Pernah ditahan dan langsung dibebaskan pada bulan Mei 2018 lalu di Spanyol, ternyata tak menyurutkan mantan Manajer keuangan asal Inggris ini untuk mengkritik Putin yang dalam kacamatanya merupakan sosok berbahaya..
Dewantara – Bill mengaku bahwa insiden penangkapan tersebut tidak mempengaruhi intensitas usahanya untuk mendobrak gurita korupsi dalam pemerintahan Putin. Sosok Bill, 53 tahun sebenarnya berasal dari Chicago, namun pada tahun 1998 memutuskan untuk bermukim di Inggris.
Bill Browder sendiri menyebut dirinya sendiri sebagai musuh nomor satu dalam daftar Vladimir Putin. Sebuah posisi nyata yang menurutnya malah menguntungkan pribadi Bill.
Dua minggu setelah ia ditangkap di Madrid dengan surat perintah penangkapan Rusia, sebagaimana dilansir dari Reuters, Jum’at (15/6/2018), Browder mencoba untuk balik melawan. Lantas, bagaimanakah sebenarnya sepak terjangnya selama ini ?
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut rangkaian ulasannya:
Seorang pengusaha Inggris, Bill Browder juga dikenal sebagai pengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin, beberapa pekan lalu Bill sempat ditahan dan kemudian dibebaskan kembali oleh polisi Spanyol. Alasannya surat perintah penahanan Browder terkait pengemplangan pajak yang berasal dari Rusia, dinyatakan tidak valid.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (31/5/18), Browder yang sempat menjabat direktur badan investasi Hermitage Capital Management ini, diketahui memimpin kampanye bongkar korupsi dan hukum para pejabat Rusia yang dianggap bertanggung jawab atas kematian Sergei Magnitsky tahun 2009.
Divonis 9 tahun penjara
Pada Desember 2017 silam, pengadilan Rusia menjatuhkan vonis 9 tahun penjara terhadap Browder secara in absentia, setelah dia dinyatakan bersalah dan secara sengaja menyatakan bangkrut dan melakukan pengemplangan pajak.
Dalam keterangan via Twitter, Browder menyatakan bahwa Interpol telah menyarankan Kepolisian Spanyol untuk tidak mematuhi red notice Interpol Rusia, yang meminta bantuan untuk mencari lokasi dan menangkap seseorang sebelum diekstradisi.
“Ini keenam kalinya Rusia memanfaatkan Interpol dalam kasus saya,” sebut Browder via Twitter usai dia dilepaskan Kepolisian Spanyol di Madrid.
Kepolisian Spanyol dalam pernyataannya telah menegaskan bahwa Browder berada di tahanan polisi untuk ‘waktu paling minimum’ dan akhirnya dilepaskan karena surat perintah penahanan yang dirilis otoritas Rusia tidak valid.
Penahanan Browder ini terjadi pada saat yang sama ketika jurnalis Rusia, Arkady Babchenko, dilaporkan tewas ditembak di Ukraina – yang ternyata masih hidup – Babchenko pun juga setali tiga uang dengan Bill, sosoknya dikenal sebagai pengkritik Putin. Dia banyak dikecam politikus Rusia pro-Kremlin atas komentar-komentarnya di media sosial soal pengeboman yang dilakukan Rusia di Aleppo, Suriah juga soal karakterisasi Rusia sebagai agresor Ukraina.
Pada saat ditangkap, Browder sedang berada di Madrid, Spanyol, untuk memberi bukti terkait kasus Magnitsky ke jaksa Spanyol bernama Jose Grinda, yang memimpin penyelidikan kejahatan terorganisasi.
Bukti itu menunjukkan aliran uang ke Spanyol terkait kasus Magnitsky. Tahun 2008, Magnitsky ditangkap oleh pemerintah Rusia setelah menuding sejumlah pejabat Rusia terlibat penipuan pajak skala besar. Dia meninggal setahun kemudian saat proses persidangan.
