ini, seorang murid laki-laki selalu mengibuli teman-temannya tentang kondisi ekonomi orang tuanya. Dibilangnya punya istana, sering keliling dunia dan punya barang-barang mewah. Semua itu agar ia dapat diterima di pergaulan kaum atas. Padahal dalam kenyataannya orangtuanya hanyalah kelas pas-pasan yang tengah berjuang tapi tidak beranjak kemana-mana karena ulah anaknya. Tunggakan kredit lah, duit raib lah, barang hilang lah. Datanglah Nanno dengan solusi singkat nan jahat. Pemuda tersebut harus membayar 20 ribu baht pada Nanno, untuk menyewa istana dan pembantu sewaan. Tak dinyana, pembantu yang ada di istana adalah orangtuanya sendiri. Bermain peran berbahaya hingga orangtuanya terluka. Orangtuanya dapat bayaran, sementara sang anak dapat tunggakan.
Apa yang nyata dan apa yang fiksi menjadi kabur dalam episode lima bertitel Social Love ini. Tersebutlah sebuah pasangan muda-mudi yang menjalani hubungan di dunia nyata. Kemudian hadirlah Nanno merusak pasangan tersebut melalui media sosial. Jadi, di sekolah tersebut media sosial sudah melangkahi realita. Dijodohkanlah Nanno dengan si pria. Si perempuan merasa tersaingi dan terganggu meski hubungannya si pria dengan Nanno hanyalah di media sosial. Hanya saja, media sosial seakan nyata. Fans fanatik terbentuk dan mulai menyingkirkan pasangan aslinya.
Curhat dalam coretan tembok itu biasa di sekolah. Tapi di episode enam ini coretan tembok bisa fatal. Judulnya Wonderwall. Khusus judul ini terdiri dari dua episode. Dalam Wonderwall, kembali kecemburuan dan iri hati mendominasi. Disini Nanno tidak banyak berbuat. Nanno malahan menjadi korban dan hanya menggoda si pelaku corat-coret tembok toilet. Konon, apapun yang ditulis dalam tembok itu, di kamar kakus itu, kelak menjadi nyata. Lantaran si pencemburu pada Nanno makin terhasut dan bernafsu menyingkirkan Nanno, tanpa sadar ia juga melenyapkan orang-orang di sekitarnya. Nanno menggoda si pencemburu buta itu hingga seluruh dunia pun dibencinya kelak. Kekacauan yang diakibatkan coretan di tembok membuat si pencemburu sadar, namun malah membuat kekacauan lebih parah. Stabilitas keheningan. Ia pun menulis, “Saya ingin semua orang menghilang,”

Pada episode tujuh, kita akan saksikan sisi manis dari Nanno. Serius! Dalam episode “Lost And Found” kita dipaksa membayangkan Nanno yang semisterius nan keji itu menjalin hubungan dengan pria. Remaja pria yang berhasil membuat Nanno kepincut pastinya bukan orang sembarangan. Dia adalah seorang juara; jelasnya juara pengutil. Barang dihadapannya bisa seketika raib tak berbekas. Sang pria juga amat terbawa perasaan pada Nanno, karena Nanno membawanya pada dunia yang penuh tantangan: Mencuri lukisan sekolah di ruang kepala sekolah dilengkapi empat sudut CCTV. Kisah pun berlanjut bagaimana bisa memenuhi hasrat mencuri yang lebih besar lagi, yakni uang hasil suap sekolah. Tak dinyana, asmara yang Nanno lancarkan tak lain siasat agar si pria terpenuhi impian terdalamnya. Bertemu ayahnya sendiri. Tapi di dalam penjara.
Bicara tentang premis yang absurd, maka episode delapan dengan tajuk “Trap” adalah yang terdepan. Perkenalan Nanno sebagai murid baru beriring dengan kejadian kaburnya pembunuh berantai yang mengincar sekolahnya. Terpenjara di ruang kelas dengan guru, anak badung, murid berpacaran, geng siswi, dan anak kecil dari guru, Nanno berhasil melakukan tipu daya dan mengeluarkan sisi terburuk dari masing-masing karakter. Dengan kondisi terdesak pembunuh berkeliaran, lalu sinyal internet mati, praktis hanya ada mereka dan Nanno. Ada pengkhianatan, diskriminasi, prasangka, dendam, aksi culas bahkan oleh anak kecil. Seperti biasa, Nanno hanya menggoda dan tertawa.
