Dewantara – Pada bulan April dan Mei 2022 penonton di dunia dimanjakan dengan 3 tontonan franchise populer. Yaitu Fantastic Creatures and Where to Find Them: Secret of Dumbledore karya studio Warner Bros.Picture, lalu Dr.Strange: Multiverse of Mandness karya studio Marvel. Dan sebentar lagi Jurrasic World: Dominion karya studio Universal Pictures. Untuk penonton Indonesia ada tambahan satu lagi, film yang diangkat dari thread horor di twitter, KKN di Desa Penari karya studio MD Pictures.
Dr.Strange: Multiverse of Madness (DSMM) lebih banyak menyedot perhatian karena karakter bagian dari Marvel Cinematic Universe (MCU) tahap 3, sekaligus saat ini MCU tahap 4. Penggemar tontonan Marvel sejak film Captain America: Civil War, lalu Avenger : Infinity War , dan diteruskan dengan Avenger: End Game, kemudian memiliki ledakan penggemar, yang kemudian bertranformasi jadi fansbase yang luar biasa banyak.
Sebelum nonton film, sesuai judulnya, gambaran “Madness” tuh dikira ada sekian puluh Dr.Strange saling bertarung satu sama lain karena membela aspirasi atau kepentingan ‘universe’ masing-masing. Atau barangkali Dr.Strange harus berkolusi dengan Dormamu penguasa Dark Dimension yang sempat Strange usir dari bumi pada film pertama Dr.Strange. Mungkin harapan penulis terlalu “gimana-gimana” atau menyamakan film Marvel dengan sepak terjang Anggota DPR di Wakanda.
Awal film DSMM menampilkan adegan kejar-kejaran antara monster dengan Dr.Strange dari universe lain yang menyelamatkan tokoh perempuan muda bernama America Chavez (diperankan oleh Xochitl Gomez) . Dari permulaan film penonton sudah menyaksikan realitas universe yang ada beberapa, dengan ‘ruang perantara’ yang di dalamnya ada Kitab Visanthi. Keberadaan universe yang banyak ini, yang kemudian disederhanakan dengan konsep ‘multiverse’ ini merupakan ruang bercerita sepanjang film. Tokoh America Chavez juga diburu oleh monster dan kemudian sempat ingin dibunuh oleh Dr.Strange (diperankan oleh Benedict Cumberbatch) juga karena kemampuan unik America, yaitu mampu pindah-pindah antar universe. Tentu pindah-pindah tanpa muntah setiap pindah, pastinya.
Cerita Perjalanan Mental dan Spiritual
Film DDMM menampilkan special effect yang lumayan, dengan dialog-dialog penuh nasihat ala-ala orang tua kepada anak, dari Dr.Strange dan tokoh Wong (diperankan oleh Benedict Wong) kepada sosok America. Beberapa dialog cukup terkesan menggurui, terutama bagi yang membandingkannya dengan dialog-dialog di film-film Spiderman: Far Home dan Spiderman: No Way Home.
Dua film terakhir Spiderman tersebut memiliki dialog-dialog yang renyah. Sehingga dialog kematian Bibi May dan dialog pertemuan ketiga Spiderman beda universe juga terkesan “mengalir” serta ‘tidak terduga” Dan buat banyak orang, terutama penggemar film Marvel, itu satisfying.
Adegan 2/3 awal film DSMM cukup terselamatkan dari membuat ngantuk dengan akting brilian dari Wanda Maximoff alias Scarlet Witch (diperankan oleh Elizabeth Olsen). Selain itu juga ada scene adegan berkategori jump scare yang melibatkan monster penjaga dan roh-roh orang mati. Selebihnya cerita penokohan (pembangunan karakter) pada sosok Scarlet Witch, benar-benar membuatnya menjadi sosok anti-hero di film ini. Olsen harus menjadi 2 versi tokoh Wanda dari 2 universe yang berbeda. Suatu hal yang menantang bukan?

Pada akhir film, kebenaran dan hati nurani selalu mengalahkan kebatilan dan rasa egois. Tapi penulis pikir, setelah Spiderman : No Way Home dan DSMM itu, penggunaan alur cerita “multiverse” perlu disudahi. Bukan apa-apa, sudah mulai gampang ditebak.
Ahmad Muttaqin