Dewantara
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi
Dewantara
No Result
View All Result
Home Kabar Internasional

Pendidikan di Jerman

dewantara.id by dewantara.id
October 24, 2016
in Internasional
0
Pendidikan di Jerman
32
SHARES
3k
VIEWS
Share on TwitterShare on Facebook

Dewantara- Jerman merupakan salah satu negara di Eropa yang memiliki kualitas pendidikan terbaik di dunia. Indonesia sendiri sudah menjalin kerja sama di bidang perguruan tinggi, sejak tahun 1945. Tercatat setidaknya ada 27.000 pelajar Indonesia yang kuliah di Jerman jika ditotal hingga saat ini. Salah satunya tentu Presiden Indonesia ketiga Bacharuddin Jusuf Habibie.

Jerman juga menjadi negara peringkat ketiga sebagai penerima Hadiah Nobel yakni 80 penghargaan kepada orang Jerman. Hal itu menunjukkan betapa Jerman menghargai lembaga riset dan pendidikan tinggi. Prestasi tersebut setidaknya digerakkan oleh 3 penggerak besar dalam pendidikan Jerman. Di antaranya  400 perguruan tinggi, empat institusi penelitian ekstrauniversiter dan lembaga riset ternama dari perusahaan industri. Selain itu, komitmen pendidikan di Jerman juga ditunjukkan melalui investasi mereka terhadap riset dan pengembangan yakni sebesar 2,5 persen dari produk domestik bruto.

Pemerintah Jerman juga membuat sejumlah terobosan yang berkaitan dengan bidang pendidikan. Salah satunya yaitu program bermoto “Kenaikan Karier Lewat Pendidikan” yang menawarkan kursus dan pelatihan untuk semua kelompok umur. Selain itu, ada beberapa program lainnya seperti “Pakta Perguruan Tinggi 2020”, “Strategi Hightech”, “Pakta untuk Riset dan Inovasi”, atau “Strategi Internasionalisasi”.

Wajib Sekolah
Sama dengan Indonesia, negara yang dikenal dengan tim panzer di sepak bola ini juga memiliki kewajiban wajib sekolah untuk anak mulai usia enam tahun selama sembilan tahun. Bedanya dengan Indonesia, Jerman menyerahkan kewenangan wajib sekolah kepada negara bagian. Sehingga, sistem pendidikan, kurikulum dan jenis sekolah berbeda-beda antar negara bagian. Selanjutnya untuk kesesuaian atau kesetaraan pendidikan sekolah dan tanda lulusnya dijamin oleh Konferensi Tetap Para Menteri Kebudayaan Negara Bagian (KMK). Untuk pendidikan di sekolah publik ini, siswa tidak dipungut biaya.

Jumlah siswa di Jerman pada tahun ajaran 2014/2015 tercatat hampir 11 juta murid yang tersebar di 44.880 sekolah umum dan sekolah kejuruan publik. Sementara untuk jumlah gurunya tercatat sebanyak 795.600 orang. Selain di sekolah umum, anak-anak juga belajar di sekolah-sekolah swasta sebanyak 969.000 siswa yang tersebar di 6.620 sekolah swasta. Jerman juga memberi perhatian besar pula pada pendidikan dini untuk anak yang berusia prasekolah dan penjalinan proses itu dengan lingkungan sekolah dasar.

Sistem sekolah tersusun secara vertikal dalam tiga tingkatan:

a. tingkat dasar serta tingkat lanjutan I dan II. Pada umumnya semua anak mengunjungi sekolah dasar yang sama, yang mencakup kelas 1 sampai kelas 4 (Berlin dan Brandenburg: 1 sampai 6).

b. Setelah itu terdapat tiga jenjang pendidikan lanjutan standar: sekolah lanjutan umum (Hauptschule, kelas 5 sampai 9 atau 10), sekolah menengah berijazah (Real-schule, kelas 5 sampai 10) serta gimnasium (kelas 5 sampai 12 atau 13, ijazah: hak masuk perguruan tinggi/Abitur).

