Marvel sudah menjadi franchise film ternama sejak membangun dan berhasil menjual Marvel Cinematic Universe (MCU) phase 2 dan phase 3. Menurut website marvelcinematicuniverse.fandom.com kesuksesan phase 2 mengandalkan film Iron Man 3, Thor: Dark World, dan Avengers: Age of Ultron adalah prestasi-prestasi tinggi blockbuster film dunia. Phase 2 menghasilkan 5,2 miliar dollar. Sukses dilipatgandakan melalui phase 3, penjualan mencapai puncaknya lewat Avengers: Infinity War, dan Avengers: End Game. Dua film mega-blockbuster di banyak negara, termasuk Indonesia. Phase 3 menghasilkan 13,5 miliar dollar.
Ketika franchise Marvel menutup MCU phase 3 dengan Spiderman: Far From Home, kita paham seberapa bagus studio Marvel mengembangkan alur cerita yang seru, diselipkan kisah cinta yang segar, dan tentu saja special effect tingkat dewa. Sampai sini kita berpikir, ” wow, sky is the limit “. Dan kalau yg tidak sabaran, pertanyaannya: “what’s next?”
Black Captain America
Jawaban dari pertanyaan “what’s next?” itu adalah 3 serial Marvel yang ditayangkan pada aplikasi nonton berbayar Disney+ Hotstar, yaitu WandaVision; The Falcon and Winter Soldier; dan Loki. Tentu fans MCU phase 3 sangat familiar dengan heroes – atau dalam Loki mungkin villain – pada ketiga serial itu dan mau membayar tambahan sekian puluh ribu per bulan rupiah, apalagi untuk pelanggan Telkomsel, mayoritas paket langganan internet android sudah ada bundling Disney+ Hotstar di dalamnya.
WandaVision benar-benar unik dan jauh dari ekspektasi serial action. Kisah cinta Wanda Romanof (diperankan Elizabeth Olsen) dan Vision (diperankan Paul Bettany) malah diolah menjadi kisah komedi-romantis berlatar belakang rumah dan pemukiman warga Amerika Serikat pada umumnya. Tiga episode awal – dari total 9 episode – malah kental unsur drama musikalnya.
Para action-movie freak atau serial freak yg suka action baru dimanjakan lewat serial The Falcon and Winter Soldier (TFWS). The Falcon dan Winter Soldier masih ditampilkan sebagai bagian dari kepentingan militer Amerika Serikat (AS). Dan pasca penghancuran Thanos dan komplotannya, dengan tewasnya Tony Stark a.k.a Iron Man (diperankan Robert Downey Jr.) dan sepeninggal Steve Rogers a.k.a Captain America (diperankan Chris Evan), siapa yang berhak memiliki atau menggunakan tameng Captain America?
Sam Wilson a.k.a The Falcon (Anthony Mackie), terlepas Steve Rogers sudah menyerahkan tameng Captain America kepada dirinya, masih merasa bahwa tameng Captain America mewakili sesuatu yang lebih besar. Pada episode 1 , Sam berpidato dalam pengembalian sekaligus memuseumkan tameng Captain America. Diterjemahkan, “Dunia telah berubah selamanya. Beberapa bulan lalu, miliaran orang muncul kembali setelah lima tahun menghilang. Membuat dunia kacau balau. Kita butuh pahlawan-pahlawan baru. Pahlawan yang cocok untuk masa seperti ini.” Ia melanjutkan, “Simbol, tak berarti tanpa orang-orang yang memberinya makna.” Lalu sambil mengambil dan memegang tameng Captain America berkata kepada hadirin, “Entah apakah pernah ada simbol yang lebih baik. Namun, ini lebih mengenai orang yang memakainya. Dan sekarang dia sudah tiada. Hari ini kita memghormati warisan Steve serta melihat masa depan. Terima kasih Captain America. Namun ini adalah milikmu.”