Episode sembilan berjudul “Thank You Teacher” sebenarnya adalah ironi. Disini kita diperlihatkan rasa terima kasih para siswa terhadapnya gurunya yang kejam, tangan besi dan ambisius. Bahwa pun rasa terima kasih itu bisa mewujud menjadi skorsing bagi sang guru. Aneh? Tunggu saja akhir adegan. Dengan sadistis dan kekesalan memuncak, sang guru membantai seluruh sekolah. Sesudahnya, dengan penyesalan memuncak pula dia bunuh diri. Dimana Nanno? Sedang menghasut guru tersebut.
“The Rank” adalah judul di episode sepuluh yang kurang lebih menggambarkan cerita secara keseluruhan. Alkisah, Nanno kembali lagi menjadi anak baru di sekolah yang menjunjung tinggi popularitas. Jadi di sekolah Nanno ini ada semacam aplikasi internal yang merangking keterkenalan siswi. Sepuluh besar berhak mendapat fasilitas istimewa, seperti kantin yang terpisah dengan ragam makanan mewah. Sebagai murid baru, Nanno langsung melejit peringkatnya. Seketika membuat iri temannya, Ying. Dengan siasat jahat dan sedikit godaan Nanno, Ying mulai melancarkan aksi yang merusak wajah pada “Sepuluh Besar”. Sekolah menjadi kacau.
Episode sebelas dan dua belas adalah kesatuan. Berjudul “BFF Part 1” dan “BFF Part 2”. Kisah ini dimulai dari acara reuni sekolah yang mempertemukan kembali seluruh siswa dalam satu kelas dengan sebuah peti kenangan. Peti itu menyimpan barang-barang kenangan yang dua belas tahun silam disimpan untuk dibuka kembali. Dalam peti tersebut muncul ponsel jadul yang entah kepunyaan siapa. Bisa ditebak ponsel itu dari orang yang tak disangka sebelumnya: Nanno. Nanno ternyata adalah murid yang disingkirkan di kelas tersebut. Hanya seumur semester di kelas. Awalnya Nanno menguak asmara terlarang antar teman lama, pencucian uang, kontraktor licik, iklan kosmetik palsu, pelaku KDRT, fotografer pedofilia hingga binaraga penenggak steroid. Kesemuanya tidak ada yang lurus-lurus saja, sementara Nanno yang hanya punya sikap berbeda dirisak hingga mengalami kekerasan. Dengan menaruh racun dalam minuman, Nanno memporakporandakan emosi seluruh peserta reuni. Pada akhirnya mereka saling bunuh demi obat penawar.
Episode terakhir tadi juga ditampilkan kilas balik dari keseluruhan serial Season 1. Utamanya adalah membahas kebobrokan dunia sekitar sekolah, dari guru cabul, ekstrim, pertemanan yang merusak, perisakan, hiruk pikuk remaja soal rasa tanggung jawab, kecantikan, pencapaian dan kekayaan, sampai bagaimana si lemah bisa juga kejam ketika punya kekuatan. Sebetulnya cerita ini mengandung satir yang kental. Hanya saja tidak seperti biasa dengan dibalut komedi atau drama. Girl From Nowhere Season 1 menyuguhkan ketegangan dengan selipan adegan berdarah, pengkhianatan hingga terbenamnya harga diri.
Dalam dunia Lakorn (sebutan untuk serial dan film asal Thailand), serial Girl From Nowhere Season 1 garapan GMM-25 dan Netflix ini memiliki jumlah penonton yang tinggi. Bahkan terus menanjak dua tahun setelah rilis pertamanya di tahun 2018. Untuk Season 2 sudah berjalan meski terlambat akibat pandemi Covid-19.
Karakter Nanno sebenarnya tidak penting-penting amat dalam cerita. Sebab yang dia lakukan hanya mengamati dan menghasut sambil berperilaku introvert, misterius dan menampilkan paras yang kelam. Bagi penulis karakter pendamping di tiap episode yang membuatnya menarik. Seakan membuat penonton menerka hal buruk apa yang akan mereka lakukan dan sejauh mana skala kerusakannya.