Sempat Bersaksi di Komite Kehakiman Senat dan Kongres
Bill adalah ahli keuangan yang berubah haluan karena dianggap “bermasalah” dengan pemerintahan orang nomor satu Rusia, Vladimir Putin. Bill Browder sempat mengestimasi kekayaan presiden satu ini mencapai US$ 200 miliar. Hal tersebut ia sampaikan saat memberi kesaksian ke Komite Kehakiman Senat tahun 2017 lalu.
Sejatinya Bill Browder juga bukan orang sembarangan. Ia merupakan pendiri dan bos dari Hermitage Capital Management yang merupakan perusahaan penasihat investasi di Rusia. Ia memimpin perusahaan tersebut dari 1996 hingga 2005 dan memiliki investasi sebesar US$ 4 miliar di pasar saham Rusia.
“Saya mengestimasi bahwa dia (Putin) telah mengumpulkan kekayaan senilai US$ 200 miliar,” ungkap Browder di depan Kongres seperti dilansir dari CNBC, Selasa (1/8/17) setahun.
“Ia menyimpan uangnya di negara barat. Semua uangnya di Barat berpotensi terkena pembekuan aset dan penyitaan,” ungkap Browder.
Browder juga menjelaskan, pada tahun 2005, ia menjadi incaran pemerintah Rusia dan dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasional. Ia juga dibuang dari Rusia dan tidak diijinkan untuk kembali melakukan investasi.
Setelah dia dipaksa keluar negara, pejabat Rusia menyita dana investasi Hermitage Capital Management. Pejabat Putin mengambil tanpa izin US$ 230 juta uang perusahaannya. Browder mengatakan kekayaan Putin adalah hasil dari praktik jahat.
“Ada sekitar 10.000 pejabat di Rusia yang bekerja untuk Putin. Mereka diberi instruksi untuk membunuh, menyiksa, menculik, memeras uang dari orang-orang dan merebut properti mereka,” kata Browder.
Momentum strategis perlawananan Browder terhadap Rusia adalah pada waktu ia bersaksi di hadapan Kongres karena kasus pembunuhan yang membelit pengacara Rusia yang dipekerjakannya, Sergei Magnitsky.
Sosok Dibalik Undang-Undang Magnitsky
Magnitsky sendiri dikabarkan meninggal di Rusia usai diduga disiksa dan tidak diberi perawatan medis. Kematian Magnitsky pun akhirnya memicu perselisihan sengit antara Rusia dengan Amerika Serikat (AS).
Hingga kemudian lahirlah apa yang disebut dengan “sanksi Magnitsky” yaitu sanksi yang melarang setiap individu Rusia yang diduga melanggar HAM untuk masuk ke AS dan membekukan aset-aset mereka di AS. Tidak hanya itu, “sanksi” yang tertuang dalam Undang-Undang Manitsky tersebut juga termasuk didalamnya hukuman penjara bagi pejabat Rusia yang terkait penipuan, penggelapan pajak, pelanggaran hak asasi manusia dan praktik korup lainnya.
Beberapa waktu lalu, Browder menuding Putin memiliki dendam pribadi terhadap dirinya yang berupaya memberlakukan sanksi Magnitsky itu ke berbagai negara lain.
Bisa dikatakan Browder adalah sosok di belakang Undang-Undang Magnitsky. Undang-Undang Magnitsky sendiri dikabarkan diadopsi di tujuh negara, termasuk Amerika Serikat pada tahun 2012.
Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson, yang telah berbicara dengan Browder mengaku lega akhirnya dirinya dibebaskan. “Moskow seharusnya berkonsentrasi pada upaya membawa pihak-pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan Magnitsky ke pengadilan,” tegasnya.
“Hanya ada dua tempat di dunia dimana saya merasa aman, yaitu di Amerika Serikat dan Kanada,” pungkas Bill, yang selalu khawatir keselamatannya terancam, karena terutama setelah insiden racun saraf yang menyerang eks agen Rusia di Inggris, Sergei Skripal pada awal bulan Maret 2018.
MZ