Bucky Barnes a.k.a. Winter Soldier (diperankan Sebastian Stan) justru menentang keputusan Sam untuk menyerahkan tameng Captain America kepada pemerintah AS. Barnes melihat bahwa Steve sudah mengamanahkan tameng kepada Sam. Selain itu Sam dan Barnes memiliki kedekatan yang lebih kepada Steve, nuansa itulah yang ingin ditampilkan oleh sutradara TFWS Kari Skogland. Bahwa kedekatan Barnes, Sam, Steve, bahkan sampai Black Panther (diperankan oleh Chadwick Boseman) dan pengawal Okoye (diperankan Danai Gurira), yang mana dalam film Captain America: Civil War mereka satu barisan menentang proposal pemerintah AS yg didukung barisan Tony Stark dan kawan-kawan.
Sejak episode 1 dan 2 juga digambarkan sosok manusia dari Sam Wilson. Ketika ia pulang ke keluarganya ia menemukan bahwa adiknya, Sarah, beserta keponakannya hidup pas-pasan dan hendak menjual kapal penangkap ikan warisan orang tua mereka. Ketika Sam dan Sarah (diperankan Adepero Oduye) mengajukan kredit pinjaman pun , bank menolak mereka. Jadi walau banyak orang di AS sampai ke lingkungan tempat tinggal Sam dan Sarah mengenal Sam sebagai The Falcon dan anggota Avengers, tetap saja bantuan tidak pernah diberikan kepada Sarah dan keluarga kecilnya. Di sini terlihat kontradiksi seorang ‘pahlawan’ yang superheroes harus menghadapi kesulitan keuangan keluarga. Dan Sam sadar ia bagian dari komunitas kecil dari warga kulit hitam AS yang harus berjuang keras di negara yang memiliki american dream. Dari situ semakin minder deh Sam untuk meneruskan cita-cita pahlawan superheroes yg telah diamanatkan Steve kepadanya.
Musuh yang dihadapi oleh Sam dan Barnes adalah kelompok Flag Smasher yang dipimpin oleh remaja perempuan bernama Karli (diperankan oleh Erin Kellyman). Ideologi Flag Smasher juga menarik. Mereka terdiri dari anak atau remaja pengungsi yang mencari suaka dan perlindungan dari negara-negara maju, termasuk AS. Ideologi mereka ideologi pembebasan yang mencita-citakan “Satu Bangsa. Satu Rakyat”. Kalau di Indonesia, kelompok Flag Smasher mungkin oleh anggota DPR-RI asal PDI Perjuangan sekaligus mantan senior Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI) Masinton, akan dilabeli “berpaham anarko”. Sedangkan oleh Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mungkin akan dituduh kelompok Taliban.
Ada beberapa karakter kuat yang kemudian juga menambah rasa kental intrik politik ketika ada tokoh Zemo (diperankan oleh Daniel Bruhl) dan Isaiah Bradley (diperankan Carl Lumbly). Zemo yang anti-superhero berkepentingan agar serum kekuatan super yang digunakan oleh kelompok Flag Smasher dapat dihancurkan, selain itu ilmuan pembuat serum juga perlu dihabisi. Sampai Zemo sendiri yang menembak mati. Sedangkan Bradley adalah seorang pahlawan superhero hasil percobaan laboratorium pemerintahan AS. Sebagai satu-satunya kelinci percobaan yang berhasil bertahan hidup, Bradley sampai harus kabur dan menghapus identitasnya untuk menghindari ditangkap kembali oleh Pemerintahan AS.
Penampilan George Saint Pierre sebagai cameo penjahat juga menyegarkan. George Saint Pierre merupakan juara dunia Ultimate Fighting Championship (UFC) kelas welterweight dan middleweight.
Akhirnya, setelah mendapatkan outfit baru dan mengenakan tameng Captain America, Sam, Barnes dan sekutu-sekutu mereka berjuang Karli dan Flag Smasher. Sebagai bagian dari “pihak yang benar”, Sam berbicara langsung kepada para pemimpin dunia bahwa dibalik tindakannya yang anarkis, ada tujuan kemanusiaan dari Flag Smasher.
Dan ketika Sam berhasil berbicara dengan lugas, menampakkan nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai perjuangan, maka saat itulah ia telah menyandang gelar Black Captain America.
A.M.