Ada sekolah tersendiri untuk masing-masing jenjang tersebut, tetapi ada juga sekolah yang menggabungkan dua atau – seperti halnya sekolah terpadu – tiga jenjang pendidikan lanjutan tersebut, sehingga siswa dapat pindah sekolah dengan lebih mudah. Nama untuk jenis sekolah dapat berbeda di negara bagian, hanya nama gimnasium yang dipakai secara seragam. Pada tahun 2014 ada 432.700 lulusan sekolah yang berhak melanjutkan ke universitas atau ke perguruan tinggi ilmu terapan. Untuk anak yang memerlukan pembinaan khusus terdapat sekolah luar biasa sesuai dengan disabilitas masing-masing. Namun diupayakan juga supaya semakin banyak penyandang disabilitas belajar bersama dengan anak lainnya di kelas, seperti yang dituntut oleh Konvensi Hak Penyandang Disabilitas. (sumber: www.tatsachen-ueber-deutschland.de/id)

Penulis: Annisa

Tags: Jermanpendidikan
Tweet8Share13Share3Share
dewantara.id

dewantara.id

Related Posts

Menghilangkan Kecemasan Pekerjaan Dalam Waktu Libur

Menghilangkan Kecemasan Pekerjaan Dalam Waktu Libur

January 4, 2020
PFL Championship 2019: Kayla Harrison Merebut Sabuk Kelas Ringan Wanita dan Uang Sejuta Dollar

PFL Championship 2019: Kayla Harrison Merebut Sabuk Kelas Ringan Wanita dan Uang Sejuta Dollar

January 1, 2020
Penembakan Di Pangkalan Angkatan Laut  Amerika Serikat, 3 Orang Tewas

Penembakan Di Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat, 3 Orang Tewas

December 7, 2019
Bagaimana membuat perbincangan menarik? (Bagian 1)

Bagaimana Membuat Perbincangan Menarik? (Bagian 5-Habis)

June 1, 2019
Bagaimana Membuat Perbincangan Menarik? (Bagian 4)

Bagaimana Membuat Perbincangan Menarik? (Bagian 4)

May 14, 2019
Bagaimana Membuat Perbincangan Menarik? (Bagian 3)

Bagaimana Membuat Perbincangan Menarik? (Bagian 3)

May 7, 2019
Bagaimana Membuat Perbincangan Menarik? (Bagian 2)

Bagaimana Membuat Perbincangan Menarik? (Bagian 2)

May 6, 2019
Bagaimana membuat perbincangan menarik? (Bagian 1)

Bagaimana membuat perbincangan menarik? (Bagian 1)

May 3, 2019
Load More

Tentang Kami

Dewantara adalah situs informasi seputar kebudayaan khususnya lingkup pendidikan. Berisi artikel, berita, opini dan ulasan menarik lainnya. Dihuni oleh para penulis dan praktisi berpengalaman.

E-mail: jejaringdewantara@gmail.com
Yayasan Bintang Nusantara

Follow Us

Category

  • Advetorial
  • Dari Anda
  • Galeri
  • Garis Waktu
  • Internasional
  • Jejak
  • Jendela Dunia
  • Kabar
  • Kakiku
  • Komunitas
  • Mahasiswa
  • Nasional
  • Opini
  • Praktisi
  • Profil
  • Sains
  • Seni Budaya
  • Siswa
  • Sosok
  • Tips
  • Uncategorized

Popular

  • SMPN 5 Cilegon Serius untuk Jadi Sekolah Rujukan Google

    SMPN 5 Cilegon Serius untuk Jadi Sekolah Rujukan Google

    34 shares
    Share 14 Tweet 9
  • “Bahasa Melayu Sebagai Lingua Franca Masa Kurun Niaga”

    33 shares
    Share 13 Tweet 8

Recent News

LAZISNU Kota Cilegon Menebar Manfaat melalui Berbagi Takjil Gratis

LAZISNU Kota Cilegon Menebar Manfaat melalui Berbagi Takjil Gratis

March 23, 2025
Peresmian Ruang Kelas Masa Depan oleh Dirut PT.SPC Raymond, Direktur wilayah EMEA Google for Education Colin dan Staf Khusus Menteri Kemendikdasmen Rowi.

Google dan SPC Luncurkan ‘Ruang Kelas Masa Depan’, Kemdikdasmen, Pemprov Banten, dan KSRG Dukung

March 12, 2025

© 2018 Dewantara.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Advetorial
  • Sosok
  • Jejak
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Komunitas
  • Sains
  • Redaksi

© 2018 Dewantara.id

Go to mobile version